Selain dikenal sebagai negara kepulauan, Indonesia juga dikenal akan keragaman hayati yang dimiliki. Namun, sayangnya belum banyak yang mengenal apa saja macam keanekaragaman hayati di Indonesia ini.
Untuk itu, sebagai upaya untuk mengapresiasi keanekaragaman hayati di Indonesia, yuk simak penjelasan di bawah ini yang akan mengupas pembagian bioregion di Indonesia, ekosistem di Indonesia, dan flora serta fauna di Indonesia.
Daftar Isi
Pembagian Bioregion di Indonesia
Indonesia adalah negara yang terletak di antara garis 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Karena terletak di sepanjang garis khatulistiwa, Indonesia memiliki 18.110 pulau. Setiap pulau memiliki ekosistem yang khas dengan beragam komunitas makhluk hidup.
Keanekaragaman hayati di Indonesia sangat tinggi karena hal tersebut. Pembagian bioregion di Indonesia didasarkan pada biogeografi flora dan fauna, yang mencerminkan penyebaran makhluk hidup berdasarkan ruang dan waktu. Garis Wallace, Weber, dan Lydekker merupakan garis yang penting dalam pembagian ini.
Garis Wallace memisahkan unit biogeografi Sunda (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan) dari Wallacea (Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara). Garis ini terletak di selat Lombok dan melanjutkan ke utara melalui selat Makassar. Garis Weber membedakan biogeografi Wallacea dengan Papua.
Garis Lydekker membatasi bagian timur Indonesia (Papua-Australia). Berdasarkan pembagian biogeografi ini, Indonesia terdiri dari tujuh bioregion, yaitu Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan Papua.
Keragaman Ekosistem di Indonesia
Letak geografis dan kondisi kepulauan Indonesia menyebabkan keanekaragaman hayati yang tinggi karena banyaknya ekosistem yang terbentuk. Hal ini memungkinkan suatu bentuk isolasi dan adaptasi makhluk hidup yang mendukung pembentukan keanekaragaman jenis yang tinggi dengan variasi genetis yang tinggi pula.
Keanekaragaman ekosistem Indonesia dibagi menjadi 19 tipe ekosistem alami yang tersebar di berbagai wilayah, tetapi berdasarkan media kehidupannya, ekosistem alami di Indonesia dibedakan menjadi:
1. Ekosistem Marin (Ekosistem Air Masin)
- Mintakat (Zona) Neritik: Kawasan dekat pantai (sekitar 16-240 km) mulai dari tepi pantai yang terjangkau pasang tertinggi sampai ke arah laut dengan bagian dasar yang dapat ditembus cahaya matahari.
- Padang Lamun: Kawasan perairan dangkal yang berperan sebagai tempat mencari makan (feeding ground) Dugong dan area pemijahan (nursery ground) berbagai biota laut.
- Terumbu Karang: Kawasan dengan luas mencapai 51.000 km2 (51% total luas terumbu karang di Asia Tenggara). Dihuni berbagai tipe karang; 590 jenis karang keras, 210 jenis karang lunak, dan 350 jenis gorgonian (kipas laut).
- Mintakat Oceania: Wilayah ekosistem laut lepas dimana bagian dasar lautnya tidak lagi terjangkau cahaya matahari, mencapai wilayah terdalam laut sehingga masih banyak potensi keanekaragaman hayati yang belum dieksplorasi.
2. Ekosistem Limnik (Ekosistem Air Tawar)
- Ekosistem Sungai: Berupa koridor air yang memanjang dengan air mengalir dari hulu ke hilir.
- Ekosistem Danau: Berupa cekungan yang berisi air dan dikelilingi daratan. Danau dapat dibedakan berdasarkan proses pembentukannya, seperti tektonik (gempa/patahan bumi), vulkanik (gunung meletus), tektovulkanik (kombinasi antara tektonik dan vulkanik), bendungan alami (sumbatan sungai/genangan banjir).
3. Ekosistem Semiterrestrial (Peralihan antara perairan dan daratan)
- Ekosistem Mangrove/Bakau: Kawasan yang vegetasi utamanya adalah tumbuhan mangrove dan komposisi tumbuhan lainnya ditentukan oleh faktor lingkungan diantaranya substrat (media tumbuh), kondisi pasang surut, dan salinitas (kadar garam).
- Ekosistem Riparian: Ekosistem peralihan antara badan air dan daratan di luar lingkungan air. Berperan sebagai biofilter (penyaring) alami yang melindungi lingkungan akuatik dari sedimentasi, serta penyedia perlindungan dan pakan untuk banyak jenis organisme akuatik
4. Ekosistem Terrestrial
- Ekosistem Hutan Pamah: Kawasan yang berada pada ketinggian 0-1.000 mdpl, diantaranya yang ada di Indonesia adalah; hutan pantai, hutan dipterokarpa (suku meranti-merantian), hutan kerangas, hutan rawa, rawa gambut, karst (batuan karbonat) dan gua, serta savanna.
- Ekosistem Pegunungan: Kawasan yang berada pada ketinggian diatas 1.000 mdpl, diantaranya yang ada di Indonesia adalah; ekosistem pegunungan bawah (ketinggian 800-1.300 mdpl), pegunungan atas, sub-alpin (ketinggian 2.400-3.000 mdpl), alpin (ketinggian sekitar 4000 mdpl), dan nival (di atas 5000 mdpl yang hanya ditemui di Pegunungan Lorenz, Papua dan diselimuti salju sepanjang tahun).
Flora dan Fauna di Indonesia
Flora adalah keseluruhan jenis tumbuhan, sedangkan fauna adalah keseluruhan jenis hewan pada suatu daerah atau habitat tertentu. Karakteristik pulau di Indonesia yang sangat bervariasi menunjang kehidupan flora dan fauna yang beraneka ragam.
Beberapa flora dan fauna bahkan memiliki sifat endemik atau hanya dapat ditemukan di satu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain. Jika dilihat dari data statistik yang berkaitan dengan keberagaman flora dan fauna, Indonesia selalu menempati urutan teratas, diantaranya:
- Urutan kedua setelah Brazil untuk keanekaragaman mamalia (515 jenis, 39% endemik).
- Urutan keempat untuk keanekaragaman reptil (511 jenis, 150 endemik).
- Urutan kelima untuk keanekaragaman burung (1.531 jenis, 397 endemik)
- Urutan keenam untuk keanekaragaman amfibi (270 jenis, 100 endemik)
- Urutan keempat untuk keanekaragaman primata dengan 35 jenis.
- Lima besar untuk keanekaragaman dunia tumbuhan (38.000 jenis)
- Urutan pertama untuk tumbuhan palmae (477 jenis, 225 endemik), dan memiiki setengah dari 350 spesies Dipterocarpaceae yang sekitar 155 jenis endemic di Kalimantan.
- Urutan ketiga untuk keanekaragaman ikan air tawar (1.400 jenis).
Kekayaan hayati tersebut berkaitan erat dengan kondisi iklim dan fisik yang dimiliki Indonesia. Indonesia merupakan kepulauan yang dikelilingi oleh laut yang luas dan berada di daerah tropis sehingga memiliki curah hujan yang tinggi.
Curah hujan yang tinggi memicu tumbuhnya beragam jenis tumbuhan dalam jumlah banyak, yang secara tidak langsung meningkatkan ketersediaan makanan bagi hewan yang hidup di sekitarnya. Semakin banyak tumbuhan, semakin banyak makanan yang tersedia, maka semakin banyak pula hewan yang dapat hidup di wilayah tersebut, dalam hal ini di Indonesia.
Indonesia juga mempunyai kedudukan yang istimewa dalam tingkat endemisme. Tingkat endemisitas flora Indonesia tercatat antara 40-50% dari total jenis flora pada setiap pulau (kecuali Sumatera dengan endemisitas flora 23%).
Sedangkan, fauna endemis di Indonesia berjumlah masing-masing 270 jenis mamalia, 386 jenis burung, 328 jenis reptile, 204 jenis amphibia, dan 280 jenis ikan. Oleh karena itu, selain dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai Mega Diversity spesies hayati, Indonesia juga dikenal sebagai Mega Center keanekaragaman hayati dunia.
1. Penyebaran Flora di Indonesia
Indonesia termasuk dalam kawasan Malesia dari sudut pandang geografi tumbuhan, yaitu kawasan fitogeografi (penyebaran tumbuhan) yang khas di mana 40% dari marga yang ada tidak terdapat di luar kawasan ini. Kawasan Malesia dapat dibagi menjadi tiga fitogeografi yang lebih kecil diantaranya:
- Malesia Barat (Sumatra dan Kalimantan): Memiliki hutan dengan curah hujan tinggi dengan kompleksitas dan keanekaragaman yang tinggi. Jenis-jenis rotan (Aracaceae), pinus (Pinus merkusii), suku nangka-nagkaan (Artocarpus), pohon rasamala (Altingia excelsa), pohon puspa (Schima wallichii), dan sebagian besar jenis suku meranti-merantian (Dipterocarpaceae) berpusat di Malesia Barat.
- Malesia Timur (Sulawesi, Maluku, dan Papua): Berbatasan garis Wallacea dengan Malesia Barat, jenis-jenis yang berpusat di Malesia Timur diantaranya pohon konifer (Araucaria spp.), pohon ranggu (Koordersiodendron spp.), pohon cempaka (Elmerilia spp.), dan Nothofagus spp.
- Malesia Selatan (Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, dan Timor Leste): Memiliki kawasan yang relatif kering dengan vegetasi utama berupa tipe hutan monsun (hutan gugur tropika) dan savanna.
2. Penyebaran Fauna di Indonesia.
Indonesia terletak diantara biogeografi Asia (oriental) dan Australia (Australian), sehingga fauna di Indonesia mencerminkan posisi tersebut, yang kemudian berdasarkan garis Wallace, Weber, dan Lydekker dibagi menjadi tiga bagian diantaranya:
a. Fauna Indonesia Barat (Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali): Dibatasi garis Wallace dengan fauna diantaranya:
- Sumatera: gajah (Elephas maximus) orang utan (Pongo pigmaeus), tapir (Tapirus indicus), harimau (Panthera tigris)
- Jawa: Banteng, badak bercula satu di Ujung Kulon
- Bali: Jalak putih dan berbagai macam kera.
- Kalimantan: Biawak (Varanus salvator), bekantan (Nasalis larvatus)
b. Fauna Indonesia Tengah (Sulawesi, Maluku, Sumbawa, Lombok, dan Timor): Diantara garis Wallace dan Lydekker dan dilewati garis Weber. Fauna di kawasan ini merupakan percampuran antara fauna oriental dan australis diantaranya: anoa (Pendrogalus inustus), babi rusa (Babyrousa babyrousa), komodo (Varanus komodoensis), maleo (Macrochephalon maleo), duyung (Dugong), burung rangkong (Rhyticeros cassidix), kupu-kupu Sulawesi (Papilio iswara), kakatua putih (Cacaua moluccensis) dan kuskus beruang (Ailurops ursinus).
c. Fauna Indonesia Timur (Papua dan pulau-pulau kecil): Berada di bagian timur garis Lydekker. Fauna yang khas diantaranya burung cendrawasih (Paradisaea minor), burung kasuari (Casuarius galeatus), burung kakatua raja (Probosciger atterimus), kanguru pohon (Dendrolagus ursnlus), walabi (Darcopsulus vanheurni), kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera sp.) dan buaya irian (Crocodylus novaeguinae).
Memiliki iklim tropis dan memiliki karakteristik kepulauan menyebabkan Indonesia memiliki kenekaragaman hayati yang sangat tinggi dan bahkan terus bertambah setiap tahunnya. Dalam kurun waktu 10 tahun (1993-2004) terdapat penambahan 100 fauna baru, dan bahkan untuk kurun waktu 2005-2014 terdapat lebih dari 269 jenis baru yang ditemukan.
Ekosistem yang terbentuk menjadi bioregion yang khas, memiliki flora dan fauna yang begitu beragam dengan kekayaan endemisitas yang tinggi tersebut merupakan kebanggaan yang harus dijaga, karena tidak tergantikan dan tidak dimiliki oleh negara lain.
Pemahaman Akhir
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Keberadaan 18.110 pulau dan letak geografis di antara garis khatulistiwa menjadikan Indonesia memiliki beragam ekosistem dan komunitas makhluk hidup. Pembagian bioregion di Indonesia didasarkan pada biogeografi flora dan fauna, dengan garis Wallace, Weber, dan Lydekker menjadi garis-garis penting yang membatasi wilayah-wilayah berbeda.
Keanekaragaman ekosistem di Indonesia sangat tinggi, terdiri dari 19 tipe ekosistem alami yang mencakup ekosistem marin, ekosistem limnik, ekosistem semiterrestrial, dan ekosistem terrestrial. Setiap ekosistem memiliki ciri khas dan memfasilitasi kehidupan beragam flora dan fauna.
Flora dan fauna di Indonesia memiliki kekayaan spesies yang sangat tinggi, dan banyak di antaranya bersifat endemik, artinya hanya dapat ditemukan di wilayah Indonesia. Dengan posisi geografis yang strategis, Indonesia menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna yang unik dan beragam.
Keberagaman hayati di Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Indonesia menempati posisi teratas dalam berbagai statistik keanekaragaman flora dan fauna. Selain itu, Indonesia juga merupakan Mega Center keanekaragaman hayati dunia, menempatkan kedudukan yang istimewa dalam tingkat endemisme.
Dengan kekayaan hayati yang demikian, sangat penting untuk menjaga dan mengapresiasi keanekaragaman hayati di Indonesia. Upaya konservasi dan perlindungan terhadap flora dan fauna menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan warisan alam yang berharga ini tetap lestari untuk generasi mendatang. Dengan memahami dan menghargai keanekaragaman hayati, kita dapat menghargai keunikan dan keindahan alam Indonesia serta menjaga keseimbangan ekosistem untuk keberlangsungan kehidupan di bumi.
Itulah berbagai keragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Keanekaragaman hayati itu semakin membuktikan jika Indonesia adalah negara kaya yang patut untuk dijaga sumber daya alamnya dengan baik.
Sumber:
Darajati, W. (2016). Indonesian biodiversity strategy and action plan, 2015-2020. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS.
Indrawan, M., Primack, R. B., & Supriatna, J. (2007). Biologi Konservasi: Edisi Revisi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Kartawinata, K. (2013). Diversitas ekosistem alami Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan LIPI Press, Jakarta.
Rahmah, A., Khairunnisa, A., Nestiyanto, Y. S., & Kholifah, S. N. (2015). Big Book Biologi. Jakarta: Penerbit Cmedia Imprint Kawan Pustaka.
Rushayati, S. B. (2007). Mengenal keanekaragaman hayati. Grasindo.
Supriatna, J. (2008). Melestarikan Alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.