Jenis-Jenis Hipotesis yang Wajib Diketahui

Perumusan hipotesis dinilai sangat membantu proses penelitian. Beberapa manfaat yang didapatkan diantaranya bisa memberi arahan pada setiap prosedur yang harus dilakukan dalam penelitian, menjadi arahan pada pengumpulan serta analisa data, dan membantu penyusunan kesimpulan penelitian.

Selain manfaatnya yang beragam, kamu juga perlu mengetahui jika jenis hipotesis cukup bervariasi. Jenis-jenis hipotesis tersebut dibedakan berdasarkan pada tujuan penelitian, jumlah variabel, cara terbentuknya, hubungan antar variabel, dan cara memperolehnya. Untuk penjelasan selengkapnya mengenai jenis-jenis tersebut dapat kamu simak sebagai berikut.

Berdasarkan Tujuan Penelitian

Berdasarkan Tujuan Penelitian
Sumber: vectorjuice from freepik.com

Tujuan penelitian juga memengaruhi bentuk hipotesis yang kamu rumuskan. Setidaknya terdapat dua jenis hipotesis yang didasarkan pada tujuan penelitian yaitu hipotesis directional dan non-directional. Kedua jenis tersebut akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini.

Baca juga: Uji F dalam Penelitian Kuantitatif

Hipotesis Directional

Hipotesis directional adalah jenis yang secara langsung memberikan prediksi terhadap hasil penelitian secara spesifik. Hipotesis ini umumnya ditandai dengan penggunaan frasa “lebih besar dibanding…”, “lebih kecil dibanding…”, “secara positif…”, “secara negatif….”, dan lainnya. Contohnya, “Karyawan yang mempunyai waktu tidur cukup mempunyai resiko stress kerja lebih sedikit dibanding karyawan yang waktu tidurnya kurang.”

Hipotesis Non-directional

Berbeda dengan hipotesis directional yang mengarahkan peneliti, maka pada jenis hipotesis non-directional tidak secara jelas mengarahkan peneliti, dalam artian hipotesis ini menunjukkan jika adanya hubungan atau perbedaan pada setiap variabel, tetapi tidak secara spesifik menunjukkan jenis korelasinya. Contoh dari hipotesis non-directional adalah “terdapat hubungan antara tingkat penggunaan sosial media dengan kesehatan mental siswa SMA.”

Berdasarkan Jumlah Variabel

Secara umum, dalam sebuah penelitian terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independen dan dependen. Jumlah kedua variabel tersebut dalam sebuah penelitian bisa jadi berbeda-beda dan perbedaan jumlah variabel ini bisa berpengaruh pada jenis hipotesis yang dirumuskan. Nah, jenis yang didasarkan pada jumlah variabel sendiri dibagi menjadi 2 yaitu simple dan kompleks hipotesis.

Hipotesis Simple

Hipotesis simple atau sering disebut dengan hipostesis bivariat adalah jenis hipotesis yang hanya terdiri dari 2 variabel yaitu variabel dependen dan independen. Hipotesis simple ini juga dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu hipotesis untuk hubungan asosiatif dan hipotesis untuk hubungan kausal.

Hipotesis untuk hubungan asosiatif ditulis dapat digambarkan lewat hubungan variabel X dan Y dalam bagan berikut:

Hipotesis Simple
Sumber: Dokumentasi Penulis

Hipotesis untuk hubungan kausal digambarka lewat hubungan variabel X dan Y seperti dalam bagan di bawah ini:

Hipotesis Simple (2)
Sumber: Dokumentasi Penulis

Untuk lebih jelasnya, contoh hipotesis simple diantaranya, “Tidur yang cukup memengaruhi tingkat stress pada karyawan saat bekerja.”

Hipotesis Kompleks

Jenis selanjutnya yang didasarkan jumlah variabel adalah hipotesis kompleks. Hipotesis ini disebut juga dengan hipotesis multivariat dan menggunakan lebih dari dua variabel. Umumnya, hipotesis kompleks aakan menggunakan 2 atau lebih variabel independen serta 1 atau lebih variabel dependen.

Contoh untuk hipotesis kompleks adalah: “Karyawan yang mempunyai kadar tidur cukup dan mempunyai pola makan sehat cenderung tidak mengalami stress saat kerja, dibandingkan dengan karyawan yang punya kualitas tidur kurang bagus dan pola makan yang tidak sehat.”

Berdasarkan Terbentuknya Hipotesis

Berdasarkan Terbentuknya Hipotesis
Sumber: iconicbestiary from freepik.com

Berdasarkan terbentuknya hipotesis, terdapat dua jenis hipotesis yakni hipotesis null dan hipotesis  penelitian. Dua jenis tersebut bisa kamu pahami lebih lanjut lewat penjabaran berikut.

Hipotesis Null

Hipotesis null atau hipotesis nol sering dipakai untuk penelitian yang melibatkan uji statistik. Cukup mudah sebenarnya mengamati hipotesis null ini karena ditandai dengan adanya tidak ada perbedaan antara dua kelompok atau tidak ada perbedaan antar variabel. Contohnya, “tidak ada hubungan antara pola tidur karyawan dengan tingkat stress saat bekerja.”

Hipotesis Penelitian

Pada jenis yang kedua, hipotesis penelitian atau research hypothesis didefinisikan sebagai hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel.

Berdasarkan Hubungan antar Variabel

Tidak hanya didasarkan pada jumlah variabel saja, jenis hipotesis juga didasarkan pada hubungan antar variabel. Terdapat 3 jenis pada bagian ini yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiasi.

Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah jenis hipotesis yang dalam pernyataannya tidak membuat hubungan atau perbandingan variabel. Contoh dari hipotesis deskriptif ini berupa “Pola tidur karyawan di perusahaan ABC tergolong cukup.”

Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif termasuk dalam hipotesis yang menyatakan prediksi suatu variabel terhadap sampel yang berbeda. Misalnya, “Tidak terdapat perbedaan tingkat stress pada mahasiswa jurusan A dan mahasiswa jurusan B.”

Hipotesis Asosiasi

Pada hipotesis asosiasi, hipotesis dinyatakan untuk menunjukkan adanya hubungan antar dua variabel atau lebih.

Berdasarkan Cara Memperolehnya

Berdasarkan Cara Memperolehnya
Sumber: pch.vector from freepik.com

Berikutnya, terdapat jenis hipotesis yang didasarkan pada cara memperolehnya. Jenis ini terbagi menjadi dua diantaranya hipotesis induktif dan deduktif. Perbedaan dari kedua hipotesis ini bisa kamu simak lewat penjelasan berikut.

Hipotesis Induktif

Hipotesis induktif adalah hipotesis yang lebih sering digunakan pada penelitian kualitatif dan dirumuskan berdasarkan suatu observasi dengan tujuan untuk menghasilkan teori baru. Bila digambarkan dalam suatu bagan, maka proses perumusan hipotesis induktif akan berupa:

Hipotesis Induktif
Sumber: Dokumentasi Penulis

Hipotesis Deduktif

Berkebalikan dengan hipotesis induktif, hipotesis deduktif lebih sering digunakan untuk penelitian kuantitatif dan dirumuskan dari teori yang sudah ada. Gambaran perumusan hipotesis deduktif bisa dilihat lewat bagan berikut.

Hipotesis Deduktif
Sumber: Dokumentasi Penulis

Pemahaman Akhir

Perumusan hipotesis merupakan langkah yang sangat penting dan bermanfaat dalam proses penelitian. Hipotesis membantu memberikan arahan pada setiap prosedur penelitian, mengarahkan pengumpulan dan analisis data, serta membantu dalam penyusunan kesimpulan penelitian. Jenis-jenis hipotesis cukup bervariasi dan tergantung pada tujuan penelitian, jumlah variabel, cara terbentuknya, hubungan antar variabel, dan cara memperolehnya.

Berdasarkan tujuan penelitian, terdapat hipotesis directional dan non-directional. Hipotesis directional memberikan prediksi spesifik terhadap hasil penelitian, sementara hipotesis non-directional menunjukkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel tanpa mengarahkan jenis korelasinya.

Berdasarkan jumlah variabel, terdapat hipotesis simple (bivariat) dan hipotesis kompleks (multivariat). Hipotesis simple melibatkan dua variabel (dependen dan independen), sedangkan hipotesis kompleks melibatkan dua atau lebih variabel independen dan satu atau lebih variabel dependen.

Berdasarkan terbentuknya, terdapat hipotesis null yang digunakan dalam uji statistik dan menyatakan tidak adanya perbedaan atau hubungan antara variabel. Sementara hipotesis penelitian menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel.

Berdasarkan hubungan antar variabel, terdapat hipotesis deskriptif (menjelaskan tanpa hubungan atau perbandingan variabel), hipotesis komparatif (menunjukkan perbedaan antara kelompok sampel), dan hipotesis asosiasi (menyatakan hubungan antara variabel).

Berdasarkan cara memperolehnya, terdapat hipotesis induktif yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif dan dirumuskan dari observasi untuk menghasilkan teori baru. Sedangkan hipotesis deduktif lebih sering digunakan dalam penelitian kuantitatif dan dirumuskan dari teori yang sudah ada.

Pemahaman mengenai jenis-jenis hipotesis ini sangat penting bagi peneliti untuk dapat merumuskan hipotesis yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan perumusan hipotesis yang baik, penelitian dapat dilakukan dengan lebih terarah dan hasil penelitian menjadi lebih valid dan reliabel.

Jadi, itulah berbagai jenis hipotesis yang memang cukup bervariasi dan mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Untuk bisa memilih mana jenis yang sesuai, tentu lebih mudah jika kamu mengetahui terlebih dahulu topik permasalahan apa yang akan kamu teliti, dengan begitu akan lebih mudah menentukan hipotesis dan menyesuaikannya dengan berbagai jenis yang ada. Jika masih bingung kamu dapat melihat contoh hipotesis penelitian, semoga penelitianmu berjalan dengan lancar!


Sumber:

Heryana, A. (2020). Hipotesis Penelitian dalam Bahan Ajar Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Kuantitatif. Universitas Esa Unggul.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Wasila

Lulusan Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya yang saat ini berkecimpung di dunia penerjemahan. Disela-sela kesibukan menerjemah, juga menulis artikel dengan berbagai topik terutama berhubungan dengan kebudayaan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *