Yuk Ketahui Jenis-jenis Drama

Sehari – hari ketika kita menonton TV, pasti banyak menjumpai film atau sinetron dengan berbagai genre. Tanpa sadar, itulah salah satu contoh dari drama yang dikemas dalam bentuk lain. Karena selama ini, banyak yang beranggapan bahwa drama adalah pertunjukan yang dipentaskan di panggung saja. Padahal sinetron yang kita lihat di TV pun termasuk drama.

Meski terlihat mudah, hanya bermain peran dan cerita, namun tentunya di dalam drama terdapat banyak unsur yang harus dipenuhi. Hal ini supaya inti dari drama tetap hidup.

Di artikel ini, akan membahas mengenai jenis drama berdasarkan penyajian lakonnya. Namun sebelumnya, alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui apa itu drama serta unsurnya berikut ini.

Mengenal Lebih Jauh tentang Drama

Drama berasal dari bahasa Yunani yaitu Draomai yang berarti berbuat atau bertindak. Secara definisi, drama adalah suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dimaksudkan untuk menampilkan suatu pertunjukan yang diperankan oleh aktor. Tujuan utama dari drama yaitu sebagai sarana hiburan untuk masyarakat. Selain itu, tujuan lain adalah untuk memperoleh pengetahuan mengenai seni teater, serta sebagai media pengembangan bakat.

Suatu pertunjukan dapat dikatakan drama apabila memiliki konflik, ada aksi yang harus dimainkan, harus dilakonkan atau diperagakan, tidak ada pengulangan dalam satu masa, serta dipertunjukkan dalam waktu kurang dari 3 jam. Jika memenuhi ciri tersebut, maka suatu pertunjukan peran dapat dikatakan drama.

Dalam pertunjukan, drama harus dipersiapkan dalam suat teks drama. Di dalamnya memuat struktur dari teks drama tersebut, yang memuat prolog, dialog, serta epilog.

Prolog adalah bagian awal dari sebuah drama, yang digunakan untuk menceritakan gambar drama yang akan dimainkan. Dialog adalah bagian inti dari drama, yang mana disana terdapat dialog antar tokoh serta jalannya cerita. Dan yang terakhir adalah epilog, yaitu bagian akhir dari drama yang berisi tentang kesimpulan dan pesan yang diambil dari drama.

Jenis Drama Berdasarkan Penyajian Lakon

Drama pun dibedakan berdasarkan jenis – jenisnya. Yang mana salah satunya adalah berdasarkan penyajian lakon yang akan dibahas di bawah ini.

Tragedi

Tragedi
Foto: blognyanandaa.blogspot.com

Drama tragedi mengisahkan mengenai cerita yang berbalut kesedihan. Dalam tragedi, tokoh utama biasanya digambarkan secara baik, namun mengalami nasib yang buruk sehingga menyebabkan dirinya, keluarga, kerabat, atau sahabatnya, mengalami masalah. Tokoh utama akan mengalami kegagalan dalam hidupnya mulai dari awal kisah hingga akhir. Dan di akhir cerita biasanya memiliki akhir yang menyedihkan.

Drama tragedi berasal dari Yunani Kuno, biasanya dipentaskan dalam festival keagamaan. Penulis drama tragedi terkenal yaitu Sofokles, Aiskhilos, serta Euripides. Sementara di era modern juga terdapat penulis drama komedi yang terkenal, yaitu William Shakespeare.

Contoh drama tragedi yaitu Romeo dan Juliet, Kapai – Kapai dari Arifin C. Noer, Drama trilogi Sopochles, Sampek Engtay karya N. Riantiarno, dan lainnya.

Komedi

Komedi
Foto: bisniswisata.co.id

Kebalikan dari drama tragedi, yaitu komedi. Drama komedi berisi dengan kisah drama sukacita, serta ringan untuk dinikmati. Berisi dialog – dialog kocak yang sifatnya menyindir, serta memiliki akhir cerita yang bahagia. Meskipun memiliki unsur tawa, namun tujuan utama dari drama komedi bukanlah leluconnya.

Dalam drama komedi juga tidak meninggalkan setting, alur, konflik, serta lakon sesuai dengan naskah. Dialognya berisi sindiran yang mengangkat isu – isu terkini, namun biasanya tersirat. Contoh drama komedi yang sudah pernah dipentaskan adalah “Orang Kaya Baru”.

Tragekomedi

Tragekomedi adalah perpaduan dari drama tragedi dan komedi. Seperti namanya, di dalam drama ini dipentaskan cerita – cerita yang mengandung unsur kesedihan, namun ada juga hal – hal lucu menggelikan yang membuat tawa. Drama tragekomedi yang cukup terkenal diantaranya Api karya Usmar Ismail, Opera Kecoa karya N. Riantiarno, Saija dan Adinda karya Max Havelaar.

Melodrama

Melodrama adalah drama yang menampilkan lakon tokoh sentimental, yang dapat mendebarkan hati, serta mengharukan. Bagi beberapa penonton, mungkin melodrama tampak cukup membosankan, karena tokohnya hitam putih atau stereotip. Jika tokoh diceritakan buruk, maka akan buruk hingga akhir pertunjukan, begitu juga sebaliknya.

Drama jenis ini hampir sama dengan drama tragedi, perbedaannya dapat dilihat dari tokoh utama. Pada melodrama, tokoh utama pada akhirnya ikhlas menerima nasib. Contoh naskah melodrama yang terkenal adalah Opera Primadona karya N. Riantiarno.

Farce

Pentas Srimulat
Foto: goodnewsfromindonesia.id

Farce adalah jenis drama yang memiliki lakon lucu dan sifatnya menghibur. Berbeda dengan drama komedi, farce lebih ringan isinya serta dialognya kasar dan cenderung fulgar, sehingga mudah dipahami. Tujuannya adalah membuat lucu dan inilah yang menjadi kekuatan utama dari farce.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Drama di Dunia

Tak jarang, farce disebut sebagai drama murahan. Alur cerita tersusun berdasarkan arus situasi dan disesuaikan berdasarkan keadaan penonton secara spontan. Bahkan terkadang, farce tidak disusun berdasarkan semua unsur drama yang ada, yang terpenting adalah penonton terhibur. Salah satu drama jenis farce ini adalah drama yang dibawakan oleh grup komedi Srimulat.

Opera

Opera
Foto: sacurrent.com

Opera mengharuskan pemainnya untuk dapat melakon sambil bernyanyi, karena drama jenis ini adalah drama yang dialognya berupa nyanyian dan iringan musik. Opera masih sering dipertunjukkan, utamanya di Eropa dan negara – negara barat. Opera memakai elemen khas teater seperti pemandangan, pakaian, serta akting. Selain percakapan, dalam opera seringkali dialog juga dinyanyikan.

Selain opera, ada juga drama yang disebut operet. Tidak berbeda dengan opera, hanya waktu operet saja yang lebih pendek daripada opera. Salah satu opera yang ada di Indonesia adalah opera Yulius Caesar yang diterjemahkan oleh Muh Yamin.

Baca juga: 7 Unsur Intrinsik Drama yang Perlu Kamu Ketahui

Tablo

Tablo lebih unik lagi, layaknya pantomim, para tokoh mementaskan drama mengutamakan gerak – geriknya. Bahkan, cerita dapat dipahami hanya dengan gerakan yang dilakukan oleh para tokoh saja. Untuk menguatkan maksud cerita, disertai dengan iringan bunyi – bunyian atau musik.

Sendratari

Sendratari
Foto: bumn.go.id

Sendratari adalah jenis drama yang memadukan antara drama dengan tari. Hampir sama dengan opera, hanya saja opera memadukan nyanyian dengan drama, sementara sendratari memadukan tarian dengan drama.

Rangkaian cerita diwujudkan dengan tarian dan musik pengiring. Sendratari menjadi pertunjukan yang sangat menarik. Hingga saat ini, sendratari masih banyak dipertunjukkan, seperti sendratari Ramayana yang dipentaskan di pelataran candi Prambanan. Atau sendratari Hanoman yang biasa dipentaskan di Bali.

Jenis Drama Berdasarkan Sarana Penyampaian

Drama Panggung

drama panggung
Foto: pixabay.com

Drama yang dimainkan diatas panggung sehingga penonton dapat menonton langsung di depan panggung. Dapat dipentaskan secara indoor maupun outdoor.

Drama Radio

Drama ini bisa jadi dipentaskan namun tidak ditampilkan, bisa jadi hanya diisi suara oleh pelakon. Mungkin bagi sebagian orang cukup membosankan karena tidak dapat menyaksikan para pelakon menampilkan drama. Tapi, untuk sebagian orang, drama radio cukup menghibur karena tidak perlu menonton kita akan tahu isi dan cerita dari drama.

Drama Televisi

Drama televisi adalah drama yang dipertunjukkan di TV. Penonton dapat menikmati dari layar kaca. Bedanya, tidak dapat diraba karena tidak ditonton secara langsung dihadapan penonton.

Drama Film

Sama seperti TV, bedanya drama film ditampilkan di layar lebar atau bioskop. Drama seperti ini biasanya menampilkan drama yang sangat hebat atau karya dari seniman ternama.

Baca juga: Penokohan Drama yang Perlu Kamu Ketahui

Drama Wayang

Drama ini begitu unik, biasanya diiringi pagelaran wayang sehingga begitu hidup dan penuh seni.

Drama Boneka

Drama boneka adalah drama yang diperankan oleh tokoh, uniknya tokoh – tokoh di sini adalah boneka. Yang melakonkan dan berdialog adalah boneka. Tentunya boneka ini digerakkan oleh manusia, namun manusia yang menggerakkan dan mengisi suara tidak ditampakkan dalam pementasan.

Drama Berdasarkan Keberadaannya

Drama Tradisional

Drama jenis ini tidak menggunakan naskah dalam pementasannya. Para lakon berperan dengan leluasa tanpa menggunakan naskah, sehingga terlihat lebih hidup. Dan para pelakon dapat melakukan improvisasi jika dirasa memungkinkan.

Drama Modern

Kebalikan dari drama tradisional, drama modern adalah drama yang tidak menggunakan naskah dalam pementasannya. Karena menggunakan naskah, para pemain harus melakon seperti naskah, terutama dialognya yang harus sama persis dengan naskah. Terkesan kaku, namun hal ini justru membuat pelakon tidak harus menghafal semua isi dari naskah karena akan saat pementasan.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Teater di Indonesia

Drama merupakan salah satu bentuk seni yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk pertunjukan di panggung maupun dalam produksi film dan sinetron di televisi. Meskipun drama sering kali diidentikkan dengan pertunjukan panggung, namun sinetron dan film juga termasuk dalam kategori drama. Dalam drama, terdapat berbagai unsur yang harus dipenuhi agar esensi dari drama itu sendiri tetap terjaga.

Dalam artikel ini, telah dibahas mengenai jenis-jenis drama berdasarkan penyajian lakonnya. Drama dapat dibedakan berdasarkan jenis penyajian lakon yang mencakup tragedi, komedi, tragekomedi, melodrama, farce, opera, tablo, sendratari, dan masih banyak lagi. Setiap jenis drama memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang membedakannya. Beberapa contoh drama dalam masing-masing jenis juga telah disebutkan sebagai referensi.

Drama juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sarana penyampaian, seperti drama panggung, drama radio, drama televisi, drama film, drama wayang, dan drama boneka. Setiap jenis sarana penyampaian memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri dalam memberikan pengalaman kepada penonton.

Selain itu, drama juga dapat dikelompokkan berdasarkan keberadaannya, yaitu drama tradisional dan drama modern. Drama tradisional tidak menggunakan naskah dalam pementasannya, sehingga para pelakon memiliki kebebasan untuk berperan tanpa batasan tertentu dan dapat melakukan improvisasi. Sementara itu, drama modern mengandalkan naskah sebagai panduan pementasan, yang mengharuskan para pemain untuk memainkan dialog sesuai dengan naskah yang telah ditentukan.

Dalam kesimpulannya, drama merupakan sebuah karya seni yang ditampilkan melalui berbagai bentuk penyajian. Drama memiliki peran penting sebagai sarana hiburan, pengembangan bakat, dan pengetahuan tentang seni teater. Melalui berbagai jenis dan sarana penyampaian, drama memberikan pengalaman yang beragam kepada penonton. Dalam dunia seni, drama menjadi salah satu wujud ekspresi kreatif manusia yang dapat menghadirkan cerita, emosi, dan pesan-pesan yang mendalam.


Sumber:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sandiwara_Radio
https://www.google.com/amp/s/amp.beritasatu.com/hiburan/110645/drama-wayang-sumpah-abimanyu-menuju-opera-terbaik-dunia

Artikel Terbaru

Avatar photo

Ratih

Penggemar teh yang suka nulis dan jalan - jalan.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *