Daftar Isi
Getrude Jaeger, seorang sosialis dan psikolog ternama, telah mengidentifikasi dua pola sosialisasi yang merupakan unsur penting dalam perkembangan manusia. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan dengan gaya jurnalistik bernada santai mengenai dua pola sosialisasi menurut Getrude Jaeger yang telah menjadi perhatian khusus dalam dunia psikologi.
Pola Sosialisasi Pertama: Sosialisasi Primer
Pertama-tama, mari kita bahas tentang sosialisasi primer yang diidentifikasi oleh Getrude Jaeger. Sosialisasi primer adalah pola sosialisasi yang pertama kali dialami oleh individu sejak lahir hingga masa kanak-kanak awal. Pada tahap ini, anak mulai berinteraksi dengan lingkungannya dan belajar mengenali norma, nilai, dan tata tertib yang berlaku dalam keluarga dan masyarakat sekitar.
Dalam sosialisasi primer, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak. Anak diajarkan tentang adat istiadat, nilai-nilai moral, dan perilaku yang disesuaikan dengan lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, anak juga belajar bagaimana berinteraksi dengan anggota keluarga lain, seperti saudara kandung, orang tua, dan kerabat dekat lainnya. Melalui sosialisasi primer ini, individu mulai memahami peran mereka dalam masyarakat dan belajar mengenali norma yang berlaku.
Pola Sosialisasi Kedua: Sosialisasi Sekunder
Selanjutnya, kita akan membahas tentang sosialisasi sekunder yang juga diidentifikasi oleh Getrude Jaeger. Sosialisasi sekunder adalah tahap sosialisasi selanjutnya yang dialami individu saat menjalani kehidupan sosial di luar keluarga, terutama di sekolah dan masyarakat luas. Pada tahap sosialisasi ini, individu mempelajari perilaku dan norma yang lebih kompleks seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup.
Sekolah merupakan lembaga sosialisasi sekunder yang penting dalam perkembangan individu. Di sekolah, individu belajar untuk berinteraksi dengan teman sebaya, menghormati perbedaan, serta mengembangkan keterampilan sosial. Selain itu, masyarakat juga berperan dalam sosialisasi sekunder dengan memberikan panduan dan harapan terhadap perilaku yang dianggap sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Dalam sosialisasi sekunder, individu juga dipengaruhi oleh media massa dan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat. Media massa, seperti televisi, internet, dan media sosial, memiliki peran penting dalam membentuk sikap, nilai, dan perilaku individu. Oleh karena itu, dalam era digital ini, sosialisasi sekunder juga dipengaruhi oleh informasi dan konten yang disampaikan melalui media.
Kesimpulan
Dua pola sosialisasi yang dijelaskan oleh Getrude Jaeger, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder, menjadi dasar dalam memahami bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Sosialisasi primer terjadi pada masa kanak-kanak awal dan melibatkan interaksi dengan keluarga, sementara sosialisasi sekunder terjadi saat individu berada dalam lingkungan sekolah dan masyarakat luas. Dalam proses sosialisasi ini, individu belajar mengenai norma, nilai, dan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Penting bagi kita untuk memahami kedua pola sosialisasi ini dalam rangka mengembangkan kepribadian yang baik dan beradaptasi dengan lingkungan yang beragam.
Pemahaman Pola Sosialisasi Menurut Getrude Jaeger
Sosialisasi adalah proses pembentukan dan pembentukan individu menjadi anggota masyarakat yang bermoral dan fungsional. Guru besar sosiologi Jerman, Getrude Jaeger, mengidentifikasi dua jenis pola sosialisasi yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan dua pola sosialisasi tersebut secara lengkap.
1. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer terjadi di awal kehidupan individu dan melibatkan interaksi dengan anggota keluarga dan lingkungan dekat seperti teman sebaya. Pola sosialisasi ini memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian, nilai-nilai, norma, dan perilaku individu. Sosialisasi primer juga membantu individu untuk memahami aturan-aturan sosial dasar, etika, dan moralitas.
Selama sosialisasi primer, individu belajar bagaimana berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, mengendalikan emosi, dan memahami budaya mereka. Mereka juga mempelajari peran gender dan harapan yang terkait dengan peran itu. Sosialisasi primer membantu individu dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berfungsi dalam masyarakat.
2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder terjadi di luar lingkungan keluarga dan melibatkan institusi sosial seperti sekolah, tempat kerja, media massa, dan masyarakat umum. Pola sosialisasi ini berfokus pada pembentukan perilaku dan nilai-nilai sosial yang lebih spesifik yang berkaitan dengan peran sosial seperti pekerjaan atau profesi tertentu. Hal ini juga melibatkan pembentukan pola pikir dan sikap sosial yang lebih kompleks.
Media massa, sebagai contoh, berfungsi sebagai agen sosialisasi sekunder dengan menyebarkan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial melalui program televisi, film, dan berita. Sekolah juga berperan penting dalam sosialisasi sekunder dengan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan sosial yang lebih formal dan spesifik.
Sosialisasi sekunder membantu individu untuk beradaptasi dengan peran dan tuntutan masyarakat yang lebih luas. Ini membantu individu untuk memahami struktur sosial, sistem nilai, dan budaya masyarakat mereka. Selain itu, sosialisasi sekunder juga membantu membentuk identitas dan orientasi sosial individu.
FAQ 1: Apa peran keluarga dalam sosialisasi primer?
Keluarga memainkan peran sentral dalam sosialisasi primer. Sebagai unit sosial yang paling dekat dengan individu, keluarga memberikan lingkungan pertama bagi anak-anak untuk mempelajari pola perilaku, kode etik, dan nilai-nilai sosial. Keluarga juga mengenalkan individu pada bahasa, norma-norma, dan peraturan sosial. Melalui pengasuhan dan interaksi sehari-hari, anak-anak belajar bagaimana berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, dan mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.
FAQ 2: Apa peran sekolah dalam sosialisasi sekunder?
Sekolah adalah salah satu lembaga sosial yang paling penting dalam sosialisasi sekunder. Di sekolah, individu belajar pengetahuan dan keterampilan sosial yang lebih formal dan spesifik. Mereka belajar tentang ilmu pengetahuan, sejarah, bahasa, matematika, dan keterampilan lainnya yang diperlukan untuk berfungsi dalam masyarakat. Selain itu, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai budaya, etika, dan moralitas. Di sekolah, individu juga berinteraksi dengan teman sebaya dan guru yang berasal dari latar belakang yang berbeda, yang membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang keragaman dan mempersiapkan mereka untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang heterogen.
Kesimpulannya, sosialisasi primer dan sekunder adalah dua jenis pola sosialisasi yang berbeda tetapi saling melengkapi. Sosialisasi primer terjadi di awal kehidupan individu dan melibatkan keluarga dan lingkungan dekat, sedangkan sosialisasi sekunder terjadi di luar lingkungan keluarga dan melibatkan institusi sosial seperti sekolah dan media massa. Kedua jenis sosialisasi ini penting dalam membentuk kepribadian, nilai-nilai, norma, dan perilaku individu. Untuk menjadi anggota masyarakat yang bermoral dan fungsional, individu perlu memahami dan menginternalisasi pola sosialisasi ini. Jadi, mari kita mulai melibatkan diri dalam proses sosialisasi – baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat – dan mendapatkan manfaat dari pengalaman ini.