Daftar Isi
Salah satu pertanyaan yang sering kali muncul di kalangan umat Kristiani adalah, “Jam berapa Tuhan Yesus mati?” Tentu saja, sebagian besar dari kita sudah mengetahui bahwa Yesus disalib dan meninggal di Golgota. Namun, jam pasti dari peristiwa ini sering kali menjadi misteri di kalangan banyak orang. Mari kita telaah fakta menarik seputar jam kematian-Nya!
Referensi Alkitab
Untuk mencari tahu jam berapa Tuhan Yesus mati, kita harus merujuk pada Injil-Injil yang merupakan sumber utama tentang kehidupan-Nya. Dalam Injil Matius 27:46, Yesus berkata pada jam ketiga siang, “Eli, Eli, lema sabaktani?” yang berarti “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Ini menunjukkan bahwa Yesus meninggal pada jam ketiga siang atau sekitar pukul 15:00.
Pengaruh Kultur Romawi
Adapun penggunaan metode penanggalan di zaman Yesus berbeda dengan yang kita gunakan sekarang. Mereka mengukur waktu dari matahari terbit hingga tenggelam, bukannya menggunakan angka seperti yang kita kenal saat ini. Sehingga, ketika Alkitab menyebutkan jam ketiga siang, ini dapat diartikan sebagai waktu sekitar tiga jam sejak matahari terbit, atau sekitar pukul 09:00 – 12:00. Namun, dengan pengaruh kultur Romawi, beberapa peneliti meyakini bahwa jam ketiga siang mengacu pada waktu sekitar pukul 15:00 pada kalender modern.
Arah Matahari dan Kejadian Seputar Salib
Jika kita mempertimbangkan penyaliban Yesus di Golgota yang dipahami oleh sebagian besar orang sebagai di bagian barat Kota Yerusalem, maka mungkin terdapat faktor lain yang mempengaruhi waktu kematian-Nya. Percaya atau tidak, saat Yesus disalib, terjadi kejadian luar biasa yaitu terjadi kegelapan selama tiga jam. Mengingat penyebutan Jam ketiga siang dalam Alkitab, dapat diduga bahwa mungkin saja gerhana ini terjadi sekitar jam 12:00 – 15:00.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, walaupun tidak ada bukti yang pasti tentang jam berapa Tuhan Yesus mati, catatan Alkitab dan pemahaman sejarah memberikan indikasi bahwa waktu kematian-Nya berkisar antara pukul 09:00 – 15:00. Terdapat berbagai faktor seperti perbedaan penanggalan, pengaruh kultur Romawi, dan kejadian luar biasa saat penyaliban yang dapat mempengaruhi pemahaman mengenai jam pastinya. Namun, yang terpenting adalah memahami makna dari kematian-Nya dan merenungkan pengorbanan-Nya untuk menyelamatkan manusia.
Ketika kita membahas jam berapa Tuhan Yesus mati, marilah kita juga mengingat bagaimana Dia mengajar kita kasih dan pengampunan. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan menguatkan iman kita dalam mengenal Yesus Kristus secara lebih mendalam.
Jam Berapa Yesus Mati?
Yesus Kristus, tokoh sentral dalam agama Kristen, dipercaya sebagai anak Allah yang menjadi manusia untuk menebus dosa umat manusia. Menurut catatan dalam Alkitab, Yesus mati disalib pada pukul 9 pagi waktu setempat, dan menderita selama enam jam sebelum akhirnya meninggal pada pukul 3 sore.
Penjelasan Jam Kematian Yesus
Peristiwa kematian Yesus di salib terjadi pada hari Jumat, yang dalam tradisi Kristen dikenal sebagai Jumat Agung atau Good Friday. Menurut kitab-kitab Injil dalam Perjanjian Baru, Yesus dihukum mati oleh pemerintah Romawi atas tuduhan menghasut orang-orang dan mengaku sebagai Raja orang Yahudi.
Setelah dijatuhi hukuman mati, Yesus disalib bersama dengan dua orang penjahat di Bukit Golgota di luar kota Yerusalem. Tepat pada pukul 9 pagi, Yesus disiksa dan disalib di hadapan umum. Selama enam jam berikutnya, Yesus mengalami derita yang luar biasa, baik secara fisik maupun mental.
Di tengah penyiksaannya, Yesus mengucapkan beberapa perkataan terakhir, termasuk doa bagi para pelaku penyaliban-Nya. Alkitab mencatat bahwa pada pukul 3 sore, Yesus berteriak dengan lantang, “Tetelestai”, yang berarti “Sudah selesai!” atau “Telah sempurna!” Setelah itu, Yesus menghembuskan nafas terakhir dan meninggal dunia.
Implikasi dan Makna Kematian Yesus
Kematian Yesus Kristus memiliki makna yang sangat penting bagi umat Kristen. Bagi mereka, Yesus sebagai anak Allah menjadi korban yang menebus dosa-dosa seluruh umat manusia. Kematian-Nya dianggap sebagai pengorbanan yang sempurna dan penebusan yang melahirkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Menurut ajaran Kristen, melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus mengalahkan kuasa dosa dan kematian, membuka jalan bagi umat manusia untuk menerima pengampunan dosa dan hidup kekal bersama Allah. Kebangkitan Yesus juga menjadi bukti atas kuasa-Nya sebagai Tuhan yang mengalahkan kematian.
Sebagai orang Kristen, penting bagi umat untuk mengenang dan merenungkan kematian Yesus setiap tahun pada waktu yang tepat, terutama pada saat memasuki masa Paskah. Hari Jumat Agung menjadi saat yang penting untuk beribadah dan merenungkan pengorbanan yang besar yang telah dilakukan oleh Yesus demi keselamatan umat manusia.
FAQ 1: Apakah Beban Dosaku Telah Ditebus oleh Yesus?
Penjelasan Jawaban FAQ 1
Ya, menurut ajaran Kristen, Yesus Kristus mati di salib untuk menebus dosa umat manusia. Yesus, sebagai anak Allah yang suci dan tanpa dosa, menjadi korban yang sempurna untuk menggantikan dosa-dosa kita. Pengorbanan Yesus dianggap sebagai tindakan penebusan yang melahirkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Sebagai manusia yang berdosa, kita semua tidak mampu untuk menebus dosa-dosa kita sendiri. Namun, melalui iman kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Juruselamat pribadi, beban dosa kita dapat dihapuskan dan kita dapat hidup dalam persekutuan dengan Allah. Kematian Yesus di salib menjadi bukti kasih karunia dan belas kasihan Allah yang memberikan pengampunan dan keselamatan bagi umat manusia.
FAQ 2: Mengapa Kematian Yesus Begitu Penting dalam Agama Kristen?
Penjelasan Jawaban FAQ 2
Kematian Yesus Kristus memiliki makna yang sangat penting dalam agama Kristen karena melalui kematian-Nya, umat manusia menerima penebusan dosa dan keselamatan. Ajaran Kristen mengajarkan bahwa manusia adalah berdosa dan tidak mampu untuk menyelamatkan diri sendiri.
Yesus, sebagai anak Allah yang suci, menjadi korban yang sempurna dan menerima hukuman dosa kita. Ia menanggung hukuman mati sebagai pengganti kita, sehingga kita dapat menerima pengampunan dosa dan hidup dalam persekutuan dengan Allah. Kebangkitan-Nya juga memberikan harapan akan kehidupan kekal bersama-Nya bagi umat Kristen.
Kematian Yesus juga menunjukkan kasih karunia dan belas kasihan Allah yang memperlihatkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar bagi Allah untuk memberikan pengampunan. Kematian Yesus adalah bukti nyata atas cinta Allah yang mendalam kepada umat-Nya, dan juga menjadi teladan tentang kasih yang harus dilakukan oleh setiap orang Kristen kepada sesama.
Kesimpulan
Kematian Yesus pada jam 3 sore setelah menderita selama enam jam di salib adalah peristiwa penting dalam agama Kristen. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus memberikan kesempatan bagi umat manusia untuk menerima pengampunan dosa dan hidup kekal bersama-Nya.
Beban dosa umat manusia telah ditebus oleh Yesus melalui pengorbanan-Nya di salib. Kematian-Nya adalah tindakan penebusan yang melahirkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Umat Kristen dipanggil untuk mengenang dan merenungkan kematian Yesus serta hidup dalam kasih karunia dan belas kasihan Allah.
Jika Anda belum menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi, pertimbangkanlah untuk mempercayai-Nya dan menerima penebusan dosa-Nya. Melalui iman kepada-Nya, Anda dapat mengalami keselamatan dan hidup dalam persekutuan dengan Allah. Selamat memperingati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus!
