Bicara tentang keindahan bacaan Al-Quran, tidak dapat dipungkiri bahwa Juz 30 menjadi titik fokus yang menarik perhatian umat Muslim. Salah satu hal menarik yang dapat kita temukan di Juz 30 adalah fenomena idgham bighunnah yang akan kita bahas dalam artikel ini.
Idgham bighunnah merupakan salah satu hukum tajwid yang memiliki suara yang sangat memikat. Secara harfiah, idgham bighunnah berarti “menyambung dengan nasal suara yang lembut”. Hukum tajwid ini akan terjadi ketika huruf Nun (ن) atau Meem (م) bertemu dengan huruf Ba (ب), Ta (ت), Tha (ث), Jim (ج), Dal (د), Dan Ya (ي), dalam satu kata atau pada kata yang berbeda. Dalam hal ini, kedua huruf tersebut akan disambungkan sehingga kita tidak mendengar perbedaan keduanya secara terpisah.
Kenapa fenomena ini menarik untuk dibahas? Salah satu alasan utamanya adalah karena idgham bighunnah memiliki suara yang sangat lembut dan mempesona. Saat kita mendengarkan bacaan Al-Quran yang menerapkan hukum tajwid ini, kita akan merasa terpukau dengan harmoni suara yang mengalun dengan sempurna. Seolah-olah kita diajak dalam perjalanan spiritual yang penuh kedamaian melalui keindahan bacaan.
Bukan hanya itu, idgham bighunnah juga memberikan keunggulan dalam memudahkan kita dalam membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan menyambungkan kedua huruf tersebut, kita dapat menghindari kesalahan dalam mengucapkan kata dan menjaga kelancaran bacaan. Dalam proses pembelajaran, hukum tajwid ini menjadi seperti oase yang memberikan kenyamanan dan motivasi bagi setiap muslim dalam menghafal Al-Quran.
Mari kita lihat contoh idgham bighunnah di Juz 30. Salah satu contoh terkenal dari penerapan hukum ini adalah dalam surah As-Sajdah. Ayat 11 menjelaskan, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin…” Dalam bacaan yang indah, nun (ن) yang berakhir dalam kata “banatika” disambungkan dengan ba (ب) pada kata “bani” sehingga terdengar rapi dan harmonis.
Jadi, idgham bighunnah tidaklah hanya sekedar hukum tajwid, tetapi juga merupakan bagian dari keindahan bacaan Al-Quran yang memukau. Dengan menerapkan hukum ini, kita tidak hanya mempelajari cara membaca Al-Quran dengan baik, tapi juga mengapresiasi keindahan setiap kata dan suara yang terpancar darinya. Mari kita nikmati pesona idgham bighunnah dalam bacaan kita sehari-hari, dan dapatkan pengalaman spiritual yang luar biasa dalam menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Al-Quran.
Selamat menikmati keindahan bacaan Al-Quran dengan penerapan idgham bighunnah di Juz 30!
Jawaban Idgham Bighunnah di Juz 30
Idgham Bighunnah merupakan salah satu hukum bacaan dalam ilmu Tajwid yang termasuk dalam kelompok bacaan Mad Asli (Mad Asli adalah suatu bacaan yang mempunyai panjang waktu berharakat karena jilid-hasil penyambungan). Idgham Bighunnah menggabungkan dua huruf yang memiliki sifat nun sukun/tanwin dan huruf berikutnya yang berharakat wau (و) atau ya (ي) menjadi satu huruf yang didalamnya terdapat nafas berlekuk serta lunak kikuk.Yang dimaksud dengan lunak disini adalah berlekuk benerna pada faring,tenggorokan, dan lidah sehingga menghasilkan satu nun bengkok bunyi yang tidak terdengar..
1. Surah Al-Fatihah ayat 7.
“الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ”
Cara membacanya:
“Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin.”
Pada ayat di atas, huruf laam (ل) pada kata “lillahi” memiliki sifat nun sukun/tanwin (نْ), dan huruf berikutnya adalah lam (ل) pada kata “lillahi” berharakat wau (و). Maka, didalamnya terdapat nafas berlekuk serta lunak kikuk yang memenuhi syarat Idgham Bighunnah. Jadi, bacaan yang benar adalah “lillahi” bukan “linnahi”.
2. Surah Al-Baqarah ayat 2.
“ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ”
Cara membacanya:
“Dzaalikal kitaabu laa rayba fiihi hudal lil muttaqiin.”
Pada ayat di atas, huruf laam (ل) pada kata “lil muttaqin” memiliki sifat nun sukun/tanwin (نْ), dan huruf berikutnya adalah lam (ل) pada kata “lil muttaqin” berharakat ya (ي). Maka, didalamnya terdapat nafas berlekuk serta lunak kikuk yang memenuhi syarat Idgham Bighunnah. Jadi, bacaan yang benar adalah “lil muttaqiin” bukan “lin muttaqiin”.
Jenis-jenis Idgham Bighunnah:
1. Idgham Bighunnah Mutamatsilain:
Bagian akhir dari madde kan terdapat huruf yang sebangun (misal n, m, w, ya),huruf itu sekaligus menjadi waqaf jadi Madde kan dan hijaiyyah sama-sama berharakat sukun/tanwin,jadi kita ucapkan satu suara saja atau mendengung didalam lidah lalu diteruskan.Variasi dalam Al Qur’an sebanyak 2 jenis:
– Idgham Bighunnah Tanwin Tatkala Bertemu Huruf Nun mati (Jazm) atau Tanwin dengan Madde ‘ain :
Maknanya ialah: Huruf nun mati atau Tanwin ketika bertemu dengan huruf hijaiyyah (huruf kecil) yang d sebut mad ‘ain seperti huruf mim , nabla ,lam dan wau ,maka itu dinamakan idgham bi gunnah,mengikut pada nneaba dia di baca lam dan mim di baca dengan bersatu.
Contohnya, Surah Al-Faatihah ayat 4: “إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ”
– Idgham Bighunnah Tanwin Tatkala Bertemu Huruf Suku Kata Yang Sama:
Maknanya ialah: Huruf nun mati atau Tanwin ketika bertemu beberapa Hijaiyyah huruf yang sama,sama generatnya seperti huruf selainnya,dalam menyuarakan suatu bunyi yang dimahsurah yang Makna yang satu s
Contohnya, Surah Al-Hijr ayat 29: “فَإِذَا سَوَّيْتُهُ نَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي”
2. Idgham Bighunnah Muttajannizain:
idgham mutajannizain ialah salah satu dari 17 hukum madd yang terjadi sesudahhukum mad jaiz mutasilien.
Huruf idgham mutajannizain biasanya secara tafsiranya adalah penggabungan 2 huruf yang sama yang menjadikannya satu huruf contohnya adalah mad faroq , mad lin ,mad maal ghunnah atau penyambungan.“Menggabung 2 harakat sukun (tanwin) yang letaknya berturut-turut atau mendekat yang satu sama lain”, dengan demikian keduanya adalah sukun berturut-turut atau mendekat. Hukum mad yang mengharuskan dua huruf yang berturut-turut atau mendekat diteruskan secara ringkas atau apabila dalam bacaan tersebut terdapat nash, maka dilafalkan dengan cara menjengung, namun wajib terdengar nada yang sesuai
– Idgham Bighunnah Muttajannizain Ketika Bertemu Huruf Nun atau Tanwin:
Contohnya, Surah Al-A’raf ayat 143: “فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَىٰ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ”
– Idgham Bighunnah Muttajannizain Ketika Bertemu Huruf Suku Kata Yang Sama:
Contohnya, Surah Al-Baqarah ayat 43: “وَإِلَّا فَخُذُوهُ
وَاحْزُمُوهُ وَاقْتُلُوهُ حَيْثُ
ثَقِفْتُمُوهُ”
Frequently Asked Questions (FAQ):
1. Bagaimana cara mengamalkan Idgham Bighunnah dalam membaca Al-Qur’an?
Untuk mengamalkan Idgham Bighunnah dalam membaca Al-Qur’an, kita perlu memperhatikan huruf nun sukun/tanwin (نْ) yang diikuti oleh harakat wau (و) atau ya (ي). Kemudian, kita harus menggabungkan kedua huruf tersebut menjadi satu bunyi nun bengkok yang tidak terdengar. Mengamalkan Idgham Bighunnah dalam membaca Al-Qur’an sangat penting karena dapat mempengaruhi makna ayat yang kita baca.
2. Apa saja kesalahan umum dalam membaca Idgham Bighunnah?
Beberapa kesalahan umum dalam membaca Idgham Bighunnah antara lain:
– Tidak memperhatikan harakat wau (و) atau ya (ي) setelah huruf nun sukun/tanwin (نْ), sehingga tidak dilakukan penggabungan kedua huruf dan bunyinya terdengar terpisah.
– Menggabungkan huruf nun sukun/tanwin (نْ) dengan huruf berikutnya yang tidak berharakat wau (و) atau ya (ي), seperti huruf berdagger atau huruf berharakat fathah. Hal ini akan membuat bunyi nun bengkok yang tidak benar.
Untuk menghindari kesalahan dalam membaca Idgham Bighunnah, penting bagi kita untuk menghafal aturan dan melatih pengucapan yang benar.
Kesimpulan
Dalam ilmu Tajwid, Idgham Bighunnah merupakan salah satu hukum bacaan yang penting untuk dipahami dan diamalkan. Idgham Bighunnah terjadi ketika huruf nun sukun/tanwin (نْ) bertemu dengan huruf berikutnya yang berharakat wau (و) atau ya (ي). Dalam Idgham Bighunnah ini, kedua huruf tersebut digabungkan menjadi satu bunyi nun bengkok yang tidak terdengar.
Penting bagi kita untuk memahami dan mengamalkan Idgham Bighunnah dengan benar saat membaca Al-Qur’an. Hal ini akan mempengaruhi makna ayat yang kita baca dan membantu kita dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Jadi, mari kita terus belajar dan berlatih untuk meningkatkan kemahiran dalam mengamalkan Idgham Bighunnah dalam membaca Al-Qur’an. Dengan begitu, kita dapat memperoleh keberkahan dan pemahaman yang lebih dalam terhadap kandungan Al-Qur’an.
Semoga penjelasan ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan bagi kita dalam mempelajari Idgham Bighunnah. Mari berusaha untuk menjadi pembaca Al-Qur’an yang baik dan mengamalkan setiap aturan tajwid dengan sebaik-baiknya.