Tahukah kamu jika garam dilarutkan dalam air, maka larutan tersebut bisa saja bersifat asam, basa, atau bahkan netral? Mengapa hal itu bisa terjadi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kamu harus bisa memahami hidrolisis garam.
Kali ini akan dibahas materi mengenai hidrolisis garam dimulai dari konsep hidrolisis garam, jenis – jenis hidrolisis garam dan cara menghitung pH larutannya, serta contoh soal hidrolisis garam. Untuk lebih jelasnya kamu dapat membaca pembahasan berikut ini.
Daftar Isi
Pendahuluan dan Pengertian
Garam merupakan elektrolit kuat yang dapat terdisosiasi sempurna ketika dilarutkan dalam air. Garam terdiri kation basa dan anion asam yang dapat dihasilkan dari reaksi netralisasi (reaksi asam basa). Berdasarkan kekuatan asam basanya, terdapat empat jenis garam yaitu:
- Garam dari basa kuat dan asam kuat, contohnya NaNO3
- Garam dari basa kuat dan asam lemah, contohnya CH3COONa
- Garam dari basa lemah dan asam kuat, contohnya NH4Cl
- Garam dari basa lemah dan asam lemah, contohnya NH4CN
Ketika suatu garam dilarutkan dalam air, kation dan anion dari garam tersebut dapat bereaksi dengan air. Reaksi tersebut dikenal sebagai hidrolisis garam. Hidrolisis garam ini akan mempengaruhi pH larutan apakah bersifat asam, basa, atau netral.
Baca juga: Materi Kesetimbangan Kimia
Konsep Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam dapat melibatkan salah satu ion saja (kation atau anion) atau bahkan melibatkan keduanya (kation dan anion) tergantung pada jenis garamnya. Reaksi hidrolisis garam ini hanya terjadi pada garam yang mengandung kation dari basa lemah dan anion dari asam lemah. Sedangkan garam yang mengandung kation dari basa kuat dan anion dari asam kuat tidak akan mengalami hidrolisis.
Hidrolisis garam yang melibatkan anion akan menghasilkan asam dan ion OH–. Ion OH– ini akan mengakibatkan larutan bersifat basa.
A–(aq) + H2O(l) ⇌ HA(aq) + OH–(aq)
Hidrolisis garam yang melibatkan kation akan menghasilkan basa dan ion H+. Ion H+ ini akan mengakibatkan larutan bersifat asam.
M+(aq) + H2O(l) ⇌ MOH(aq) + H+(aq)
Hidrolisis garam yang melibatkan kation dan anion dapat menghasilkan larutan yang bersifat asam, atau basa, atau bahkan netral. Hal tersebut bergantung pada nilai Ka asam dan Kb basa.
Jenis – Jenis Hidrolisis Garam
Hidrolisis garam dari basa kuat dan asam lemah
Ketika garam dari basa kuat dan asam lemah dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang bersifat basa. Hal tersebut terjadi karena anion bereaksi dengan air menghasilkan ion OH–. Sebagai contoh garam CH3COONa:
CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq)
Hidrolisis: CH3COO–(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) + OH–(aq)
Menghitung pH larutan garam dari basa kuat dan asam lemah:
Hubungan Ka dan Kb:
pH larutan:
Hidrolisis garam dari basa lemah dan asam kuat
Ketika garam dari basa lemah dan asam kuat dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang bersifat asam. Hal tersebut terjadi karena kation bereaksi dengan air menghasilkan ion H+. Sebagai contoh garam NH4Cl:
NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl–(aq)
Hidrolisis: NH4+(aq) + H2O(l) ⇌ NH3(aq) + H3O+(aq)
Menghitung pH larutan garam dari basa lemah dan asam kuat:
Hubungan Ka dan Kb
M+(aq) + H2O(l) ⇌ MOH(aq) + H+(aq)
pH larutan:
Hidrolisis garam dari basa lemah dan asam lemah
Ketika garam dari basa lemah dan asam lemah dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang bisa bersifat asam, basa, atau bahkan netral, tergantung pada nilai Ka dan Kb.
- Jika Ka > Kb, maka larutan akan bersifat asam karena hidrolisis kation akan lebih banyak dibandingkan hidrolisis anion.
- Jika Ka < Kb, maka larutan akan bersifat basa karena hidrolisis anion akan lebih banyak dibandingkan hidrolisis kation.
- Jika Ka ≈ Kb, maka larutan akan bersifat netral.
Sebagai contoh garam NH4CN:
NH4CN(aq) → NH4+(aq) + CN–(aq)
Hidrolisis: NH4+(aq) + H2O(l) ⇌ NH3(aq) + H3O+(aq)
Hidrolisis: CN–(aq) + H2O(l) ⇌ HCN(aq) + OH–(aq)
Menghitung pH larutan garam dari basa lemah dan asam lemah:
Hubungan Ka dan Kb:
M+(aq) + A–(aq) + H2O(l) ⇌ MOH(aq) + HA(aq)
pH larutan:
Dari tetapan kesetimbangan asam lemah diperoleh:
Sehingga:
Contoh Soal Hidrolisis Garam
Berikut contoh soal hidrolisis garam.
- Berapakah pH dari larutan CH3COONa 0,5 M? (Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5)
Jawaban:
CH3COONa merupakan garam dari basa kuat dan asam lemah.
CH3COO–(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) + OH–(aq)
pOH = -log (1,6 x 10-5) ≈ 4,8
pH = 14 – 4,8 = 9,2
- Berapakah pH larutan NH4CN 0,1 M? (Ka HCN = 4 x 10-4; Kb NH3 = 1,75 x 10-5)
Jawaban:
NH4CN merupakan garam dari basa lemah dan asam lemah.
pH = -log [H+]
pH = -log (4,79 x 10-7)
pH = 6,30
Baca juga: Materi Laju Reaksi
Pemahaman Akhir
Hidrolisis garam terjadi ketika garam dilarutkan dalam air dan ion-ion yang terbentuk bereaksi dengan air, menghasilkan larutan yang dapat bersifat asam, basa, atau netral. Garam terdiri dari kation basa dan anion asam, dan hidrolisis garam terjadi pada garam yang mengandung kation dari basa lemah dan anion dari asam lemah.
Jenis hidrolisis garam tergantung pada kombinasi basa dan asam dalam garam tersebut. Garam dari basa kuat dan asam lemah akan menghasilkan larutan basa karena anion bereaksi dengan air menghasilkan ion OH-. Sedangkan garam dari basa lemah dan asam kuat akan menghasilkan larutan asam karena kation bereaksi dengan air menghasilkan ion H+.
Garam dari basa lemah dan asam lemah dapat menghasilkan larutan yang bersifat asam, basa, atau netral, tergantung pada nilai tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan basa (Kb). Jika Ka > Kb, larutan akan bersifat asam, jika Ka < Kb, larutan akan bersifat basa, dan jika Ka ≈ Kb, larutan akan bersifat netral.
Untuk menghitung pH larutan garam, kita perlu mengetahui nilai Ka dan Kb dari asam dan basa yang terlibat dalam hidrolisis. Dengan menggunakan persamaan hidrolisis, kita dapat menghitung konsentrasi ion H+ atau OH- dalam larutan, dan kemudian menghitung pH larutan dengan menggunakan persamaan pH = -log [H+]. Contoh soal hidrolisis garam dapat membantu lebih memahami konsep ini dalam prakteknya.
Demikianlah pembahasan mengenai hidrolisis garam. Semoga pembahasannya bermanfaat dan dapat menambah pengetahuanmu.
Referensi:
Chang, Raymond. (2010). Chemistry 10th Edition. New York: McGraw-Hill.
Whitten. (2013). Chemistry 12th Edition. Brooks Cole.