Dalam sejarah peradaban manusia, Firaun merupakan salah satu tokoh yang secara melampaui batas, berhasil mencatatkan namanya sebagai sosok yang kejam dan tidak bermoral. Firaun adalah seorang penguasa Mesir kuno yang dikenal dengan kekuasaannya yang absolut, namun sayangnya, dia tidak pernah mendapatkan hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mengapa demikian?
Pertama-tama, sikap sombong Firaun adalah salah satu alasan utama mengapa ia tidak pernah memperoleh hidayah Allah. Dia dengan bangga menganggap dirinya sebagai dewa yang harus disembah oleh rakyatnya. Menurut Firaun, tidak ada kekuatan yang dapat mengalahkan kekuasaannya, dan hal ini membuatnya tercekik dalam keangkuhan dan kesombongannya sendiri. Sifat sombongnya melekat begitu kuat dalam dirinya sehingga ia menolak untuk melihat realitas yang sebenarnya.
Kedua, keserakahan yang dimiliki oleh Firaun adalah penyebab lain mengapa Allah tidak memberikan hidayah kepada dirinya. Meskipun sudah diberikan kekayaan yang melimpah oleh Allah, Firaun selalu ingin lebih. Ia menggali tambang emas dan harta karun yang ada di tanah Mesir untuk memuaskan nafsunya yang tidak pernah cukup. Namun, ironisnya, kekayaan yang dia kumpulkan tidak memberikan kebahagiaan padanya. Alih-alih merasa puas, keserakahan Firaun hanya membuatnya semakin terjebak dalam siklus keinginan yang tidak terpuaskan.
Bagaimanapun, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesempatan untuk berbuat baik pada setiap hamba-Nya. Namun, Firaun menolak kesempatan itu dan merampas hak-hak orang lain dengan kekuasaannya. Dia menindas kaum Bani Israel dan membuat mereka hidup dalam penganiayaan yang luar biasa. Bahkan ketika Musa as. datang untuk menyampaikan pesan dari Allah, Firaun menolak untuk mempercayainya dan bahkan mengejar Musa as. dengan niat untuk membunuhnya.
Dalam akhirnya, Firaun menemui ajalnya yang mengerikan saat menghadapi azab Allah yang datang melalui banjir besar yang menghancurkan kerajaannya. Semua kekuasaan dan kekayaan yang pernah dimilikinya, seketika sirna dalam bencana dahsyat itu. Kematian Firaun menjadi pengingat bagi kita semua, tentang bagaimana akibat dari sikap sombong, serakah, dan ingkar terhadap perintah Allah.
Dalam hidup ini, kita harus selalu ingat bahwa hidayah Allah adalah anugerah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang rendah hati dan taat. Kita harus meninggalkan sikap sombong dan serakah, dan selalu membuka hati kita untuk menerima petunjuk dari Allah. Sebab, hanya dengan rendah hati dan penuh kesadaran akan kekuasaan-Nya yang Maha Agung, kita akan mampu mendapatkan hidayah-Nya yang dapat memimpin kita menuju jalan yang lurus dan membawa kebahagiaan yang sejati.
Jawaban Firaun Tidak Mendapatkan Hidayah Allah
Firaun adalah salah satu tokoh yang terkenal dalam sejarah peradaban manusia. Dia adalah seorang raja yang memimpin Mesir kuno pada zaman Nabi Musa. Firaun memiliki kekuasaan yang besar dan menjadi salah satu penguasa yang dianggap paling kuat. Namun, meskipun memiliki segala kekayaan dan kekuasaan, Firaun tidak pernah mendapatkan hidayah Allah. Mengapa hal ini terjadi? Berikut penjelasannya:
Firaun dan Kekufurannya
Firaun adalah seorang yang penuh dengan kesombongan dan kekufuran. Dia mengaku sebagai tuhan dan meminta rakyatnya untuk menyembahnya. Dia meyakini bahwa dia adalah penguasa tertinggi yang layak untuk dihormati dan disembah oleh manusia. Tindakan ini adalah perbuatan syirik yang paling besar, yaitu menyekutukan Allah dengan tuhan-tuhan palsu.
Allah sangat memurkai perbuatan syirik ini. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan bahwa Dia tidak akan mengampuni orang yang melakukan syirik, kecuali jika orang tersebut bertaubat sebelum ajalnya. Firaun, dengan segala kesombongannya, tidak pernah menunjukkan penyesalan yang tulus terhadap perbuatannya. Oleh karena itu, dia tidak mendapatkan hidayah Allah.
Pemberontakan Terhadap Nabi Musa
Firaun juga dikenal karena pemberontakannya terhadap Nabi Musa. Allah telah mengutus Musa sebagai nabi dan rasul untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada Firaun dan rakyatnya. Namun, bukannya menerima wahyu dan mengimani Allah, Firaun justru menentang Nabi Musa dengan keras. Dia menolak untuk mengakui kebesaran Allah dan melawan segala tanda-tanda keajaiban yang ditunjukkan oleh Nabi Musa.
Firaun dan pasukannya menganiaya Bani Israil yang dipimpin oleh Nabi Musa. Mereka menggoda, menyiksa, dan memperbudak Bani Israil tanpa belas kasihan. Tindakan ini adalah perbuatan yang sewenang-wenang dan zalim. Allah menjanjikan bahwa Dia akan memberikan hidayah-Nya kepada orang yang bertakwa dan sabar dalam menghadapi cobaan. Namun, Firaun dengan kekejamannya tidak pernah mendapatkan hidayah Allah.
Tidak Mendengarkan Nasihat
Firaun juga tidak pernah mendengarkan nasihat orang-orang yang mengingatkannya tentang perbuatan buruknya. Walaupun ada beberapa pengikutnya yang menyadari ketidakadilan dan kesombongannya, mereka tidak bisa berbuat banyak karena kekuasaan Firaun yang begitu besar. Ada beberapa tokoh di dalam istananya yang mencoba memberikan nasihat untuk menyelamatkan Firaun dari kemurkaan Allah, namun Firaun selalu menolak mendengarkannya.
Saat Firaun dan pasukannya terjebak di Laut Merah ketika mengejar Bani Israil, ada salah seorang dari mereka yang beriman kepada Allah dan merasa takut akan akibat perbuatannya. Dia memberikan nasihat kepada Firaun agar beriman kepada Allah dan meminta ampunan. Namun, Firaun yang penuh dengan kesombongan dan takabur menolak nasihat tersebut. Akhirnya, Firaun dan pasukannya tenggelam dalam laut yang mereka sendiri kejar. Ini adalah bukti nyata bahwa Firaun tidak mendapatkan hidayah Allah karena penolakannya terhadap nasihat yang datang dari orang-orang yang lebih tahu dan lebih baik darinya.
FAQ
Q: Apakah Firaun tidak pernah memiliki kesempatan untuk bertaubat dan mendapatkan hidayah Allah?
A: Firaun memiliki kesempatan untuk bertaubat dan mendapatkan hidayah Allah, namun dia menolak untuk melakukannya. Allah tidak pernah melarang siapa pun untuk bertaubat dan Allah selalu siap mengampuni orang-orang yang melakukan kesalahan jika mereka sungguh-sungguh bertaubat dengan tulus.
Q: Apakah Firaun tidak memiliki akhir yang baik dalam kehidupannya?
A: Tidak, Firaun tidak memiliki akhir yang baik dalam kehidupannya. Allah menghukumnya dengan tenggelam dalam Laut Merah bersama pasukannya sebagai bentuk adzab dan siksaan atas perbuatannya yang zalim dan durhaka.
Kesimpulan
Firaun adalah contoh yang jelas tentang bagaimana kesombongan, kekufuran, dan penolakan terhadap wahyu Allah dapat menghalangi seseorang untuk mendapatkan hidayah-Nya. Meskipun Allah senantiasa memberikan kesempatan kepada setiap manusia untuk bertaubat dan mendapatkan hidayah, hanya mereka yang mau tunduk dan merendahkan diri di hadapan-Nya yang akan mendapatkan ridha dan petunjuk-Nya.
Sungguh, hidayah Allah adalah karunia yang sangat berharga. Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman, kita harus senantiasa berusaha untuk memperoleh hidayah-Nya. Kita harus menghindari kesombongan, kekufuran, serta segala bentuk perbuatan yang menciptakan jarak antara kita dengan-Nya. Taat kepada perintah-Nya, beribadah dengan tulus, dan senantiasa memohon ampunan-Nya adalah langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan hidayah Allah.
Yuk, mari kita tinggalkan kesombongan dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan melakukan hal itu, kita akan mendapatkan hidayah-Nya dan hidup dalam keberkahan dan kebahagiaan dunia maupun akhirat.