Dasar-dasar Ilmu Komunikasi

Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh semua orang. Definisi komunikasi yang diberikan oleh Gamble & Gamble (2012) adalah pemindahan makna secara sengaja atau tidak sengaja. Forsdale (1981) menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses ketika suatu sistem dibentuk, dijaga, dan diubah oleh sinyal bersama yang berjalan sesuai aturan. 

Komunikasi adalah cara untuk menyampaikan pesan dalam proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dalam proses tersebut, semua orang bisa membuat pesan dan juga merespon. Proses komunikasi terjadi ketika kamu memberikan makna terhadap perilaku seseorang yang kamu lihat. Ketika kamu bisa mengubah hasil observasimu menjadi pesan, kamu sedang melakukan kegiatan komunikasi. Ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari cara manusia berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.

Komunikasi merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan kita. Ketika kamu memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kamu memiliki kesempatan lebih besar untuk berkembang. Salah satu contohnya adalah ketika mencari pekerjaan. Banyak orang yang mendapatkan pekerjaan karena memiliki koneksi dan jaringan sosial yang luas. Untuk mendapatkannya, kamu harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kenaikan jabatan juga lebih mudah kamu raih ketika kamu bisa mengkomunikasikan idemu kepada atasan.

Selain dalam kehidupan profesional, orang-orang yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik juga memiliki kehidupan sosial yang kaya dan memuaskan. Namun, komunikasi bukanlah hal yang kamu langsung dapat dari lahir. Penting bagi kamu untuk selalu belajar dan berusaha mengembangkan kemampuan komunikasi. Proses ini akan berlaku selama kamu hidup. Oleh karena itu, yuk, belajar tentang komunikasi!

Aksioma Komunikasi

Office Presentation
Sumber: Unsplash.com

Pada 1967, Paul Watzlawick dan rekannya melakukan penelitian terhadap cara komunikasi sebuah keluarga disfungsional. Lalu, mereka menemukan bahwa terdapat lima aksioma komunikasi yang penting dimengerti supaya proses komunikasi menjadi efektif dan kompeten. Penemuan aksioma ini ditulis dalam bukunya, Pragmatics of Human Communication

Aksioma dapat dilihat sebagai peraturan mendasar terkait kegiatan komunikasi. Nagy (2006) menjelaskan mengenai temuan Watzlawick ini. Aksioma ini dapat menjelaskan bagaimana miskomunikasi dapat terjadi jika komunikator tidak memiliki pemahaman yang sama. Jika salah satu aksioma ini terganggu, proses komunikasi bisa menjadi gagal.

Aksioma pertama adalah ‘One cannot not communicate’, atau bisa diterjemahkan sebagai seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi. Komunikasi adalah hal yang kita lakukan terus menerus. Ketika kamu terlibat dalam suatu interaksi, pasti kamu memberikan suatu respon. Respon ini tidak harus berupa respon verbal, namun juga nonverbal; gestur tubuh, ekspresi muka, bahkan kediaman juga adalah respon. Semua perilaku ketika berinteraksi adalah komunikasi yang memberikan pesan.

Contohnya adalah ketika kamu mendengar berita buruk dari teman. Jika kamu diam dan tidak memberikan reaksi apa-apa, kamu tetap memberikan pesan; bisa jadi kamu kaget terhadap berita tersebut sehingga tidak bisa berkata-kata. Kamu juga bisa mengeluarkan ekspresi sedih dan menangis, memberikan pesan bahwa kamu sedih. Aksioma ini memberikan implikasi bahwa dalam setiap situasi sosial; kita selalu mengkomunikasikan sesuatu, bahkan ketika kita tidak berbicara.

Aksioma kedua adalah semua komunikasi memiliki level isi pesan dan hubungan. Isi pesan adalah informasi dan data yang disampaikan pengirim pesan, biasanya secara verbal.  Dalam aksioma ini, hubungan antara pengirim pesan dan penerima pesan dapat menentukan isi pesan. Hubungan dapat mengatur cara pengirim pesan berkomunikasi; pilihan kata yang digunakan, nada suara, gestur, hingga ekspresi wajah.

Dua pesan dapat memiliki isi yang sama. Namun, penyampaian pesan tersebut bisa menjadi berbeda ketika dikomunikasikan dalam level hubungan yang berbeda. Contohnya ketika kita berbicara tentang cuaca dengan atasan, kita harus menggunakan diksi dan suara yang lebih sopan. Sementara ketika berbicara tentang cuaca dengan teman, kita bisa dengan mudah mengeluh dengan bahasa yang santai.

Aksioma ketiga adalah sifat sebuah hubungan bergantung kepada bagaimana kedua pihak menekankan urutan komunikasi. Artinya, ketika kita berkomunikasi, seluruh pihak memiliki pemaknaan sendiri terhadap topik yang sedang dibicarakan. Contohnya, kamu bertengkar bersama ibumu karena kamu sering pulang malam. Ibumu marah karena kamu terlalu sering pulang malam dan tidak bisa dihubungi, sementara kamu marah karena merasa dikekang. 

Penekanan terhadap perspektif ini sering berakhir menjadi konflik. Cara mengatasinya adalah melalui metakomunikasi; kedua pihak membicarakan tentang komunikasi. Hal ini mencegah diskusi untuk berjalan secara sirkuler. Cara ini juga memungkinkan kamu untuk mendapatkan solusi yang mencukupi perspektif satu sama lain.

Aksioma keempat adalah manusia berkomunikasi secara digital dan analog. Ketika berkomunikasi, terdapat dua cara menjelaskan suatu konsep. Pertama, dijelaskan secara analogi, seperti melalui gambar. Kedua, menjelaskan secara digital; memberikan kata kepada suatu objek. Hal ini bisa dilakukan melalui tulisan dan perkataan.

Modalitas digital memiliki struktur dan tata kalimat yang berbeda dan rumit. Sebaliknya, modalitas analog adalah cara ekspresi yang lebih visual dan biasanya memiliki pasangan dalam bentuk komunikasi nonverbal.

Baca juga: Filsafat Komunikasi

Aksioma kelima adalah semua komunikasi bersifat simetris atau komplementer. Dalam tipe hubungan komplementer, terdapat posisi inferior-superior yang berasal dari peran yang diberikan secara sosial. Contohnya adalah hubungan antara guru dan murid, bos dan karyawan, orangtua dan anak, dan sebagainya. Interaksi simetris terjadi ketika kedua partner melihat satu sama lain sebagai pasangan yang setara. 

Elemen Komunikasi

Sumber: Unsplash.com

Dalam suatu kegiatan komunikasi, terdapat beberapa elemen yang dapat melancarkan proses tersebut. Elemen ini selalu ada dalam setiap kegiatan komunikasi. Menurut Gamble & Gamble (2012), terdapat tujuh elemen-elemen pokok dalam komunikasi.

Elemen pertama adalah orang. Idealnya, dalam suatu kegiatan komunikasi terdapat dua peran; pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver). Tugas pengirim pesan adalah menyusun dan mengirimkan pesan. Penerima pesan bertugas untuk menerima dan mengolah pesan. Namun, peran ini bukanlah suatu hal yang tetap. Penerima pesan dapat menjadi pengirim pesan, dan sebaliknya. Kegiatan mengirim dan menerima pesan juga terjadi secara bersamaan. Contohnya adalah dalam percakapan sehari-hari, seperti ketika kamu ngobrol bersama temanmu. Ketika kamu berbicara, temanmu akan mendengarkan. Ketika temanmu berbicara, kamu akan mendengarkan dan menerima pesan yang diberikannya.

Elemen kedua adalah pesan, yaitu isi dari kegiatan komunikasi. Pesan ini dapat berbentuk verbal maupun nonverbal. Isi pembicaraan, pemilihan kata, gestur tubuh, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat mengkomunikasikan ide atau informasi.

Elemen ketiga adalah channel (saluran). Channel adalah media yang kita gunakan untuk membawa pesan. Terdapat beberapa channel yang biasa dipakai untuk komunikasi. Komunikasi melalui komputer dan ponsel merupakan hal yang sering ditemukan saat ini. Televisi sebagai alat komunikasi media massa juga sudah dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia. Panca indera juga bisa digunakan untuk membawa maupun mengolah pesan, terutama dalam interaksi face-to-face.

Elemen keempat adalah noise (kebisingan). Noise adalah segala hal yang mengganggumu ketika mengolah atau mengirim pesan. Meskipun kita terbiasa menganggap bahwa noise adalah suara mengganggu dari lingkungan sekitar, noise juga dapat terjadi karena faktor internal. Noise internal dapat dikaitkan dengan susunan psikologis komunikator, kemampuan intelektual, atau kondisi fisik. Selain itu, noise external juga bukanlah hanya berupa bunyi atau suara, tetapi juga keadaan lingkungan seperti contohnya ruangan bau dan panas.

Elemen kelima adalah konteks, yaitu keadaan ketika kamu melakukan komunikasi. Jika sedang bersama teman, konteks berkomunikasi yang ada adalah natural dan santai. Namun, terdapat konteks yang mengharuskan kamu untuk memberikan lebih banyak kontrol terhadap perilakumu. Hal ini akan memengaruhi bentuk komunikasi kamu dengan sesama. Konteks dapat membantu kamu untuk menentukan hal seperti cara berbicara, postur tubuh, penampilan ketika berkomunikasi.

Elemen keenam adalah feedback (umpan balik), yaitu informasi yang dikembalikan ke sumber pesan. Ketika kamu melakukan komunikasi dengan orang lain, kamu akan menerima informasi dari orang tersebut. Informasi tersebut, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal, berfungsi sebagai feedback (umpan balik). Terdapat dua feedback: positif dan negatif. Feedback ini dapat memberitahu kita bagaimana orang lain melihat cara komunikasi kita. Bentuk feedback dapat berupa kerutan, tawa kecil, ucapan sarkastik, atau hanya diam yang berasal dari sumber internal dan eksternal.

Elemen ketujuh adalah efek, yaitu pengaruh yang didapat oleh pelaku komunikasi setelah melakukan kegiatan komunikasi. Terdapat beberapa bentuk efek, yaitu emosional, fisikal, kognitif, atau campuran dari ketiganya. Bentuk efek emosional adalah ketika komunikasi menimbulkan perasaan, seperti rasa senang, marah, atau sedih. Efek fisikal bisa berbentuk pertengkaran dan argumen fisik. Selanjutnya, efek kognitif dapat berbentuk sebagai pengetahuan baru, pertimbangan pendapat awal, dan sebagainya. 

Level Komunikasi

Sumber: Unsplash.com

Ketika melakukan komunikasi, kamu akan terlibat dalam beberapa level hubungan. Level pertama adalah komunikasi intrapersonal. Dalam level ini, kamu akan berkomunikasi dengan dirimu sendiri. Komunikasi ini terjadi ketika kamu berpikir tentang dirimu sendiri, berbicara dengan diri sendiri, serta mengevaluasi dirimu sendiri.

Level komunikasi yang kedua adalah komunikasi interpersonal. Dalam level ini, kamu berinteraksi dengan orang lain. Kamu belajar mengenai lawan bicaramu lebih jauh. Kamu juga melakukan kegiatan yang dapat mempertahankan hubunganmu dengan lawan bicara, seperti mendengarkan, membantu, memberi saran, dan sebagainya.

Level ketiga adalah komunikasi kelompok. Kamu berinteraksi dengan sejumlah orang lain, dan bekerja sama untuk berbagai hal. Kamu bisa berbagi informasi, mengembangkan ide, membuat keputusan, memberikan solusi, mendukung satu sama lain, serta bisa bersenang-senang bersama.

Setelah itu ada komunikasi publik. Melalui komunikasi publik, kamu memberi informasi serta mengajak sejumlah audiens untuk berpikir dan bertindak dengan cara tertentu. Kamu juga bisa menjadi audiensnya, yaitu ketika terdapat orang lain yang melakukan komunikasi publik kepadamu.

Level kelima adalah komunikasi massa, yaitu transmisi pesan yang diproses oleh penjaga gerbang sebelum dikirim ke audiens yang besar melalui saluran media komersil. Media, seperti TV, radio, dan koran, memiliki kemampuan untuk menghibur, menginformasi, dan membujuk kamu. Sebaliknya, kamu dapat memengaruhi media melalui kemampuan menonton dan membayar media yang kamu konsumsi.

Level keenam adalah komunikasi online, komunikasi yang dibantu oleh mesin. Dalam komunikasi online, kamu membangun hubungan dengan orang lain menggunakan komputer dan internet.

Terdapat beberapa fungsi komunikasi yang dapat berguna bagi kehidupanmu. Komunikasi dapat membantu kamu untuk memahami diri sendiri dan orang lain di sekitar kita. Komunikasi juga dapat membantu kamu untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Dengan belajar komunikasi, kamu bisa mengevaluasi dan memperbaiki cara kamu berinteraksi dengan orang lain.

Baca juga: Sejarah Model Komunikasi

Pemahaman Akhir

Komunikasi adalah proses pemindahan makna yang dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja. Ini melibatkan penyampaian pesan antara dua orang atau lebih. Komunikasi adalah keterampilan yang penting untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan orang lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Terdapat aksioma-aksioma komunikasi yang harus dipahami untuk memahami bagaimana komunikasi bekerja.

Aksioma pertama adalah bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi. Setiap tindakan dan perilaku kita, baik verbal maupun nonverbal, adalah bentuk komunikasi yang mengirim pesan kepada orang lain. Aksioma kedua menyatakan bahwa semua komunikasi memiliki level isi pesan dan hubungan. Pesan yang disampaikan oleh seseorang juga dipengaruhi oleh hubungan yang mereka miliki dengan penerima pesan.

Aksioma ketiga adalah bahwa sifat sebuah hubungan tergantung pada penekanan urutan komunikasi. Setiap individu memiliki pemahaman dan perspektif yang berbeda dalam komunikasi, dan ini dapat menyebabkan konflik jika tidak dipahami dengan baik. Aksioma keempat menyatakan bahwa manusia berkomunikasi secara digital dan analog. Komunikasi dapat dilakukan melalui kata-kata verbal atau melalui ekspresi visual dan nonverbal.

Aksioma kelima menyatakan bahwa semua komunikasi bersifat simetris atau komplementer. Dalam hubungan komplementer, terdapat peran superior-inferior yang mempengaruhi cara komunikasi kita. Dalam hubungan simetris, kedua belah pihak dilihat sebagai setara dalam komunikasi. Memahami aksioma-aksioma ini dapat membantu kita memahami bagaimana komunikasi terjadi dan mengapa terkadang muncul miskomunikasi.

Dalam komunikasi, terdapat beberapa elemen penting. Orang adalah elemen pertama, yang melibatkan pengirim pesan dan penerima pesan. Pesan adalah isi dari komunikasi yang dapat berbentuk verbal atau nonverbal. Saluran atau media yang digunakan untuk mengirimkan pesan disebut sebagai channel. Kebisingan atau noise dapat mengganggu proses komunikasi. Konteks adalah lingkungan atau situasi di mana komunikasi terjadi. Umpan balik adalah informasi yang dikembalikan kepada pengirim pesan. Efek adalah dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh komunikasi.

Ada juga beberapa level komunikasi yang terjadi. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi interpersonal melibatkan interaksi dengan orang lain. Komunikasi kelompok terjadi ketika kita berkomunikasi dengan sejumlah orang dalam kelompok. Komunikasi publik melibatkan penyampaian pesan kepada sejumlah besar audiens. Komunikasi massa terjadi melalui media massa seperti TV, radio, dan koran. Komunikasi online adalah komunikasi yang menggunakan teknologi dan internet.

Belajar dan mengembangkan kemampuan komunikasi adalah penting dalam kehidupan kita. Komunikasi membantu kita memahami diri sendiri dan orang lain, membangun hubungan yang baik, dan meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan orang lain. Dengan memahami prinsip-prinsip dan elemen-elemen komunikasi, kita dapat menjadi komunikator yang lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

Sekian penjelasan tentang dasar-dasar ilmu komunikasi. Semoga penjelasan ini membantu!


Sumber

Gamble, T., & Gamble, M. (2012) Communication Works 11th Edition. New York: Mc-Graw Hill.

Nagy, C. (2006). We Talk When We’re Not Saying Anything: Five Axioms of Communication According to Paul Watzlawick. JCCenters.org

Forsdale, L. (1981). Perspectives on Communication. New York: Random House.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Fransiska

Fransiska is an undergraduate student of Communication Studies, focusing on Advertising. She is passionate in the field of marketing, especially market research analysis, behavioural studies, advertising strategy, and business development strategy.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *