Contoh Pendahuluan Makalah Serta Cara Membuatnya

Setiap karya tulis ilmiah memiliki pendahuluan sebagai bagian dari penulisannya, tidak terkecuali makalah. Makalah adalah karya tulis yang berisi tentang pemikiran suatu topik tertentu dengan penulisan sistematis disertai analisis logis dan objektif (Tanjung dan Ardial, 2009: 7). Makalah tersusun dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

Bagian pendahuluan pada dasarnya digunakan sebagai gambaran besar bagi pembaca untuk mengetahui keseluruhan bahasan yang disampaikan penulis dalam karya ilmiahnya. Pada bagian pendahuluan, terdapat beberapa kaidah yang harus diikuti. Apa sajakah itu? Ulasan kali ini akan membahas tentang hal yang harus ada pada pendahuluan, cara membuat pendahuluan makalah, dan contoh pendahuluan dalam makalah.

Hal Yang Harus Ada

pendahuluan makalah
Sumber: freepik.com

Pendahuluan dalam makalah tidak jauh berbeda dari karya tulis ilmiah lainnya. Terdapat hal-hal yang harus ada dalam pendahuluan tersebut. Hal-hal tersebut ialah:

Latar Belakang

Pada bagian ini, kamu menjelaskan hal-hal yang melatarbelakangi kamu dalam penyusunan makalah. Hal-hal tersebut mencakup tiga pertanyaan, yaitu mengapa, untuk apa, dan apa yang membuat kamu ingin menyelesaikan masalah yang dibahas dalam makalah kamu. Pertanyaan mengapa ini, kamu menjelaskan alasan kamu (latar belakang) dalam memilih topik tersebut. Pertanyaan untuk apa, kamu menjawab tujuan dari penelitian makalah kamu. Terakhir, kamu juga menjelaskan alasan apa yang membuat kamu ingin menyelesaikan masalah atau topik tersebut.

Selain menjawab ketiga pertanyaan di atas, sebuah latar belakang juga harus memuat data atau fakta ilmiah yang mendukung keabsahan makalah kamu. Seperti pendapat ahli yang bisa kamu temui di buku, artikel atau jurnal ilmiah. Untuk latar belakang sendiri, kamu bisa menjelaskan sepanjang 1-10 halaman atau lebih. Yang pasti, penjelasan tersebut relevan dan memang diperlukan untuk menjelaskan latar belakang penyusunan makalah kamu. Sebagai contoh:

Latar Belakang

Wacana berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu vacana yang berarti bacaan. Kata tersebut kemudian diserap dalam bahasa Jawa kuno dan bahasa Jawa baru yang memiliki arti bicara, kata, dan ucapan. Dari bahasa Jawa tersebut, wacana diserap ke dalam bahasa Indonesia yang berarti ucapan, percakapan atau kuliah (Poerwadminta 1976: 1144).

Dalam bahasa Inggris, wacana disebut discourse. Kata discourse secara etimologi berasal dari bahasa Latin, discursus, yang berarti lari kian kemari. Kata tersebut diturunkan dari kata discurere. Bentuk discurrere merupakan gabungan dari dis dan currere yang berarti lari, berjalan kencang.

Dalam konteks tata bahasa, wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi, artinya wacana mencakup kalimat, paragraf, penggalan wacana, dan wacana utuh. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Djajasudarma (1994: 3), bahwa wacana direalisasikan dalam bentuk karangan utuh, seperti novel, buku, ensiklopedia, dan sebagainya; paragraf; kalimat; frasa; bahkan kata. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa wacana dalam realisasinya berupa sekumpulan kalimat.

Kalimat tersebut dapat dibentuk dari sekumpulan fonem, morfem, kata, frasa, dan klausa. Berkaitan dengan hal itu, bahasa yang digunakan untuk membentuk suatu wacana harus terjalin erat antara satu dengan yang lain. Wacana juga harus disusun secara teratur dan sistematis di dalam rangkaian kalimat, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Dari pengertian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang wacana. Maka, penulis menyusun makalah yang berjudul Wacana dan Cara Menganalisisnya dengan harapan dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi para pembacanya.

Baca juga: Contoh Kata Pengantar

Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah kalimat atau tulisan singkat yang menjelaskan secara rinci mengenai masalah yang diangkat dalam sebuah makalah dan rumusan ini sesuai dengan latar belakang yang telah disusun. Umumnya, bagian ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang nanti akan kamu jawab atau jelaskan di bagian isi atau pembahasan. Biasanya rumusan masalah tersebut terdiri dari dua sampai tiga pertanyaan.

Hal ini penting dalam makalah karena digunakan untuk membatasi ruang lingkup penelitian agar lebih fokus dan pembahasan jelas sesuai. Sebagai contoh, berikut rumusan masalah yang sesuai dengan contoh latar belakang di atas:

2. Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian wacana?
  2. Apa sajakah jenis-jenis wacana?
  3. Apa saja metode-metode dalam menganalisis wacana?

Tujuan

Bagian terakhir yang harus ada dalam pendahuluan makalah, yaitu tujuan. Setiap penelitian karya ilmiah yang baik pasti memiliki tujuan yang jelas. Tujuan di bagian ini tidak terlalu sama dengan tujuan pada bagian latar belakang. Pada bagian ini, kamu diminta untuk menjelaskan tujuan yang sesuai dengan rumusan masalah yang kamu teliti. Intinya, bagian ini merupakan tujuan kamu memilih rumusan masalah tersebut. Berikut ini contoh tujuan dalam pendahuluan makalah:

3. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, terdapat tiga tujuan, yaitu:

  1. Untuk mengetahui pengertian dari wacana.
  2. Untuk mengetahui maksud dari jenis-jenis wacana.
  3. Untuk mengetahui metode-metode dalam analisis wacana.

Ketiga bagian di atas adalah hal-hal yang harus ada di dalam pendahuluan sebuah makalah. Kamu juga dapat menambahkan keterangan pendukung lainnya yang sesuai dengan fungsi makalah kamu, seperti tambahan ruang lingkup penelitian dan manfaat penelitian.

Cara Membuat Pendahuluan Makalah

Setelah mengetahui apa saja yang harus ada dalam pendahuluan makalah, maka membuat pendahuluan makalah tidaklah mejadi sulit. Ada langkah-langkah yang bisa kamu ikuti, di antaranya:

Susun latar belakang

Latar belakang merupakan bagian awal yang harus kamu buat. Agar lebih mudah, buat kerangka berpikir terlebih dahulu. Penyusunannya mulai dari pembahasan umum hingga ke khusus. Tidak lupa kamu juga mencari berbagai kutipan dari pendapat ahli mengenai topik pembahasan makalah kamu. Setelah sudah lengkap, kamu sudah bisa menyusun latar belakang makalah.

Lanjut ke rumusan masalah

Setelah membuat latar belakang, kamu sudah bisa menyusun rumusan masalah. Perlu diingat bahwa rumusan masalah ini dibuat sesuai dengan penjelasan di latar belakang dan topik yang kamu pilih. Rumusan masalah tidak perlu terlalu banyak, biasanya hanya dua sampai tiga rumusan saja. Alangkah lebih baik lagi jika kamu membuat kalimat atau paragraf pengantar sebelum menyebutkan satu per satu rumusan masalah yang dimiliki.

Terakhir, buat tujuan

Rumusan masalah telah selesai, kamu sudah bisa menyusun tujuan. Pembuatan tujuan cukup mudah karena tujuan merupakan alasan (tujuan) kamu menyusun rumusan masalah. Kamu bisa mengganti awalan kalimat rumusan masalah dengan: agar, supaya, untuk, mengetahui, mendeskripsikan, dan sebagainya. Sama seperti rumusan masalah, alangkah lebih baik juga jika kamu memberi kalimat pengantar sebelum menyebutkan tujuan makalah kamu.

Susun secara sistematis

Karena ketiga bagian di atas merupakan pendahuluan, penyusunan ketiga bagian ini yang pertama dari bagian isi dan penutup sebuah makalah. Penyusunannya juga harus secara sistematis, yaitu diawali latar belakang, rumusan masalah dan terakhir tujuan.

Tiga Contoh Pendahuluan Makalah

Berikut ini ada beberapa contoh pendahuluan dalam makalah yang bisa menjadi referensi kamu. Contoh pendahuluan makalah ini, yaitu pendahuluan makalah sastra, sejarah, dan linguistik.

Contoh pendahuluan makalah sastra

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Postmodern sering kali didefinisikan sebagai suatu krisis modernism, yaitu krisis yang disebabkan oleh modernisasi. Postmodern muncul karena budaya modern menghadapi suatu kegagalan dalam strategi visualisasinya yang seragam dan membosankan. Foucault, seorang tokoh pemikir radikal postmodernisme mengatakan bahwa budaya itu dikonstruksi oleh subjeknya (manusia) yang bebas, tidak lagi oleh agama atau masyarakat.

Lahirnya postmodernisme terlepas dari sifatnya yang dekonstruktif atau revisioner, yaitu sebuah respon terhadap kegagalan modernisme serta konsekuensi buruk bagi kehidupan manusia dan alam pada umumnya. Puncak dari modernisme atau era pencerahan adalah kejenuhan akal budi seorang manusia.

Setelah lama berkiprah di dalam dunia, era modernisme mengakhiri riwayatnya dengan semua akibat yang telah dirancang dan dibuatnya. Keragu-raguan manusia terhadap firman Tuhan, dan Tuhan sendiri telah mengubur mereka dalam ketidakpastian yang kemudian lahir era baru dengan sebutan “Era Post-modern” dengan segala versinya.

Kejenuhan rasional atau akal budi adalah latar belakang lahirnya era postmodern. Pada era postmodern akan terjadi pertentangan antara natur dan kultur, fakta dan nilai, ideal dan realistis. Dalam kejenuhan rasional paradigma antropologis menjadi alternatif yang terbaik. Filsafat humanisme menjadi kebutuhan dan tata nilai baru.

Orang-orang yang hidup dalam era postmodern mempunyai kecenderungan untuk menolak hal-hal yang bersifat struktural. Postmodernisme hampir sama dengan post-strukturalisme dan seperti mereka yang menganut aliran kebebasan. Jadi hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh kaum postmodernisme bahwa manusia di zaman ini tidak mungkin lagi patuh dengan nilai-nilai, walaupun dulu memang nilai-nilai itu ada, namun sekarang itu semua telah berubah.

Perlawanan terhadap peradaban atau nilai-nilai agama dan kemasyarakatan itulah semangat postmodernisme. Anti otoritas (nilai-nilai agama, budaya, dan hukum) dan mengagungkan pola hidup individualistik adalah gejala awal. Jika hal ini terjadi, maka kehidupan manusia akan mengarah pada kekacauan dan kebimbangan karena tidak ada lagi pengakuan atas standar-standar kebenaran yang ada.

Dalam karya sastra, aliran post-modern ini cukup menarik perhatian terutama dalam sebuah novel. Jalan cerita yang berbeda dari kebiasaan masyarakat sebelumnya membuat novel aliran post-modern cukup menarik untuk diteliti. Terkadang aliran ini juga menjadi pertentangan dan perdebatan di kalangan kritikus sastra. Maka dari itu, penulis ingin membahas makalah yang berjudul: Pengaruh Aliran Post-Modern Dalam Karya Sastra Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan yang mendidik serta referensi bagi calon penulis selanjutnya yang memiliki topik dan bahasan yang sama.

  1. Rumusan Masalah

Setelah menyusun latar belakang di atas, penulis menemukan beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

    1. Apa pengertian dari post-modern?
    2. Seperti apa ciri-ciri post-modern dalam karya sastra novel?
    3. Novel Indonesia apa sajakah yang menggunakan aliran post-modern?

3. Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut, penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu :

  1. Mengetahui pengertian dari post-modern.
  2. Mengetahui ciri-ciri post-modern dalam karya sastra novel.
  3. Mengetahui novel-novel Indonesia yang menggunakan aliran post-modern.

Contoh pendahuluan makalah sejarah

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang memiliki arti sebagai pohon atau keturunan. Hal ini memiliki maksud karena pohon memiliki siklus yang berkembang dari tingkat paling sederhana menuju tingkat yang lebih kompleks. Maka, sejarah diartikan sebagai silsilah keturunan raja yang memiliki peristiwa pada masa lampau. Berbeda dengan itu, dalam bahasa Inggris, sejarah disebut history yang berarti masa lampau yang berasal dari kata historia dalam bahasa Yunani yang berarti ilmu atau orang pandai.

Menurut Aristoteles, sejarah adalah sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal tersusun. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai catatan, rekaman atau bukti valid. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah memiliki tiga pengertian, yaitu sejarah sebagai silsilah atau asal usul, sejarah sebagai kejadian dan peristiwa yang benar terjadi pada masa lampau, dan sejarah sebagai ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran mengenai kejadian atau peristiwa yang benar terjadi pada masa lampau. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa atau kejadian pada masa lampau. Dalam kehidupan manusia sendiri, sejarah memiliki peristiwa yang unik, penting dan juga abadi.

Sejarah juga tidak dapat lepas dari perjalanan suatu negara. Di Indonesia sendiri, sejarah pada masa penjajahan masih menjadi mata pelajaran yang wajib dikenalkan kepada siswa sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas. Pelajaran sejarah untuk siswa Sekolah Dasar sendiri masuk ke dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS. Materi yang diajarkan, yaitu sejarah penjajahan Belanda, Pergerakan Nasional, Peranan Sumpah Pemuda, dan pendudukan Jepang di Indonesia.

Dari pelajaran sejarah tersebut, diharapkan siswa dapat mengetahui asal-usul dan peristiwa penting bangsanya. Tidak hanya itu, siswa juga diharapkan memiliki sikap dan sifat nasionalisme terhadap negara Indonesia. Seringkali, pelajaran sejarah ini menjadi sesuatu yang kurang menarik dan membosankan, terlebih untuk siswa kelas lima Sekolah Dasar. Diperlukan metode dan pengenalan yang menyenangkan agar pelajaran ini dapat mudah dan disukai oleh siswa.

Maka dari itu, sebagai mahasiswa yang berasal dari pendidikan sejarah, penulis ingin menganalisis mengenai pengenalan mata pelajaran sejarah pada siswa kelas lima Sekolah Dasar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi calon peneliti berikutnya yang ingin menganalisis dengan topik yang sama serta menerapkan metode yang dapat digunakan oleh para pembaca. Dengan demikian, penulis menyusun makalah yang berjudul: Pengenalan dan Cara Efektif Untuk Memberikan Pelajaran Sejarah Bagi Anak Sekolah Dasar Kelas Lima. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi di Sekolah Dasar Bunga Harum dengan subjek siswa kelas lima A sampai kelas lima C.

  1. Rumusan Masalah

Setelah menyusun latar belakang makalah ini, penulis memiliki beberapa rumusan masalah yang relevan, yaitu:

  1. Apa saja yang diperlukan saat mengajar pelajaran sejarah untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar?
  2. Bagaimana cara yang tepat saat mengajar sejarah untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar?

Metode apa yang dapat digunakan untuk mengajar sejarah kelas 5 Sekolah Dasar?

3. Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut, penulis memiliki beberapa tujuan yang dimaksud, yaitu:

  1. Mengetahui apa saja yang diperlukan saat mengajar pelajaran sejarah untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar.
  2. Mengetahui cara yang tepat saat mengajar sejarah untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar.
  3. Mengetahui apa saja yang dapat digunakan untuk mengajar sejarah kelas 5 Sekolah Dasar?

Contoh pendahuluan makalah linguistik

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Manusia hidup dengan berbahasa. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat berkomunikasi antara satu sama lain. Dari bahasa itulah muncul berbagai hasil bahasa yang merupakan buah pemikiran manusia salah satunya peribahasa. Peribahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sebuah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku. Menurut Maurice Maloux, peribahasa mengacu pada kebenaran moral atau faktual yang diungkapkan dalam beberapa kata, nasihat yang harus diikuti atau pemberitahuan tentang perilaku yang harus dijaga, sebuah pernyataan yang mengacu pada masa lalu atau sejarah. Maka dari itu, setiap negara pasti memiliki peribahasa masing-masing yang sesuai dengan budaya atau adat istiadat setempat.

Dulu, manusia menggunakan peribahasa sebagai cara untuk memberi nasihat, teguran atau sindiran agar orang yang ditujunya dapat menangkap maksud dari tuturannya. Penggunaan peribahasa dalam karya sastra sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Di benua Eropa, khususnya di negara Prancis, penggunaan peribahasa dimulai dari abad Antik dan mencapai puncaknya di abad pertengahan, yaitu abad 11-15, dan klasik, yaitu abad 16-18. Pada abad 17, aliran klasik dan barok mewarnai perkembangan karya sastra di Prancis. Penulis terkenal pada abad tersebut yang menggunakan peribahasa dalam karyanya adalah Molière. Ia adalah seorang yang terkenal dengan teater komedinya dan juga Jean de La Fontaine dengan karyanya Les Fables de La Fontaine. Karya mereka bertujuan untuk mengkritik keadaan sosial dan politis pada masa itu.

Sering kali budaya yang berbeda telah menciptakan peribahasa serupa dengan karakteristik serupa juga. Seperti halnya peribahasa Prancis yang tercipta dari budaya orang Eropa khusunya Prancis itu sendiri. Dalam bahasa Prancis, peribahasa disebut proverbe. Peribahasa Prancis hampir serupa dengan peribahasa Indonesia yang menggunakan majas sebagai penanda semantis, seperti majas metafora, paradoks, hiperbola atau personifikasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengajukan judul penelitian “Analisis Peribahasa Indonesia dan Prancis” guna tugas akhir mata kuliah linguistik.

  1. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis memiliki beberapa rumusan masalah yang ingin dibahas dalam makalah ini, yaitu:

    1. Apa perbedaan peribahasa Indonesia dengan peribahasa Prancis?
    2. Apa persamaan peribahasa Indonesia dengan peribahasa Prancis?

3. Tujuan

Setelah mengetahui rumusan masalah di atas, penulis memiliki beberapa tujuan, di antaranya:

  1. Mengetahui perbedaan peribahasa Indonesia dengan peribahasa Prancis.
  2. Mengetahui persamaan peribahasa Indonesia dengan peribahasa Prancis.

Baca juga: Cara Membuat Rumusan Masalah

Pemahaman Akhir

Pendahuluan adalah bagian penting dalam penulisan karya tulis ilmiah, termasuk dalam makalah. Bagian ini memberikan gambaran besar kepada pembaca tentang topik yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut. Terdapat beberapa kaidah yang harus diikuti dalam pembuatan pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan.

Latar belakang merupakan bagian pertama dalam pendahuluan, di mana penulis menjelaskan hal-hal yang melatarbelakangi penyusunan makalah. Penjelasan ini mencakup alasan pemilihan topik, tujuan penelitian, dan alasan yang mendorong penulis untuk menyelesaikan masalah atau topik tersebut. Latar belakang juga harus didukung oleh data atau fakta ilmiah yang relevan.

Rumusan masalah merupakan kalimat atau tulisan singkat yang menjelaskan secara rinci masalah yang akan dibahas dalam makalah. Rumusan masalah ini harus sesuai dengan latar belakang yang telah disusun sebelumnya. Tujuan dari rumusan masalah adalah untuk membatasi ruang lingkup penelitian dan menjadikan pembahasan lebih fokus dan jelas.

Tujuan merupakan bagian terakhir dalam pendahuluan, di mana penulis menjelaskan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tersebut. Tujuan ini harus sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dalam pendahuluan berbeda dengan tujuan yang terdapat dalam latar belakang, karena tujuan di bagian pendahuluan lebih spesifik sesuai dengan rumusan masalah.

Dalam pembuatan pendahuluan makalah, langkah-langkah yang dapat diikuti meliputi menyusun latar belakang terlebih dahulu, kemudian menyusun rumusan masalah, dan terakhir menyusun tujuan. Penyusunan ketiga bagian tersebut harus dilakukan secara sistematis dan berurutan, dimulai dari latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan.

Contoh-contoh pendahuluan dalam makalah yang diberikan, seperti pendahuluan dalam makalah sastra, sejarah, dan linguistik, menunjukkan penggunaan yang tepat dari komponen-komponen pendahuluan tersebut.

Dengan memperhatikan komponen-komponen yang harus ada dalam pendahuluan dan mengikuti langkah-langkah dalam pembuatannya, penulis dapat menyusun pendahuluan yang baik dan menarik bagi pembaca. Pendahuluan yang baik akan memberikan gambaran yang jelas tentang topik yang dibahas dan mempersiapkan pembaca untuk memahami isi makalah secara lebih mendalam.

Nah, itu dia pembahasan mengenai contoh pendahuluan makalah dan cara membuat pendahuluan makalah. Bagaimana, apakah membantu? Semoga ulasan kali ini bisa bermanfaat dan membantu kamu untuk menyelesaikan pendahuluan makalah, ya.


Sumber:
Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Artikel Terbaru

Avatar photo

Verent

Hobi jalan-jalan dan mencicipi kuliner baru. Ilmu sastranya? Saya sampaikan melalui tulisan. Semoga bermanfaat!

Komentar

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *