Daftar Isi
- 1 Apa Itu Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg?
- 1.1 Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg
- 1.2 Tingkat Prakonvensional
- 1.3 Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
- 1.4 Tahap 2: Orientasi Pemuasan Kebutuhan Sendiri
- 1.5 Tingkat Konvensional
- 1.6 Tahap 3: Orientasi Persetujuan Sosial
- 1.7 Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban Sosial
- 1.8 Tingkat Pasca Konvensional
- 1.9 Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial dan Hak Asasi Manusia
- 1.10 Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal
- 2 Cara Mencapai Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg yang Lebih Tinggi
- 3 Tips Meningkatkan Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg
- 4 Manfaat Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg
- 5 Contoh Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg
- 6 FAQ (Frequently Asked Questions)
- 7 Kesimpulan
- 8 FAQ (Frequently Asked Questions) Tambahan
Ketika kita berbicara tentang perkembangan moral, tidak mungkin untuk melewatkan teori dari seorang psikolog ternama, Lawrence Kohlberg. Teori ini menunjukkan bagaimana orang mengembangkan dan memperkuat pandangan moral mereka seiring bertambahnya usia. Namun, jangan khawatir, kita tidak akan merangkum teorinya dalam istilah yang rumit dan membosankan. Mari kita lihat contoh konkrit dari tiga tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg dengan cara yang lebih santai.
Level Pertama: Tingkat Prekonvensional
Misalkan tadi malam kamu dan teman-temanmu kelaparan di tengah malam. Kalian lewat depan toko yang tutup. Di depan pintu, terdapat sebuah botol berisi makanan yang tertinggal dengan label “Silakan Ambil! Gratis!”. Di tingkat prekonvensional, kamu akan melihat kesempatan ini sebagai peluang untuk mendapatkan makanan gratis tanpa memperhatikan apakah tindakan ini benar atau salah. Kalian berpikir, “Wah, kesempatan emas! Ambil saja!”
Level Kedua: Tingkat Konvensional
Pada level ini, kamu telah memperhatikan adanya aturan sosial yang mengatur bagaimana kita seharusnya bertindak dalam masyarakat. Dalam contoh ini, kamu masih lapar dan melihat botol itu lagi, tetapi kali ini kamu juga memikirkan aturan moral dan etika. Kamu berpendapat bahwa mengambil makanan yang bukan milikmu adalah sebuah pelanggaran etika. Meski kamu berusaha keras untuk menahan hasratmu, kamu memilih untuk meninggalkan botol itu karena memikirkan dampak negatif yang mungkin terjadi.
Level Ketiga: Tingkat Postkonvensional
Tingkat terakhir ini adalah tentang memilih tindakan berdasarkan nilai-nilai moral yang berlaku secara universal. Misalnya, pada level ini kamu menyadari bahwa menghormati hak milik orang lain adalah hal yang penting dan etis. Namun, kamu juga melihat bahwa orang yang menaruh makanan di botol itu ingin berbagi dan mungkin ada orang lain yang membutuhkan makanan tersebut. Dalam tataran ini, kamu mencoba mencari jalan tengah yang menghormati nilai-nilai moral universal sekaligus tetap memenuhi kebutuhanmu. Kamu memutuskan untuk mengambil setengah dari makanan dan meninggalkan sisanya untuk orang lain yang juga membutuhkan.
Saat melihat contoh-contoh di atas, kita dapat mencermati bagaimana tingkat perkembangan moral Kohlberg dapat mempengaruhi cara kita memilih dan berperilaku dalam situasi sehari-hari. Tidak hanya membantu kita memahami diri sendiri, tetapi juga bermanfaat untuk memahami orang lain dan menghormati keragaman nilai moral yang ada di masyarakat. Jadi, mari kita terus mengembangkan pandangan moral kita agar mendukung peningkatan kualitas hidup bagi semua orang.
Apa Itu Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg?
Tingkat perkembangan moral Kohlberg merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg, seorang psikolog Amerika pada tahun 1958. Teori ini menggambarkan tahapan perkembangan moral manusia berdasarkan pemahaman mereka terhadap moralitas dan etika.
Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg
Tingkat perkembangan moral Kohlberg terdiri dari enam tingkat yang dibagi menjadi tiga tingkat utama, yaitu tingkat prakonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat pasca konvensional. Setiap tingkat memiliki dua tahap perkembangan moral yang berbeda, sehingga secara keseluruhan terdapat dua belas tahapan perkembangan moral dalam teori ini.
Tingkat Prakonvensional
Pada tingkat prakonvensional, individu cenderung memandang moralitas berdasarkan konsekuensi dan penerimaan dari orang lain. Tahapan pada tingkat ini adalah:
Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
Pada tahap ini, individu memandang suatu tindakan sebagai benar jika tidak ada hukuman yang diterima sebagai konsekuensi dari tindakan tersebut. Mereka juga cenderung patuh terhadap peraturan yang ada, karena takut mendapatkan hukuman jika melakukan pelanggaran.
Tahap 2: Orientasi Pemuasan Kebutuhan Sendiri
Pada tahap ini, individu memandang suatu tindakan sebagai benar jika memberikan keuntungan atau kepuasan bagi diri sendiri. Mereka cenderung bertindak demi kepentingan pribadi dan melihat hubungan dengan orang lain sebagai pertukaran yang saling menguntungkan.
Tingkat Konvensional
Pada tingkat konvensional, individu mulai memandang moralitas berdasarkan norma yang ada dalam masyarakat. Tahapan pada tingkat ini adalah:
Tahap 3: Orientasi Persetujuan Sosial
Pada tahap ini, individu memandang suatu tindakan sebagai benar jika diterima dan disetujui oleh orang lain. Mereka cenderung mempertimbangkan perasaan orang lain dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain.
Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban Sosial
Pada tahap ini, individu memandang suatu tindakan sebagai benar jika sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Mereka cenderung menghormati otoritas dan mematuhi peraturan yang ada.
Tingkat Pasca Konvensional
Pada tingkat pasca konvensional, individu mulai memandang moralitas berdasarkan prinsip-prinsip universal yang adil. Tahapan pada tingkat ini adalah:
Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial dan Hak Asasi Manusia
Pada tahap ini, individu memandang suatu tindakan sebagai benar jika sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan hak asasi manusia. Mereka cenderung mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari suatu tindakan dan mengedepankan kepentingan bersama.
Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal
Pada tahap ini, individu memandang suatu tindakan sebagai benar jika sesuai dengan prinsip-prinsip etika universal yang adil. Mereka cenderung mengedepankan prinsip moral yang lebih tinggi daripada hukum yang berlaku.
Cara Mencapai Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg yang Lebih Tinggi
Untuk mencapai tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi menurut teori Kohlberg, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Pendidikan Moral
Pendidikan moral merupakan salah satu cara yang efektif untuk membantu individu mencapai tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi. Melalui pendidikan moral, individu dapat memahami nilai-nilai moral dan etika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memberikan Contoh yang Baik
Contoh yang baik dari orang-orang di sekitar individu juga dapat mempengaruhi perkembangan moral mereka. Jika individu terus-menerus melihat dan mengikuti contoh orang yang memiliki tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi, mereka kemungkinan besar akan terdorong untuk mencapai tingkat yang sama.
3. Mendorong Diskusi dan Refleksi
Mendorong individu untuk terlibat dalam diskusi dan refleksi mengenai nilai-nilai moral dan etika juga dapat membantu mereka mencapai tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi. Dengan berdiskusi dan merenungkan berbagai situasi moral, individu akan lebih mampu memahami perspektif yang berbeda dan mengambil keputusan moral yang lebih bijaksana.
4. Memperluas Wawasan dan Pengalaman
Memperluas wawasan dan pengalaman individu juga penting dalam mencapai tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi. Dengan mengalami berbagai situasi dan budaya yang berbeda, individu akan lebih terbuka dan mampu melihat kemajuan moral dari sudut pandang yang lebih luas.
Tips Meningkatkan Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg
Bagi individu yang ingin meningkatkan tingkat perkembangan moral mereka, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:
1. Tingkatkan Kesadaran Moral
Menjadi sadar akan pentingnya moralitas dan etika adalah langkah pertama dalam meningkatkan tingkat perkembangan moral. Individu dapat membaca buku atau artikel, mengikuti pelatihan, atau berdiskusi dengan orang lain untuk meningkatkan kesadaran mereka akan nilai-nilai moral yang ada.
2. Biasakan Mengambil Perspektif Lain
Untuk mencapai tingkat konvensional dan pasca konvensional, individu harus mampu mengambil perspektif orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan berempati dan berusaha memahami sudut pandang orang lain sebelum mengambil keputusan moral.
3. Tingkatkan Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi yang baik juga penting dalam mencapai tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi. Dengan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, individu dapat dengan lebih efektif menyampaikan dan mendiskusikan nilai-nilai moral dengan orang lain.
4. Teladani Nilai-nilai Moral yang Diinginkan
Sebagai langkah terakhir, individu harus teladani nilai-nilai moral yang diinginkan. Hal ini berarti individu harus berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang ingin mereka capai dan menjauhi segala bentuk perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
Manfaat Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg
Tingkat perkembangan moral Kohlberg memberikan manfaat yang penting bagi individu dan masyarakat, antara lain:
1. Memperkuat Kesadaran Moral
Dengan memahami dan mengikuti tingkat perkembangan moral, individu akan memiliki kesadaran moral yang lebih kuat. Mereka akan lebih peka terhadap masalah etika dan dapat mengambil keputusan moral yang lebih baik.
2. Meningkatkan Hubungan Sosial
Individu dengan tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih baik. Mereka dapat dengan mudah beradaptasi dan bekerja sama dengan orang lain, karena memiliki pemahaman yang lebih luas tentang nilai-nilai moral dalam masyarakat.
3. Mengatasi Konflik Moral
Manfaat lain dari tingkat perkembangan moral adalah dapat membantu individu mengatasi konflik moral yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki pemahaman moral yang lebih baik, individu dapat mencapai solusi yang lebih bijaksana dalam menghadapi konflik moral.
4. Mengembangkan Kepemimpinan yang Moral
Individu dengan tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengembangkan kepemimpinan yang moral. Mereka akan menjadi teladan bagi orang lain dalam hal moralitas dan etika, serta mampu mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang baik.
Contoh Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg
Untuk memberikan gambaran yang lebih nyata tentang tingkat perkembangan moral Kohlberg, berikut adalah contoh situasi dan reaksi yang mungkin terjadi pada setiap tahap perkembangan moral:
Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan
Contoh: Seorang anak menuruti peraturan sekolah hanya karena takut mendapatkan hukuman.
Tahap 2: Orientasi Pemuasan Kebutuhan Sendiri
Contoh: Seorang remaja melakukan pekerjaan rumah hanya untuk mendapatkan uang jajan tambahan.
Tahap 3: Orientasi Persetujuan Sosial
Contoh: Seorang mahasiswa menolak mencontek saat ujian karena takut dilihat oleh teman-temannya.
Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban Sosial
Contoh: Seorang karyawan mematuhi peraturan kantor karena memahami bahwa peraturan tersebut diperlukan untuk menjaga keteraturan dalam bekerja.
Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial dan Hak Asasi Manusia
Contoh: Seorang pengusaha menggaji karyawannya dengan sesuai dengan upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.
Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal
Contoh: Seorang pemimpin negara mengambil keputusan yang berpihak pada keadilan, meskipun hal ini tidak populer di kalangan masyarakat.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apakah perkembangan moral Kohlberg dapat berbeda pada setiap individu?
Iya, tingkat perkembangan moral Kohlberg dapat berbeda pada setiap individu. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman hidup, budaya, dan pendidikan moral yang mereka terima.
2. Apakah tingkat perkembangan moral Kohlberg dapat berubah seiring waktu?
Iya, tingkat perkembangan moral Kohlberg dapat berubah seiring waktu. Individu dapat mengalami perkembangan moral yang lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada pengalaman hidup dan refleksi mereka terhadap nilai-nilai moral.
Kesimpulan
Dalam teori perkembangan moral Kohlberg, terdapat enam tingkat yang menggambarkan tahapan perkembangan moral manusia, yaitu tingkat prakonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat pasca konvensional. Setiap tingkat memiliki dua tahap perkembangan moral yang berbeda. Untuk mencapai tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi, individu dapat mengikuti beberapa cara, seperti pendidikan moral, contoh yang baik, diskusi dan refleksi, serta memperluas wawasan dan pengalaman. Tingkat perkembangan moral Kohlberg memiliki manfaat penting, antara lain memperkuat kesadaran moral, meningkatkan hubungan sosial, mengatasi konflik moral, dan mengembangkan kepemimpinan yang moral. Dalam kehidupan sehari-hari, individu dapat mengalami situasi dan reaksi yang sesuai dengan tingkat perkembangan moral Kohlberg. Perkembangan moral Kohlberg dapat berbeda pada setiap individu dan dapat berubah seiring waktu. Maka dari itu, penting bagi setiap individu untuk terus memperkaya pemahaman dan meningkatkan tingkat perkembangan moral mereka untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan bermoral.
FAQ (Frequently Asked Questions) Tambahan
1. Bagaimana individu dapat mengetahui pada tingkat perkembangan moral Kohlberg yang mana mereka berada?
Individu dapat mengetahui pada tingkat perkembangan moral Kohlberg yang mana mereka berada melalui tes atau kuesioner yang dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg. Tes ini akan memaparkan situasi moral yang berbeda dan individu diminta untuk memberikan tanggapan mereka terhadap situasi tersebut.
2. Apakah ada cara yang efektif untuk meningkatkan perkembangan moral Kohlberg pada individu dewasa?
Iya, terdapat cara yang efektif untuk meningkatkan perkembangan moral Kohlberg pada individu dewasa. Salah satunya adalah melalui pendidikan moral yang terintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan formal, kerja sosial, dan lingkungan masyarakat yang mendorong diskusi nilai-nilai moral.