Contoh Bentuk Asesmen Tidak Tertulis: Sisi Lain dalam Mengukur Pengetahuan

Meskipun asesmen sering kali dihubungkan dengan bentuk tertulis seperti tes dan ulangan, namun ada juga bentuk asesmen yang lebih tidak konvensional, yaitu asesmen tidak tertulis. Asesmen ini melibatkan pengamatan langsung terhadap perilaku peserta didik, bukan hanya sekadar menguji pengetahuan mereka secara formal.

Berbeda dengan tes biasa, contoh bentuk asesmen tidak tertulis ini menempatkan fokus pada kemampuan praktis peserta didik dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Misalnya, guru bisa mengamati bagaimana seorang siswa berinteraksi dengan teman sekelasnya, mengikuti perintah dengan baik, atau mengatasi konflik yang terjadi di lingkungan belajar. Dengan mengamati perilaku ini, guru bisa mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang perkembangan peserta didik di luar kelas.

Tak hanya guru, asesmen tidak tertulis juga bisa dilakukan oleh individu lain yang terlibat dalam pendidikan, seperti orang tua atau penasehat pendidikan. Sebagai contoh, seorang penasehat pendidikan bisa mengamati bagaimana seorang siswa mengorganisir dan mengelola waktu mereka, atau bagaimana siswa tersebut beradaptasi dengan lingkungan belajarnya yang baru. Dengan begitu, penasehat pendidikan dapat memberikan masukan yang lebih khusus dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Asesmen tidak tertulis memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menarik dalam dunia pendidikan. Selain dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemampuan peserta didik, asesmen ini juga mampu mengukur soft skills atau keterampilan sosial yang tidak bisa diuji melalui tes tulis biasa. Dalam dunia kerja yang semakin menekankan aspek kolaborasi dan komunikasi, soft skills menjadi kunci kesuksesan seseorang di masa depan.

Meski demikian, asesmen tidak tertulis juga memiliki beberapa tantangan. Misalnya, pengamatan subjektif terkadang bisa mempengaruhi hasil asesmen, karena penilaian tergantung pada penilaian individu yang melihatnya. Oleh karena itu, konsistensi penilaian dan pengamatan yang cermat sangat diperlukan agar hasil asesmen tidak tertulis dapat diandalkan.

Dalam era pendidikan yang terus berkembang, contoh bentuk asesmen tidak tertulis ini diperlukan sebagai pendukung untuk mengukur kemampuan peserta didik secara menyeluruh. Menggunakan variasi asesmen seperti ini memberikan gambaran yang lebih detail dan kaya tentang perkembangan peserta didik, sehingga dapat lebih mengarahkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu. Sehingga, layaklah teknik asesmen ini diakui dan diakomodasi dalam kerangka pendidikan yang lebih luas.

Jadi, di samping bentuk asesmen tertulis yang sudah umum digunakan, asesmen tidak tertulis juga dapat memberikan pandangan baru yang lebih lengkap tentang peserta didik. Dengan menggabungkan pengamatan langsung tentang perilaku peserta didik di berbagai situasi, asesmen ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam mendukung perkembangan mereka secara holistik. Inilah bentuk asesmen yang tidak tertulis: mengukur peserta didik melalui pandangan yang tidak terbatas pada sehelai kertas tes.

Asesmen Tidak Tertulis: Apa dan Bagaimana Cara Melakukannya?

Asesmen tidak tertulis adalah metode evaluasi yang dilakukan tanpa menggunakan tes konvensional seperti ujian tulis atau lisan. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan seseorang melalui pengamatan langsung atau aktivitas non-tes. Asesmen tersebut dapat melibatkan pengamatan, wawancara, pencatatan observasi, dan penilaian kinerja.

Apa Itu Asesmen Tidak Tertulis?

Asesmen tidak tertulis adalah metode evaluasi yang berfokus pada pengamatan langsung dan aktivitas non-tes. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan seseorang melalui pengamatan langsung atau partisipasi dalam kegiatan tertentu. Asesmen tidak tertulis sering digunakan dalam konteks pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia.

Salah satu contoh penerapan asesmen tidak tertulis adalah dalam penilaian keterampilan komunikasi. Sebagai contoh, seorang guru dapat mengamati bagaimana siswa berinteraksi dengan teman sekelasnya, bagaimana mereka menyampaikan pendapat dalam diskusi kelompok, atau bagaimana mereka menyampaikan presentasi di depan kelas. Dari pengamatan tersebut, guru dapat menilai kemampuan komunikasi siswa secara langsung tanpa harus mengandalkan tes tertulis.

Bagaimana Cara Melakukan Asesmen Tidak Tertulis?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan asesmen tidak tertulis:

  1. Pengamatan langsung: Di sini, evaluasi dilakukan dengan mengamati peserta langsung dalam situasi nyata. Misalnya, seorang supervisor dapat mengamati bagaimana seorang karyawan menyelesaikan tugasnya di tempat kerja.
  2. Wawancara: Wawancara dijadikan alat untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan, pengalaman, atau pandangan peserta terkait dengan topik tertentu. Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon.
  3. Pencatatan observasi: Metode ini melibatkan pengumpulan data dengan mencatat perilaku atau kegiatan peserta selama periode waktu tertentu. Pencatatan observasi sangat berguna untuk mengidentifikasi tren atau pola perilaku yang sulit diobservasi langsung.
  4. Penilaian kinerja: Melalui penilaian kinerja, peserta diminta untuk menunjukkan kemampuan atau keterampilan tertentu melalui tugas atau aktivitas tertentu. Misalnya, dalam penilaian keterampilan presentasi, peserta diminta untuk menyampaikan presentasi di depan audiens dan dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam berbicara, menggunakan media, dan membangun argumen.

Pertanyaan yang Sering Diajukan Mengenai Asesmen Tidak Tertulis

Apa Keuntungan dari Menggunakan Asesmen Tidak Tertulis?

Asesmen tidak tertulis memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan metode asesmen konvensional. Beberapa keuntungannya antara lain:

  • Mencerminkan pengalaman nyata: Dengan menggunakan asesmen tidak tertulis, kita dapat melihat bagaimana individu berperilaku dalam situasi nyata. Hal ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan dan keterampilan mereka.
  • Menghindari tekanan ujian: Beberapa individu mungkin mengalami kecemasan atau tekanan saat menghadapi ujian tertulis atau wawancara formal. Dengan menggunakan asesmen tidak tertulis, tekanan tersebut dapat dikurangi sehingga individu dapat menunjukkan potensinya dengan lebih baik.
  • Mengukur keterampilan praktis: Asesmen tidak tertulis memungkinkan evaluasi terhadap keterampilan praktis yang sulit diukur melalui tes tertulis. Misalnya, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, atau keterampilan berpikir kritis.

Apakah Asesmen Tidak Tertulis Lebih Subjektif Dibandingkan dengan Asesmen Konvensional?

Asesmen tidak tertulis memang dianggap lebih subjektif dibandingkan dengan asesmen konvensional karena melibatkan penilaian penilitian evaluator. Namun, dengan menggunakan pedoman evaluasi yang jelas dan objektif serta melibatkan lebih dari satu evaluator, subjektivitas dapat dikurangi.

Kesimpulan

Asesmen tidak tertulis adalah metode evaluasi yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan seseorang melalui pengamatan langsung atau aktivitas non-tes. Metode ini melibatkan pengamatan langsung, wawancara, pencatatan observasi, dan penilaian kinerja. Asesmen tidak tertulis memberikan gambaran yang lebih akurat tentang individu dalam konteks kehidupan nyata dan dapat mengukur keterampilan praktis yang sulit diukur melalui tes tertulis.

Jangan ragu untuk menggunakan asesmen tidak tertulis dalam situasi evaluasi yang memerlukan informasi lebih mendalam tentang individu atau kelompok. Dengan memahami dan menerapkan metode ini dengan benar, Anda akan dapat membuat keputusan lebih baik dan memberikan umpan balik yang berharga kepada peserta asesmen.

Apakah Anda sudah siap untuk mengaplikasikan asesmen tidak tertulis dalam konteks Anda? Jangan takut untuk mencoba dan lihat betapa bermanfaatnya metode ini dalam menggali potensi dan memahami lebih dalam kemampuan individu. Selamat mencoba!

Artikel Terbaru

Yani Wulandari S.Pd.

Guru yang gemar membaca, menulis, dan mengajar. Ayo kita jalin komunitas pecinta literasi!