Daftar Isi
Perekat atau lem telah menjadi sahabat setia kita ketika berurusan dengan pekerjaan dan hobi yang melibatkan benda-benda kecil, rapuh, atau bahkan tak terduga. Dengan kemampuan ajaibnya menempelkan berbagai material, saat ini sulit membayangkan hidup tanpa adanya perekat atau lem yang ada di sekitar kita.
Namun, tahukah Anda bahwa di balik kepiawaian perekat atau lem tersebut, terselip bahan-bahan kimia adiktif yang mungkin tidak pernah Anda ketahui sebelumnya? Yuk, kita gali lebih dalam untuk mengetahui beberapa di antaranya!
1. Formaldehida, Si Raja Mengeras Sepuh
Tidak dapat dipungkiri, formaldehida adalah bahan yang sering digunakan dalam perekat atau lem. Namun, si raja mengeras ini memiliki dua sisi yang sangat bertolak belakang. Di satu sisi, formaldehida dapat memberikan daya rekat yang kuat dan tahan lama. Namun, di sisi lain, bahan ini juga dikenal sebagai senyawa yang berpotensi merusak kesehatan manusia.
Formaldehida dapat menguap ke udara dan menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan. Bahkan, jika terpapar dalam jangka waktu yang lama dan konsentrasi yang tinggi, bahan kimia ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Oleh karena itu, penggunaan formaldehida pada perekat atau lem sebaiknya tetap dijaga agar tidak melebihi batas yang aman.
2. Ftalat, Si Zat Lunak dengan Dampak Keras
Barangkali Anda pernah mendengar tentang ftalat dalam industri kosmetik atau mainan anak-anak, tetapi tahukah Anda bahwa zat ini juga kerap ditemui dalam perekat atau lem? Ftalat digunakan untuk memberikan kelembutan dan kelenturan pada material yang direkatkan, sehingga memudahkan penggunaan perekat atau lem dalam berbagai macam aplikasi.
Akan tetapi, penggunaan ftalat dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan dampak yang merugikan. Beberapa riset telah menunjukkan bahwa ftalat dapat berkontribusi dalam masalah kesehatan seperti gangguan hormonal, gangguan perkembangan reproduksi, dan gangguan kognitif. Oleh karena itu, perlu kewaspadaan ekstra jika Anda sering berurusan dengan perekat atau lem yang mengandung ftalat.
3. Kadmium, Si Metal Berbahaya yang Tersembunyi
Meskipun jarang mendapat perhatian yang sebanding dengan formaldehida atau ftalat, kadmium adalah bahan kimia adiktif yang juga ditemukan dalam beberapa jenis perekat atau lem. Biasanya digunakan untuk memberikan ketahanan terhadap korosi atau oksidasi pada material yang direkatkan, namun seringkali menghadirkan risiko kesehatan yang serius.
Eksposur terhadap kadmium dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, paru-paru, dan bahkan menyebabkan kanker. Selain itu, kadmium juga sangat merusak lingkungan serta bertahan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempertimbangkan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan dalam memilih perekat atau lem.
Semakin kita membuka mata dan telinga, semakin kita menyadari bahwa perekat atau lem yang menemani keseharian kita juga dapat menyimpan sisi suram. Dengan mengetahui bahan kimia adiktif yang terkandung di dalamnya, kita dapat lebih bijak dalam memilih dan menggunakan perekat atau lem yang aman, baik untuk kesehatan kita maupun untuk keselamatan lingkungan.
Sumber: Penelitian Journal Kimia Terapan, Volume 12, Nomor 4, 2021.
Bahan Kimia Adiktif pada Perekat atau Lem
Sejak ditemukannya perekat atau lem, banyak industri maupun individu yang mengandalkan bahan ini untuk keperluan sehari-hari. Perekat atau lem biasanya digunakan untuk menyatukan material yang berbeda, seperti kertas, plastik, kayu, dan logam. Namun, tahukah Anda bahwa di balik kepraktisan penggunaannya, perekat atau lem mengandung bahan kimia adiktif yang dapat memberikan dampak pada kesehatan kita? Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa bahan kimia adiktif yang umum terdapat pada perekat atau lem serta penjelasan lengkap mengenai dampaknya.
1. Formaldehida
Salah satu bahan kimia adiktif yang sering terdapat pada perekat atau lem adalah formaldehida. Formaldehida merupakan senyawa kimia yang digunakan sebagai bahan pengawet dan perekat dalam berbagai produk, termasuk perekat atau lem. Meskipun penggunaan formaldehida dalam jumlah kecil tidaklah berbahaya, paparan jangka panjang atau dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, serta mengiritasi saluran pernapasan. Selain itu, formaldehida juga diklasifikasikan sebagai karsinogen oleh International Agency for Research on Cancer (IARC), yang berarti dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.
2. Toluena
Toluena juga merupakan bahan kimia adiktif yang sering ditemukan pada perekat atau lem. Toluena adalah senyawa organik yang digunakan sebagai pelarut dalam berbagai produk industri, termasuk perekat atau lem. Paparan toluena dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat. Jika terpapar dalam waktu yang lama atau dalam konsentrasi tinggi, toluena dapat menyebabkan efek samping serius, seperti gangguan penglihatan, kehilangan pendengaran, dan bahkan kerusakan ginjal.
3. Ftalat
Ftalat atau ester ftalat adalah bahan adiktif lain yang biasa digunakan dalam perekat atau lem. Ester ftalat digunakan sebagai bahan pelunak plastik, termasuk dalam produk perekat atau lem. Paparan ftalat dapat menyebabkan gangguan hormonal pada manusia. Beberapa studi juga menemukan hubungan antara paparan ftalat dengan gangguan perkembangan pada janin, seperti kelainan genital dan kelainan pada sistem reproduksi. Oleh karena itu, penggunaan perekat atau lem yang mengandung ftalat sebaiknya dihindari, terutama oleh wanita hamil dan anak-anak.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Apakah semua perekat atau lem mengandung bahan kimia adiktif?
Tidak semua perekat atau lem mengandung bahan kimia adiktif. Saat ini, ada banyak perekat atau lem yang dibuat dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Sebelum membeli perekat atau lem, disarankan untuk membaca label produk terlebih dahulu atau mencari informasi mengenai komposisi bahan pengikat yang digunakan.
2. Bagaimana cara mengurangi paparan bahan kimia adiktif pada perekat atau lem?
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan bahan kimia adiktif pada perekat atau lem, antara lain:
- Pilih perekat atau lem yang telah teruji sebagai produk bebas bahan kimia berbahaya.
- Gunakan perekat atau lem dalam ruangan yang memiliki ventilasi yang baik, sehingga mengurangi paparan bahan kimia yang terkandung dalam udara.
- Gunakan perekat atau lem secukupnya sesuai dengan kebutuhan, tidak dalam jumlah yang berlebihan.
- Kenakan alat pelindung diri, seperti masker dan sarung tangan, saat menggunakan perekat atau lem.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi paparan bahan kimia adiktif pada perekat atau lem dan secara aktif melindungi kesehatan Anda.
Kesimpulan
Perekat atau lem seringkali menjadi solusi praktis untuk menyatukan berbagai material. Namun, kita perlu menyadari bahwa ada beberapa bahan kimia adiktif yang terdapat dalam perekat atau lem yang dapat memberikan dampak pada kesehatan kita. Formaldehida, toluena, dan ftalat adalah beberapa contoh bahan kimia adiktif yang umum ditemukan dalam perekat atau lem.
Untuk mengurangi risiko dampak negatif dari bahan kimia adiktif pada perekat atau lem, kita perlu memperhatikan jenis perekat atau lem yang kita gunakan. Memilih produk yang bebas dari bahan kimia berbahaya, menggunakan perekat atau lem dengan ventilasi yang baik, dan mengikuti langkah-langkah penggunaan yang benar dapat membantu melindungi kesehatan kita.
Selain itu, ketika menggunakan perekat atau lem, pastikan untuk menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan. Hal ini akan membantu mengurangi paparan bahan kimia yang dapat berpotensi merugikan. Yuk, mari kita jaga kesehatan kita dan hindari risiko dari penggunaan perekat atau lem yang mengandung bahan kimia adiktif!