Apakah Shalat Tarawih Tidak Membaca Doa Iftitah?

Selama bulan suci Ramadan, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah tarawih sebagai bagian dari kewajiban dalam menjalankan agama mereka. Namun, di tengah-tengah pelaksanaan shalat tarawih, timbul pertanyaan yang sering kali menggelitik keingintahuan umat Muslim, yaitu apakah dalam shalat tarawih tidak perlu membaca doa iftitah?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita kembali sedikit kepada sejarah shalat tarawih. Shalat tarawih merupakan shalat sunnah yang dilakukan setelah shalat isya selama bulan Ramadan. Nama “tarawih” sendiri berasal dari kata Arab yang berarti “istirahat”, mengacu pada kegiatan para jamaah yang istirahat sebentar sebelum melanjutkan rangkaian rakaat berikutnya. Shalat tarawih biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid atau musholla, dan mengikuti bacaan Al-Qur’an yang panjang.

Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai doa iftitah dalam shalat tarawih. Ada yang berpendapat bahwa doa iftitah tidak diperlukan dalam shalat tarawih, karena shalat tarawih termasuk dalam kategori shalat sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan) dan doa iftitah lebih ditekankan dalam shalat fardhu (wajib). Sehingga, jika seseorang tidak membaca doa iftitah dalam shalat tarawih, maka shalatnya tetap sah.

Namun, di sisi lain, ada juga ulama yang berpendapat bahwa membaca doa iftitah dalam shalat tarawih sebaiknya tetap dilakukan. Meskipun shalat tarawih bukan shalat wajib, tetap penting untuk memanjatkan doa kehadiran diri kepada Allah sebelum memulai ibadah. Selain itu, membaca doa iftitah juga menjadi momen untuk kita memperkuat konsentrasi dan mengambil napas yang cukup sebelum melanjutkan bacaan Al-Qur’an yang panjang.

Jadi, kesimpulannya adalah, meskipun ada perbedaan pendapat mengenai doa iftitah dalam shalat tarawih, baik membacanya atau tidak, keduanya memiliki dasar dan landasan yang kuat dari kalangan ulama. Pada akhirnya, pilihan untuk membaca doa iftitah atau tidak dalam shalat tarawih adalah menjadi keputusan masing-masing individu sesuai dengan keyakinan dan pendapat yang diyakini.

Dalam menjalankan ibadah, yang terpenting adalah keikhlasan dan menjaga hubungan yang erat dengan Allah SWT. Shalat tarawih adalah kesempatan berharga untuk mendekatkan diri kepada-Nya, merenungkan makna Al-Qur’an, dan memperbaiki diri secara keseluruhan. Semua itu tidak hanya bergantung pada doa iftitah, tetapi juga pada niat, khusyu’, dan keikhlasan dalam hati saat menjalankan ibadah tersebut.

Dengan demikian, mari kita nikmati dan jalani shalat tarawih dengan penuh rasa ikhlas dan konsentrasi. Apakah dengan membaca doa iftitah atau tidak, yang terpenting adalah memberikan yang terbaik dalam menjalankan ibadah dan meraih keberkahan di bulan Ramadan ini. Selamat beribadah!

Shalat Tarawih: Apakah Tidak Membaca Doa Iftitah?

Shalat Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan. Ibadah ini dilakukan setelah shalat Isya dan dilakukan secara berjamaah. Namun, ada perbedaan pendapat di antara ulama mengenai apakah doa iftitah dibaca atau tidak saat melaksanakan shalat Tarawih. Sebagai seorang Muslim, penting untuk memahami dan memahami dalil-dalil yang ada untuk menentukan pandangan yang benar.

Pendapat yang Membolehkan Membaca Doa Iftitah

Beberapa ulama berpendapat bahwa membaca doa iftitah saat shalat Tarawih adalah dibolehkan. Mereka menyebutkan dalil-dalil yang mereka yakini sebagai pembenaran dari pendapat mereka. Salah satu dalil yang dikutip adalah hadis riwayat Ibnu Khuzaimah dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi Muhammad ﷺ membaca doa iftitah pada awal shalat Tarawih. Pendapat ini menekankan bahwa doa iftitah termasuk dalam doa umum yang dapat dibaca di awal setiap shalat.

Pendapat yang Tidak Membaca Doa Iftitah

Di sisi lain, ada juga ulama yang berpendapat bahwa tidak membaca doa iftitah saat shalat Tarawih adalah lebih tepat. Mereka berpegang pada pendapat bahwa doa iftitah adalah doa yang dibaca pada awal shalat fardhu, sedangkan shalat Tarawih merupakan ibadah yang berbeda dari shalat fardhu. Mereka berargumen bahwa doa iftitah tidak ada dalil yang jelas untuk dibaca dalam shalat Tarawih dan bahwa shalat Tarawih memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan shalat lainnya.

Kesimpulan: Perbedaan Pendapat dalam Doa Iftitah dalam Shalat Tarawih

Setelah mempertimbangkan dua pendapat yang berbeda mengenai doa iftitah dalam shalat Tarawih, dapat disimpulkan bahwa ini adalah perbedaan pendapat yang perlu dihormati di antara ulama. Penting bagi setiap Muslim untuk menentukan pendapat yang mereka yakini sesuai dengan pemahaman mereka tentang dalil-dalil yang ada.

FAQ 1: Apa tujuan dari shalat Tarawih?

Shalat Tarawih memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kecintaan dan kekhusyukan kita dalam beribadah kepada Allah SWT selama bulan Ramadan. Dalam shalat Tarawih, umat Muslim dapat membaca Al-Quran secara berjamaah dan merenungkan maknanya. Ibadah ini juga memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk meraih pahala yang besar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

FAQ 2: Berapa rakaat shalat Tarawih yang sebaiknya dilakukan?

Tidak ada jumlah rakaat yang tetap untuk shalat Tarawih. Namun, umumnya umat Muslim melaksanakan shalat Tarawih dengan melaksanakan 8, 12, atau 20 rakaat. Hal ini berdasarkan pada praktik Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Setiap rakaat dalam shalat Tarawih dilakukan dengan membaca surah Al-Quran. Pengaturan ini memberikan kesempatan untuk membaca Al-Quran secara lengkap selama bulan Ramadan.

Kesimpulan

Shalat Tarawih adalah ibadah sunnah yang dilakukan pada bulan Ramadan. Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai apakah doa iftitah harus dibaca atau tidak dalam shalat Tarawih, penting untuk menghormati perbedaan pendapat tersebut. Tujuan utama shalat Tarawih adalah meningkatkan kecintaan dan kekhusyukan kita dalam beribadah kepada Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita semua bersemangat menjalankan shalat Tarawih dengan penuh penghayatan dan meraih manfaat spiritual yang terkandung di dalamnya.

Artikel Terbaru

Rizky Surya S.Pd.

Bergabunglah dalam grup diskusi pendidikan kami di Facebook. Mari berbagi gagasan dan pengalaman untuk memajukan dunia pendidikan!

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *