Antonim Kata dari A-Z Secara Lengkap

Tahukah kamu bahwa jumlah kata bahasa Indonesia sudah mencapai 126 ribu kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V? Angka tersebut tentunya sangat fantastis bukan? Di antara ratusan ribu kata, terdapat kata yang maknanya saling berlawanan satu sama lain. Hal itulah yang disebut dengan antonim.

Lalu, apa itu antonim? Seperti apa contoh antonim? Dalam artikel ini kamu akan mendapatkan penjelasan lengkap mengenai antonim beserta contoh kata yang telah diurutkan dari A-Z.

Pengertian Antonim

Pengertian Antonim
Sumber foto: Fathromi Ramdlon dari Pixabay

Pastinya kamu sudah mengetahui, bahwa setiap kata memiliki maknanya tersendiri. Memahami sebuah arti kata akan membantu kita untuk mencerna maksud dari sebuah kalimat. Hubungan makna kata tidak hanya sinonim, tetapi juga antonim. Berbeda dengan sinonim yang merupakan persamaan kata, antonim adalah lawan kata yang saling berlawanan.

Mulanya, kata ‘antonim’ dikenal pada zaman Yunani. Tak heran kata tersebut berasal dari bahasa Yunani Kuno.  Kata tersebut merupakan penggalan kata, yaitu ‘onama‘ dan ‘anti‘. Kata Onama memiliki arti ‘nama’ dan kata Anti memiliki makna ‘melawan’. Dari asal usul kata tersebut, secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian antonim yaitu sebagai kata yang berlawanan makna dengan kata lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antonim berarti hubungan makna yang saling berlawanan atau berkebalikan.

Ciri-ciri Antonim

Ciri-ciri Antonim
Sumber foto: Monstera dari Pexels

Antonim memiliki ciri-ciri yang dapat membantumu untuk menemukan makna yang berlawanan antara satu kata dengan kata yang lainnya. Berikut adalah ciri-cirinya:

  1. Kedua kata memiliki kata yang berlawanan maknanya.
  2. Kedua kata tidak bisa ditukarkan dalam konteks kalimat yang sama.
  3. Bersifat dua arah, contohnya dalam kata ‘keuntungan’ dan ‘kerugian’ dengan kalimat berikut:
  • Pedagang daging meraih banyak keuntungan pada lebaran tahun ini.
  • Pedagang daging meraih banyak kerugian pada lebaran tahun ini.

Dua kalimat di atas memperlihatkan kata keuntungan dan kerugian memiliki makna yang berlawanan. Jadi kalau kata keuntungan berantonim dengan keuntungan, maka kata kerugian juga berantonim dengan kata keuntungan. Hal tersebut lah yang dimaksud dari bersifat dua arah.

Baca juga: Contoh Essay

Contoh Sinonim Kata

A

Abadi >< sementara
Abang >< adik
Absolut >< terbatas
Acak >< urut
Afirmatif >< negatif
Agresif >< defensif
Agiatif >< menenangkan
Agung >< kecil
Akronim >< kepanjangan
Aksi >< reaksi
Aktual >< kadaluarsa
Akurat >< meleset
Akut >< ringan
Amanah >< khianat
Amatir >< ahli
Amorf >< berbentuk
Amuk >< tenang
Angsur >< tunai
Angkat >< jinjing
Anomali >< normal
Antar >< jemput
Antagonis >< protagonis
Asin >< tawar
Asli >< palsu
Atas >< bawah
Apatis >< peduli
Awam >< pakar
Awal >< akhir

B

Baik >< buruk
bain >< abstrak
Bau >< wangi
Basah >< kering
Bebas >< kekang
Belenggu >< beba
Belum >< pernah
Benam >< terbit
Bentala >< langit
Berbeda >< sama
Beradab >< biadab
Berongga >< rapat
Berpihak >< netral
Bersimbah >< kering
Bersih >< kotor
Besar >< kecil
Betul >< salah
Bodoh >< pintar
Boros >< Hemat
Buas >< jinak
Buang >< pungut
Bugar >< lesu
Buka >< tutup
Bulur >< kenyang

C

Cabang >< pusat
Cacat >< normal
Caci >< sanjung
Cahar >< kental
Calak >< pendiam
Canggih >< ketinggalan zaman
Cantik >< jelek
Cedera >< pulih
Cekal >< melepaskan
Cekung >< cembung
Cepat >< lambat
Cerdik >< dungu
Ceria >< muram
Chaos >< normal
Cinta >< benci
Congkak >< rendah hati
Copot >< pasang
Cuek >< acuh
Curam >< landai
Curiga >< percaya

D

Daif >< mulia
Dahulu >< sekarang
Dangkal >< dalam
Darat >< laut
Darma >< hak
Deduksi >< induksi
Defisit >< surplus
Degil >< penurut
Definit >< labil
Deflasi >< inflasi
Delusi >< nyata
Deras >< lambat
Depan >< belakang
Dependen >< Independen
Desersi >< kelebihan
Deskruktif >< konstruktif
Destruksi >< pembangunan
Dialog >< monolog
Diferensiasi >< ekuivalensi
Dinamis >< statis
Diskursus >< dogma
Distansi >< Densiti
Disparitas >< persamaan
Dosen >< mahasiswa
Duda >< janda
Duduk >< berdiri
Dungu >< brilian
Dunia >< akhirat

E

Egois >< pluralis
Ekor >< kepala
Ekspresi >< impresi
Eksplisit >< implisit
Ekspor >< impor
Ekstra >< intra
Eksternal >< internal
Elastis >< kaku
Elusif >< canggih
Empati >< tidak peduli
Encer >< kental
Epigon >< pencipta
Epilog >< prolog
Erat >< renggang
Esoteris >< terbuka
Evaporasi >< kondensasi
Evolusi >< revolusi

F

Fakta >< fiksi
Fana >< kekal
Fardu >< sunah
Fasih >< gagap
Feminin >< maskulin
Fertilisasi >< Infertilisasi
Fiksi >< nonfiksi
Fiktif >< faktual
Fluktual >< stabil
Fiasko >< berhasil
Firdaus >< neraka
Fisik >< mental
Fleksibel >< kaku
Friksi >< damai
Frontal >< gradual
Formal >< nonformal

G

Gadai >< menebus
Gadis >< jejaka
Gagal >< berhasil
Gamang >< berani
Gancang >< lamban
Ganda >< tunggal
Ganjil >< genap
Ganti >< tetap
Gara-gara >< akibat
Gasal >< genap
Gayat >< berani
Gelap >< terang
Genap >< ganjil
Gerak >< diam
Gradual >< frontal
Gratifikasi >< denda
Gratis >< bayar
Grup >< perseorangan
Guru >< murid

H

Habis >< bersisa
Hadir >< absen
Halal >< haram
Harmonis >< disharmonis
Harum >< busuk
Hayati >< baka
Hayati >< mati
Hebat >< biasa
Hemat >< boros
Hewani >< nabati
Hidup >< mati
Higienis >< kotor
Hiperbola >< apa adanya
Hilir >< hulu
Hiruk >< sunyi
Hutang >< kontan
Holistik >< monistik
Homogen >< heterogen
Horisontal >< vertikal

I

Ibu >< bapak
idealisme >< kompromi
Identik >< berbeda
Iftitah >< epilog
Ikhlas >< pamrih
Ilmiah >< khayalan
Ilegal >< legal, sah
imigrasi >< emigrasi
Impresi >< ekspresi
Individual >< Kolektif
Induksi >< reduksi
Inferior >< superior
Inflasi >< deflasi
Input >< output
Insomnia >< nyenyak
Internal >< eksternal
Internasional >< lokal
Interim >< selamanya
Ingat >< lupa
Intrinsik >< ekstrinsik
Introyeksi >< proyeksi
Irasional >< rasional

J

Jaga >< tidur
Jahat >< baik
Janji >< ingkar
Jantan >< betina
Jarang >< rutin
Jasmani >< rohani
Jauh >< dekat
Jawab >< tanya
Jeda >< lanjut
Jelek >< bagus
Jemput >< antar
Jernih >< keruh
Jijik >< suci
Jinak >< buas
Jual >< beli
Jujur >< bohong
Jumbo >< kecil
Junior >< senior

K

Kacau >< teratur
Kakek >< nenek
Kaleidoskop >< seragam
Kaku >< lemas
Kandang >< tandang
Kapabel >< tidak sanggup
Kapitalisme >< sosialisme
Kawan >< lawan
Kaya >< miskin
Kebal >< mempan
Kebisuan >< kebisingan
Kecil >< besar
Kedaluwarsa >< baru
Keguyuban keretakan
Kekal >< fana
Kekang >< bebas
Keluar >< masuk
Kemarin >< sekarang
Kembang >< kempis
Kendala >< pendukung
Keras >< empuk
Keruh >< jernih
Klimaks >< antiklimaks
Kohesi >< Adhesi
Kolektif >< individual
Kompatibel >< kaku
Konduktor >< penghambat
Konklusif >< elusif
Konteks >< abstrak
Kontrol >< acuh
Konservasi >< eksploitasi
Konstan >< berubah-ubah
Konsumen >< penghasil
Kontan >< hutang
Kontiniu >< terputus
Kontra >< setuju
Konotasi >< denotasi
Kontradiksi >< konvergensi
Konsonan >< vokal
Kredibel >< meragukan
Kredit >< debit
Kreditur >< debitur
Krisis >< stabil
Krusial >< sepele
Kualitas >< kuantitas
Kualitatif >< Kuantitatif
Kuat >< lemah
Kurang >< lebih
Kurus >< tambun

L

Labil >< stabil
Laki-laki >< perempuan
Lambat >< cepat
Lancar >< tersenda
Lancung >< asli
Langit >< bumi
Langking >< putih
Langsing >< gemuk
Lara >< gembira
Latif >< buruk
Lapar >< kenyang
Lawan >< teman
Lawas >< baru
Legal >< ilegal
Lemah >< kuat
Lembah >< bukit
Lembut >< kasar
Lempar >< tangkap
Lengah >< siaga
Lentur >< baku
Lesu >< segar
Liberal >< pembatasan
Liberalisme >< fundamentalisme
Lisan >< tulisan
Longgar >< sempit
Luar >< dalam
Luas >< sempit

M

Mahal >< murah
Makar >< jujur
Makar >< setia
Maju >< mundur
Mandiri >< bergantung
Mandul >< subur
Marah >< senang
Maya >< nyata
Mayor >< minor
Mandek >< berjalan
Memparn >< makrir
Memuai >< menciut
Menang >< kalah
Mendung >< cerah
Mengkel >< ranum
Mengusir >< mengundang
Mentah >< matang
Merdeka >< vasal
Merdu >< sumbang
Merem >< melek
Minus >< plus
Mitos >< fakta
Modern >< tradisional
Monogami >< poligami
Monoton >< berubah-ubah
Moral >< amoral
Mortalitas >< natalitas
Mujur >< sial
Mulia >< hina
Mufakat >< tidak setuju
Muncul >< tenggelam

N

Nadir >< kosong
Naik >< turun
Nahi >< boleh
Negasi >< konfirmasi
Negatif >< positif
Nekat >< takut
Netral >< berpihak
Nirwana >< dunia
Nisbi >< mutlak
Nomadik >< menetap
Nyata >< delusi
Nyenyak >< insomnia

O

Ofensif >< bertahan
Om >< tante
Opini >< fakta
Oponen >< eksponen
Optimis >< pesimis
Orang tua >< anak
Orator >< pendengar
Orisinal >< imitasi
Otomatis >< manual
Otokratis >< Demokratis
Output >< input

P

Padanan >< ketidaksamaan
Pakar >< awam
Panas >< dingin
Pancarona >< ekawarna
Pandai >< bodoh
Pangkal >< ujung
Pasca >< pra
Pasang >< copot
Patuh >< berontak
Pegawai >< bos
Pejuang >< pengkhianat
Pembantu >< majikan
Pemberi >< penerima
Penatar >< petatar
Pencadang >< pemutus
Pencopotan >< pelantikan
Pengemis >< penderma
Penggundulan >< penanaman
Penuh >< kosong
Penuh >< longgar
Pera >< pulen
Perang >< damai
Pergi >< pulang
Periodik >< dinamik
Perlente >< lusuh
Persis >< beda
Personal >< kelompok
Pertanyaan >< jawaban
Pesek >< mancung
Pintar >< bodoh
Polemik >< rukun
Poliandri >< monogami
Positif >< negatif
Plus >< minus
Prefiks >< sufiks
Pro >< kontra
Profesional >< amatir
Prolog >< epilog
Prominen >< biasa
Proposisi >< reaksi
Puas >< kecewa
Publik >< privat
Pujian >< celaan
Putus >< sambung

R

Rafik >< musuh
Rajin >< malas
Raksasa >< kerdil
Ramai >< sepi
Ramalan >< pasti
Ranum >< mentah
Rapi >< berantakan
Remeh >< penting
Rasional >< irasional
Recok >< seoi
Reduksi >< induksi
Regresif >< progresif
Remeh >< penting
Remisi >< penambahan
Rendah >< tinggi
Rendah diri >< percaya diri
Repot >< senggang
Revolusi >< evolusi
Rewel >< penurut
Ringan >< berat
Ritel >< grosir
Rivalitas >< persesuaian
Rombak >< pasang
Rujuk >< cerai
Rukun >, polemik
Rutin >< jarang

S

Sah >< ilegal
Samar >< jelas
Sangsi >< yakin
Sarak >< rujuk
Seantero >< sebagian
Sederhana >< mewah
Sehat >< sakit
Sekarang >< kemarin
Sekuler >< keagamaan
Semacam >< bacak
Sembrono >< teliti
Sempit >< longgar
Senang >< sedih
Senior >< junior
Separsi >< penyatuan
Sepi >< ramai
Seragam >< pancarona
Serangan >< pertahanan
Setuju >< kontra
Siang >< malam
Sibuk >< santai
Sigap >< lamban
Simpati ><antipati
Simpel >< kompleks
Sinergi >< tidak berdaya
Sinkron >< sumbang
Sipil >< militer
Sombong >< rendah hati
Sosialisme >< kapitalisme
Statis >< dinamis
Subur >< tandus
Subjektif >< objektif
Sufiks >< prefiks
Suka >< duka
Sukses >< gagal
Sumbang >< selaras
Sumringah >< muram
Surga >< neraka
Superior >< inferior
Surplus >< minus
Susah >< mudah

T

Tajam >< tumpul
Takut >< berani
Tambal >< kikis
Tambun >< kurus
Tampak >< gaib
Tandang >< kandang
Tangis >< tawa
Tanya >< jawab
Tarik >< ulur
Tebal >< tipis
Tegak >< rebah
Tegap >< loyo
Teguh >< goyah
Tenggelam >< terapung
Tengkurap >< telentang
Tepat >< meleset
Tepi >< tengah
Teratur >< kacau
Terawang >< rapat
Terbenam >< terbit
Terbuka >< tertutup
Tercepat >< terlambat
Terhukum >< terbebas
Terhunus >< terhujam
Tinggi >< rendah
Tradisional >< modern
Tua >< muda
Tuan >< pembantu
Tumus >< bangkit
Tumpas >< tumbuh
Tumpur >< lestari
Tuntas >< ada

U

Udar >< menyatu
Ujian >< materi
Ulang >< berhenti
Umpan >< mengusir
Umum >< khusus
Unggul >< biasa
Unik >< biasa
Universal >< lokal
Untung >< rugi
Uruk >< gali
Usai >< berlangsung
Usang >< baru
Utama >< penunjang
Utang >< piutang
Utuh >< rumpang

V

Valid >< ilegal
Valuable >< tidak berharga
Vasal >< merdeka
Vektor >< skalar
Verifikasi >< membatalkan
Vertikal >< horizontal
Virulen >< baik
Vokal >< pendiam

W

Wajar >< aneh
Wajib >< sunah
Waspada >< lalai
Wreda >< muda

Y

Yakin >< skeptis

Z

Zalim >< baik
Zenit > Apex

Baca juga: Contoh Artikel Ilmiah

Pemahaman Akhir

Antonim adalah hubungan makna antara dua kata yang saling berlawanan atau berkebalikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V, jumlah kata dalam bahasa Indonesia mencapai 126 ribu kata, dan di antara ratusan ribu kata tersebut terdapat banyak contoh kata-kata yang memiliki antonim.

Ciri-ciri antonim antara lain adalah kedua kata memiliki makna yang berlawanan, tidak dapat ditukar dalam konteks kalimat yang sama, dan bersifat dua arah. Contoh antonim diurutkan dari A-Z, dengan setiap pasangan kata yang memiliki makna berlawanan seperti baik-buruk, besar-kecil, panas-dingin, dan lainnya.

Penggunaan antonim sangat penting dalam bahasa untuk memberikan variasi makna dan mengekspresikan perbedaan atau perlawanan dalam komunikasi. Memahami antonim akan membantu kita lebih memahami arti dan nuansa kata-kata dalam sebuah kalimat.

Demikian informasi dan penjelasan mengenai pengertian antonim, ciri antonim, dan contoh antonim kata. Terapkanlah kata-kata tersebut dalam kalimat tulisan maupun percakapan sehari-hari, agar kamu semakin paham dan tak cepat lupa. Dengan begitu kamu akan mengetahui banyak kosa kata. Semangat terus belajar bahasa Indonesia, ya!


Referensi:

Puspitasari, Linda. 2013. Sinonim, Antonim, dan Padanan Kata. Jakarta: infra Group

Artikel Terbaru

Avatar photo

Zia

Bekerja sebagai buruh tulis dalam bidang pendidikan, penulisan kreatif, dan teknologi

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *