Anggota Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Bulan agustus merupakan bulan yang bersejarah bagi Indonesia. Pada bulan ini, Indonesia dapat melepaskan diri dari jajahan Jepang. Perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajah tentunya tidak mudah. Puncaknya ialah ketika perjuangan menjelang kemerdekaan. Ketika itu banyak persiapan yang dilakukan untuk menyambut kemerdekaan, salah satunya ialah pembentukan BPUPKI.

Mungkin kamu masih ingat dengan BPUPKI. Namun, apakah kamu tahu siap saja tokoh-tokoh yang ada di belakang BPUPKI? Untuk mengingat kembali siapa saja tokoh BPUPKI, yuk simak penjelasan berikut ini.

Daftar Isi

Tokoh-Tokoh BPUPKI

BPUPKI merupakan kependekan dari Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam bahasa jepang dikenal dengan “Dokuritsu Zyunbi Tioosakai”. Badan ini dibentuk sebagai bukti keseriusan pemerintah Jepang untuk memberikan janji kemerdekaan ada masa itu. Jumlah anggota BPUPKI ini adalah 62 orang, yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wideodiningrat. Berikut adalah anggota BPUPKI yang perlu diketahui.

Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI

Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Sumber: ikpni.or.id

Lahir pada tanggal 18 April 1879, dilahirkan dalam keluarga yang tidak terlalu kaya yaitu dari kalangan masyarakat biasa (Sugito, 1985:9). Pendidikan Dr. Radjiman ini dimulai ketika ia sekolah di Tweede Europese Lagere School (ELS). Setelah lulus dari ELS, melanjutkan sekolahnya di Sekolah Dokter Jawa dan berhasil ditamatkan pada 1898. Dr. Radjiman dikenal merupakan tokoh dari Budi Utomo. Sebelumnya beliau juga mengikuti organisasi Volksraad (Dewan Rakyat) sebagai anggotanya.

Baca juga: Pithecanthropus Mojokertensis

Ichibangase, sebagai Ketua Muda (Fuku Kaico) BPUPKI

Merupakan anggota BPUPKI yang berkedudukan penting sebagai wakil Jepang.

R.P. Soeroso, sebagai Ketua Muda (Fuku Kaico) BPUPKI

RP. Soeroso
Sumber: ikpni.or.id

Dikenal pemberani sejak kecil dan pernah memimpin protes ketika masih kelas 6 di Kweek School pada kepala sekolahnya yang merupakan orang Belanda. pada 1917 berhasil membela pribumi pemilik warung pinggir jalan supaya tidak dibongkar. Tahun 1921 memimpin pemogokan buruh pabrik gula di Mojokerto, milik Belanda. Pada 1924 berhasil menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat).

Ir. Soekarno

Ir. Soekarno
Sumber: ikpni.or.id

Lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya. Ibunya merupakan keturunan bangsawan dari Bali. Saat kecil, Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulung Agung. Pendidikannya dimulai di Eerste Inlandse School, lalu pindah ke Europese Lagere School (ELS). Kemudian melanjutkan di Hoogere Burgerschool. Karir politiknya dimulai dari organsisasi Tri Koro Dharmo.

Mr. Muh. Yamin

Prof. M. Yamin
Sumber: ikpni.or.id

Tokoh BPUPKI ini lahir di Sawahlunto, pada 24 Agustus 1903. Merupakan seorang politikus, sastrawan, sejarawan, dan budayawan. Beliau merupakan putra dari Usman Baginda Khatib dan Siti Saadah. Pendidikannya dimulai dari Hollands Inlandsche School (HIS) di Palembang, lalu melanjutkan ke Algemeene Middelbare School (AMS) di Yogyakarta. Pendidikan tingginya ia jalani di Rechtschool (Sekolah Hukurn) di Jakarta dan memperoleh gelar meester en de rechteen pada 1932. Karir politiknya dimulai ketika beliau bergabung dengan Jong Sumatranen Bond.

Dr. R. Koesoema Atmadja

DR. R. Koesoema Atmaja
Sumber: ikpni.or.id

Lahir di Purwakarta pada 8 September 1898. Anggota BPUPKI ini memiliki nama lengkap Raden Soelaiman Effendi Koesoemah Atmajda. Beliau berhasil mendapatkan gelar meester en de rechteen dari sekolahnya di Rechtschool (Sekolah Hukurn). Setelah itu beliau diangkat menjadi pegawai pengadilan pada 1919, setelah itu mendapatkan beasiswa ke Universitas Leiden di Belanda.

R. Abdoelrahim Pratalykrama

Merupakan tokoh BPUPKI yang lahir pada 10 Juni 1898 di Sumenep. Beliau menempuh pendidikannya di Bestuurschool pada 1929. Beliau juga pernah menjabat sebagai wedana di Pesongsongan, lalu di Sapundi. Kemudian menjadi Bupati di Probolinggo.

R. Aris

Lahir pada 2 Januari 1901 di Karanganyar, Kebumen. Pendidikannya diawali di Standardschool, kemudian berlanjut di HIS, lalu ke Kleindambtenaar Examen hingga 1917. Selanjutkan beliau melanjutkan ke sekolah pertanian hingga 1921 dan Middlebare Landbouw School yang selesai dalam tiga tahun.

Ki Hadjar Dewantara

KH. Dewantara
Sumber: ikpni.or.id

Dilahirkan pada 2 Mei 1889. Memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Sorjaningrat. Beliau disekolahkan di Sekolah Dasar Belanda III dan lulus pada 1904. Dilanjutkan di Sekolah Guru (Kweekschool), namun tidak sampai lulus. Kemudian beliau masuk ke STOVIA. Karir politiknya beliau aktif dalam mendukung organisasi Budi Utomo, kemudian keluar dan masuk ke Sarekat Islam, namun kurang cocok. Akhirnya beliau membentuk sendiri organisasi yang bernama Indische Partij (Depdikbud, 1993:32).

K. Bagoes Hadikoesoemo

K Bagus Hadikusumo
Sumber: ikpni.or.id

Merupakan anggota BPUPKI yang lahir pada 24 November 1890 di kampung Kauman, Yogyakarta. Memiliki nama kecil Raden Dayat. Pendidikannya hanya sampai di Sekolah Rakyat. Namun kemudian ia berhasil ikut organisasi Muhammadiyah dan menjadi ketua bagian Tabligh.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Kutai

BPH Bintoro

Bendoro Pangeran Hario Bintoro lahir pada 2 Agustus 1914 di Yogyakarta. Pendidikannya dimulai di ELS lalu HBS, dan kemudian ke Universitas Leiden walau tidak sampai selesai. Setelah itu beliau bekerja sebagai pejabat kesultanan Yogyakarta.

KH. AK Moezakkir

Prof. Kahar Mudzakkir
Sumber: ikpni.or.id

Memiliki nama panjang Abdoel Kahar Moezakkir ini lahir pada 16 September 1907 di Kampung Gading, Yogyakarta. Pendidikan pertamanya didapat dari ayahnya yang seorang ulama, kemudian dilanjutkan ke Sekolah Rakyat Muhammadiyah, lalu pondok pesantren. Selanjutnya beliau pergi ke Mekkah untuk belajar dan ibadah. Karir politiknya dimulai dari organisasi Muhammadiyah.

BPH Poeroebojo

Anggota BPUPKI yang bernama Bandoro Pangeran Hario Poeroebojo lahir pada 25 Juli 1906 di Yogyakarta. Beliau menempuh pendidikannya di ELS, lalu ke HBS, dan selanjutnya ke Sekolah Tinggi Teknik di Delft (Belanda).

RAA Wiranatakoesoema

Sumber: Wikipedia.org

Anggota BPUKPI ini lahir pada 8 Agustus 1988 di Bandung. Pendidikannya dimulai di ELS, kemudian dilanjutkan ke OSVIA dan HBS hingga 1901. Setelah selesai studinya, beliau bekerja sebagai pamong praja. Pada masa selanjutnya, beliau diangkat menjadi Bupati Bandung dan menjadi anggota Volksraad.

Ir. R. Askarsoetedjoe Moenandar

Beliau lahir pada 30 April 1914 di Siloewok Sawangan. Pendidikannya diawali di ELS, kemudian ke HBS. Untuk memeperluas pengetahuanya, beliau mengambil jurusan elektro di Belanda. Beliau berhasil mendapatkan ge;ar insinyur elektro dari Technisece Hooge School (THS) di Delft pada 1937.

Oey Tjang Tjoei

Tokoh ini lahir di Jakarta pada 1893. Beliau pernah menjabat sebagai direktur Hong Po pada 1939 – 1942. Dalam bidang politik, merupakan perwakilan dari golongan Cina Jawa Barat sebagai anggota Tjhou Sangi-in.

Drs. Mohammad Hatta

Drs. Moh. Hatta
Sumber: ikpni.or.id

Dilahirkan di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Ayahnya bernama Seh Abdurrahman dan ibunya Siti Soleha. Nama asli Moh. Hatta adalah Mohammad Athar. Pendidikannya diawali di ELS hingga 1916, lalu melanjutkan ke MULO di Padang. Setelah itu melajutkan ke Prins Hendrik School di Batavia, hingga kemudian ke Belanda. Karir politiknya dimulai ketika mendirikan organisasi Jong Sumatranen Bond. Ketika di Belanda, beliau juga aktif dalam organisasi Indische Vereeniging.

Oei Tjong Hauw

salah satu anggota BPUPKI ini dilahirkan di Semarang pada 1903. Beliau juga pernah mendirikan CV dan merupakan seorang nasionalis. Sehingga banyak mendukung usaha pergerakan nasional di Indonesia.

H. Agus Salim

H. Agus Salim
Sumber: ikpni.or.id

Anggota BPUPKI ini lahir pada 8 Oktober 1984 di Kota Gadang, Bukittingi. Ayahnya bernama Soeltan Mohammad Salim dan ibunya Siti Zaenah. Beliau menempuh pendidikannya di ELS, kemudian melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) selama lima tahun. Beliau berhasil mendirikan HIS. Ikut sertanya di bidang politik adalah ketika beliau menjadi wartawan. Beliau juga menjadi anggota Volksraad.

Mr. Soetardjo Kartohadikoesoemo

Mr. Soetardjo Kartohadikoesoemo
Sumber: muskitnas.net

Tokoh ini lahir di Desa Kunduran, Blora, Jawa Tengah pada 22 Oktober 1890. Ayahnya bernama Kiai Kartowijoyo dan ibunya Mas Ayu Kartorejo. Pendidikannya dimulai dari ELS, kemudian ke OSVIA. Beliau telah aktif di organisasi sejak masih menempuh pendidikan dan ditunjuk sebagai ketua Boedi Oetomo cabang Magelang.

RM. Margono Djojohadikoesoemo

RM. Margono Djojohadikoesoemo
Sumber: yayasanrsjakarta.org

Lahir pada 16 Mei 1894 di Probolinggo, Jawa Tengah. Pendidikannya dimulai di ELS, kemudian berlanjut ke OSVIA di Magelang. Setelah lulus, beliau bekerja sebagai pegawai rendah pamong praja. Pada masa kependudukan Jepang, beliau menjabat sebagai penulis di kantor pusat Koperasi Perdagangan Dalam Negeri.

KH Abdul Halim

KH. Abdul Halim
Sumber: kpni.or.id

Lahir di Kampung Cabarelang, Majalengka pada 17 Juni 1887. Pendidikannya diawali dari keluarganya mengenai keagamaan. Kemudian melanjutkan ke Mekkah untuk beribadah dan memperdalam ilmunya. Beliau pernah mendirikan organisasi bernama Hajatoel Qoeloeb yang bergerak di bidang ekonomi dan pendidikan. Beliau banyak berperan dalam bidang pendidikan.

KH. Masjkoer

KH. Masjkoer
Sumber: nu.or.id

Dilahirkan pada 30 Desember 1902 di Singasari, Malang. Ayahnya bernama KH. Maksoem dan ibunya bernama Maemunah. Pendidikan beliau hanya di pesantren saja, karena ayahnya tidak mau menyekolahkan di sekolah Belanda. dalam organisasi, beliau mengikuti organisasi NU. Selain itu beliau juga banyak berperan di bidang pendidikan.

R. Soedirman

Beliau ini dilahirkan pada 24 Desember 1890 di Semarang. Pendidikannya dimulai di ELS, lalu dilanjutkan ke Prins Hendrik School, selanjutnya beliau masuk ke sekolah Notaris. Karir politiknya dimulai dengan menjadi pengurus Indonesische Studieclub di Surabaya. Beliau juga ikut serta dalam keanggotaan Tjhuo Sangi-in.

Prof. Dr. PAH Djajadiningrat

Tokoh ini dilahirkan di Kramat Watu di Serang, Cirebon pada 8 Desember 1886. Ayahnya bernama Raden Bagoes Djadjawinata dan ibunya Ratu Salehah. Pendidikannya dimulai di ELS di Serang, kemudian ke HBS di Batavia. Kemudian beliau melanjutkan ke Belanda untuk belajar Bahasa Latin dan Yunani Kuno. Beliau juga pernah diangkat menjadi guru besar Sekolah Hakim Tinggi di Jakarta, dan menjadi Dewan Hindia.

Prof. Dr. Soepomo

Dr. Soepomo
Sumber: ikpni.or.id

Soepomo lahir pada 22 Januari 1903 di Sukohardjo, Solo. Pendidikannya dimulai di ELS, kemudian melanjutkan ke MULO. Setelah lulus, beliau melanjutkan studinya ke sekolah hukum di Batavia, dan dilanjutkan ke negeri Belanda. Setelah lulus, beliau diangkat menjadi pemimpin Pengadilan Negeri di Jakarta. Karir politiknya dimulai dalam pergerakan nasional. Beliau cocok dengan organisasi Boedi Oetomo.

Prof. lr. R. Roosseno SoerjohadiKoesoemo

Prof. lr. R. Rosseno SoerjohadiKoesoemo
Sumber: alsi-itb.org

Roosseno lahir pada 2 Agustus 1908. Pendidikannya dimulai di ELS yogyakarta, lalu melanjutkan ke MULO di Madiun. Dari MULO beliau melanjutkan ke AMS di Yogyakarta, dan diterima di Technisece Hooge School (THS) di Bandung.

Mr. R. Pandji Singgih

Lahir pada 17 Oktober 1894 di Kota Malang. Pendidikan pertamanya dijalani di Vloks School, kemudian ke ELS dan masuk ke Rechtoogeschool. Setelah lulus beliau melanjutkan ke Leiden dan mengambil jurusan hukum. Kemudian beliau diterima bekerja di kantor pertanahan pemerintahan di Surabaya. Dalam bidang politik, beliau menjadi penasihat di Sarekat Islam. Selain itu, juga pernah menjadi anggota Budi Utomo.

Ny. Maria Ulfah Santoso

Ny. Maria Ulfah Santoso
Sumber: historia.id

Lahir pada 18 Agustus 1911 di Serang. Ayahnya bernama RAA. Moh. Achmad dan ibunya RAA. Hadidjah Djadjaningrat. Pendidikannya dimulai dari ELS, kemudian HBS, dan dilanjutkan di Leiden mengambil jurusan hukum. Setelah lulus, beliau menjadi guru di sekolah “pergoeroean Rakjat”. Perjuangannya lebih banyak dalam kedudukan wanita, sehingga sering ikut kongres perempuan.

Mr. TA Soerjo

Mr. TA. Soerjo
Sumber: ikpni.or.id

Memiliki nama lengkap Raden Mas Tumenggung Ario Soerjoe. Dilahirkan pada 9 Juli 1985 di Magetan, Jawa Timur. ayahnya bernama RM. Wiriosoemarto dan ibunya RA. Koestiah. Pendidikannya dimulai di Tweede Inladsche School, lalu pindah ke HIS. Setelah lulus, beliau dikirim bersekolah ke OSVIA. Setela itu, beliau diangkat menjadi Bupati Magetan.

R. Roeslan Wongsokoesoemo

Lahir pada 15 Oktober 1901 di Madura. Sekolahnya dimulai darii HIS, lalu ke Kleinambteaar Examen pada 1918. Setelah itu beliau bekerja sebagai pegawai harian Post Teleegraf en Telefoondienst di Surabaya.

Mr. R. Soesanto Tirtoprodjo

Lahir pada 3 Maret 1900 di Solo. Pendidikannya dimulai di ELS Solo, lalu ke Recht Hooge School di Jakarta. Setelah itu melanjutkan ke Belanda. Disana beliau ikut serta dalam organisasi Indische Vereeniging. Pada perkembanganya, beliau diangkat menjadi walikota Madiun.

Ny. SS Soenardjo Mangoenpoespito

Dilahirkan pada 28 Desember 1907 di Yogyakarta. Ayahnya bernama R. Penewu Abdoel Wahid M. pendidikannya dimulai dari HIS, lalu melanjutkan ke MULO, dan sekolah guru Taman Siswa. Dalam karir politiknya, beliau aktif dalam organisasi Jong Java. Beliau juga sering mengikuti kongres perempuan, untuk memperjuangkan kedudukan perempuan dalam bidang politik.

Dr.R. Boentaran Martoatmodjo

Dr. R. Boentaran Martoatmodjo
Sumber: yayasanrsjakarta.org

Lahir di Desa Loano, Purworejo pada 11 Januari 1896. Beliau berasal dari keluarga bangsawan. Pada usia 22 tahun, telah selesi menempuh sekolahnya di STOVIA, kemudian ditugaskan di kantor inspektoran Semarang. Tak berapa lama, beliau melanjutkan studinya ke Belanda, Disana beliau bergabung dalam Perhimpunan Indonesia. Beliau mengabdikan diri menjadi seorang dokter. Karir politiknya baru dimulai di era Jepang, dengan menjadi anggota Tjhuo Sangi-in.

Liem Koen Hian

liem Koen Hian
Sumber: historia.id

lahir di Banjarmasin, pada 1896. Sekolahnya dimulai di ELS. Kerirnya banyak berkembang dalam bidang kewartawanan dan persuratkabaran. Sebagai nasionalis China, beliau juga pernah mendirikan Partai Tionghoa Indonesia (PTI). Dalam partai ini beliau menanamkan bahwa sebagai keturunan Tionghoa harus juga berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia.

Mr. J. Latuharhary

Mr. J. Latuharhary
Sumber: opac.perpusnas.go.id

Lahir di Kota Sapama, pada 6 Juli 1900. Ayahnya bernama Yan Latuharhari dan ibunya Josefin. Merupakan putra sulung dari empat bersaudara. Memulai pendidikannya di Saparuasche School, lalu pindah ke Eerste Europesche Lagere School hingga 1917. Setelah lulus melanjutkan sekolah ke Batavia di HBS, lalu ke Belanda dan masuk ke Fakultas Hukum. Karir politiknya dimulai dengan aktif mengikuti organisasi pergerakan Sarekat Ambon.

Baca juga: 11 Peninggalan Kerajaan Majapahit

Mr. R. Hindromartono

Terlahir pada 31 Desember 1908 di Gunem, Rembang, Jawa Tengah. Merupakan keturunan keluarga bangsawan. Memulai pendidikannya di Hollands Inlandsche School (HIS) pada umur 15 tahun. Kemudian melanjutkan sekolahnya ke MULO dan lulus pada 1926, lalu ke Algemene Middelbare School (AMS) hingga lulus pada 1929. Pendidikan tingginya ditempuh di Rechtskundige Hoogeschool (RHS), mengambil jurusan hukum. Karir politiknya dimulai ketika ia masuk ke organisasi Perhirnpoenan Peladjar-peladjar Indonesia dan menjadi ketua pada 1933-1934.

R. Soekardjo Wirjopranoto

Lahir di Desa Kasugihan, Cilacap pada tanggal 5 Juni 1903. Merupakan putra keenam dari tujuh bersaudara. Pendidikannya dimulai di Europesche Lagere School (ELS) hingga 1917. Lalu melanjutkan pendidikannya di Rechtschool (Sekolah Hukurn) di Jakarta, beliau lulus pada 1923. Setalah lulus ia melanjutkan bekerja sebagai pegawai pemerintahan. Karir politiknya dimulai setelah berhenti menjadi pegawai pemerintahan, lalu pemimpin Boedi Oetomo cabang Malang.

Haji Ahmad Sanoesi

Berdasarkan beberapa sumber, beliau lahir pada 18 September 1889 (Depdikbud, 1993: 30). Ayahnya bernama Haji Abdoerrahim, dan merupakan putra ketiga dari istri pertama. Pendidikan agamanya didapat dari ayahnya, kemudian beliau dimasukan ke pesantren. Pada 1990 beliau pergi ke Mekkah untuk berhaji serta melanjutkan pendidikan agamanya. Disanalah beliau mulai mengenal politik, ketika bertemu dengan Haji Abdoel Moeloek pada 1913. Beliau diajak untuk masuk organisasi Sarekat Islam (SI).

Agoes Moechsin Dasaad

Lahir di Sulu, Filipina pada tanggal 25 Agustus 1905. Pendidikannya dimulai di Sekolah Rendah, lalu melanjutkan ke Sekolah Dagang Singapura hingga 1922. Dalam perkembanganya, Dasaad lebih banyak tampil sebagai pengusaha dan teman baik Presiden Soekarno. Ia juga memimpin sejumlah perusahaan.

Mr. Tan Eng Hoa

Lahir di Semarang pada 1907. Pernah menempuh pendidikan di HBS hingga 1925. Kemudian melanjutkan ke Rechtschool dan lulus pada 1932. Dalam BPUPKI, Eng Hoa tampil dengan idenya tentang hak-hak dasar manusia.

Ir. RMP. Soerachman TJokroadisoerjo

Ir. RMP. Soerachman TJokroadisoerjo
Sumber: kemenkeu.go.id

Dilahirkan pada 30 Agustus 1894 di Wonosobo. Ayahnya bernama Raden Mas Tumenggung Surjoadikoesoemo yang berasal dari keluarga priyayi. Pendidikannya dimulai di Eropeesche Lagere School (ELS) hingga melanjutkan ke Hoogere Burgerschool Batavia (1915). Pada tahun 1915, berkat kepandainya beliau memperoleh beasiswa dari pemerintah dan melanjutkan pendidikannya ke Belanda. Jurusan yang diambil adalah Teknik Kimia di Sekolah Tinggi Teknik Delft.

RAA. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro

Raden Adipati Aria Soemitro Kolopaking Poerbonegor lahir pada 14 Juni 1887 di Banyumas. Beliau berasal dari keluarga elit priyayi. Bersekolah di HIS pada 1902 lalu melanjutkan HBS hingga tahun 1908. Dengan biaya yang dicari sendiri, kemudian berhasil masuk ke Universitas Leiden pada bidang lndologi. Setelah menyelesaikan di Belanda, beliau kembali ke Hindia-Belanda dan bekerja di dunia pemerintahan.

KRMTH. Woerjaningrat

Kanjeng Raden Mas Tumenggung Harjo Woerjaningrat ini lahir di Kepatihan Surakata pada 12 Maret 1885. Ayahnya bernama KRA. Sostrodiningrat IV dan ibunya adalah puteri Pakubuwono IX. Dalam bidang pendidikan, beliau tidak melebihi ELS. Pada masa pergerakan beliau menjadi penyelenggaran Konggres Kesusastraan Jawa. Kemudian menjadi ketua Pengurus Besar Boedi Oetomo pada 1916 – 1935.

Mr. A. Soebardjo

Mr. Achmad Soebardjo
Sumber: ikpni.or.id

Bernama lengkap Ahmad Soebardjo Djojoadisutjo. Lahir di Teluk Jambe, Karawang 23 Maret 1896. Merupakan anak bungsu dari empat bersaudara keluarga. Pendidikannya diawali dari Europeesche Lagere School (ELS). Kemudian melanjutkan ke Hoogere Burgere School V (HBS) dan lulus pada tahun 1917. Karir politiknya dimulai dengan mengikuti gerakan pemuda Tri Koro Dharmo hingga 1919. Setelah itu, beliau melanjutkan sekolah hukum ke Belanda dan masuk di organisasi Indische Vereeniging.

Prof. DR. R. Djenal Asikin Widjajakoesoema

lahir pad a 7 J uni 1891 di Manonjaya, Tasikmalaya. Mulai bersekolah Europeesche Langere School (ELS), lalu berlanjut ke STOVIA dan Universitas Leiden bagian Kesehatan hingga ke Instituut Voor Tropische Geeneesk Leiden (tahun 1926), dan berakhir dengan promosinya sebagai Doctorin de Geneesk (1932).

RM. Abikoesno Tjokrosoejoso

Abikoesno Tjokrosoejoso dilahirkan pada 15 Juni 1897 di Madiun. Beliau berasal dari keluarga bangsawan. Abikoesno ini adik dari HOS. Tjokroaminoto, pemimpin Sarekat Islam. Ayahnya bernama Raden Mas Tjokroamiseno. Beliau bersekolah di Keningin Emma School Surabaya dan lulus pada 1917. Kemudian ia diterima di Architectesexamen, lalu menjadi arsitek pada 7 Februari 1925. Dalam karir politiknya, beliau juga menjadi bagian dari Sarekat Islam sejak tahun 1923 serta menjadi pimpinan redaksi majalah mingguan Sri Djojobojo

Parada Harahap

Anggota BPUPKI ini gelar Mangaraja Sutan Goenoeng Moeda. Lahir pada 15 Desember 1899 di Pargarutan. Beliau dikenal sebagai jumalistik terpandang. Setelah lulus dari Standaard school, beliau memperoleh Diploma diusianya yang ke 15 tahun. Karena bakatnya dalam bidang tulis-menulis, pada akhirnya berkarir dalam bidang kejurnalistikan. Selain menjadi wartawan, dalam masa pergerakan nasional Parada juga sempat aktif dalam membangkitkan semangat pemuda Sumatera Tengah dalami Kongres Sumatera Tengah.

Mr. RM. Sartono

Raden Mas Sartono adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Beliau lahir pada 5 Agustus 1900 di Wonogiri, Jawa Tengah. Beliau bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) pada 1906 lalu melanjutkan ke MULO dan pada akhirnya diterima di Rechtschool Jakarta. Di jakarta ini lah beliau mulai masuk dunia politik, dengan mengikuti organisasi Tri Koro Dharmo. Kemudian beliau melanjutkan sekolahnya ke luar negeri, dan masuk ke organisasi Perhimpunan Indonesia. Setelah kembali ke tanah air beliau membuka kantor pengacara sendiri.

KH. Mas Mansoer

KH. Mas Mansoer
Sumber: ikpni.or.id

Beliau dilahirkan dari pasangan Kiai Mas Akhrnad Marzoeqi dan Raoellah pada 25 Juni 1896. Pendidikannya dimulai dari ayahnya sendiri, hingga kemudian beliau pergi berhaji dan melanjutkan pendidikan ke Mesir. Setelah kembali ke Hindia-Belanda, beliau mendirikan sekolah agama seperti Nahdatul Wathan dan Taswirul Afkar. Pemikiranya juga banyak dipengaruhi oleh KH. Ahmad Dahlan, sehingga beliau memutuskan menjadi anggota Muhammadiyah. Pada 1924 akhirnya beliau terpilih menjadi ketua Cabang Muhammadiyah.

Drs. KRMA. Sosrodiningrat

Lahir pada 1 Desember 1902 di Solo. Beliau memiliki nama kecil Raden Mas Sawarno. Menempuh pendidikannya di Europeesche Lagere School Solo, kemudian masuk ke Hogere Burger School V di Semarang hingga 1913. Kemudian melanjutkan sekolahnya ke Negeru Belanda. Pada 1922 kembali ke tanah air, dan bekerja sebagai bertuursambtenaar di Bojolali. Hingga pada Pada 1927, beliau diangkat menjadi bupati Anom dengan gelar Raden Mas Tumenggung Sosrowadono.

Mr. R. Soewandi

Mr. R. Soewandi
Sumber: kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id

Lahir pada 31 Oktober 1898, di Ngawi, Jawa Tengah. Pendidikannya diawali di Hollands Inlandsche School (HIS) dan lulus pada 1911, kemudian melanjutkan ke Opleiding School Voor lnlandsche Ambtenaaren (OSVIA) hingga 1917. Lulus dari sekolah tersebut, beliau melanjutkan ke Bestuur School (BS) lalu ke Groot Notaris. Pada 1938, berhasil meraih gelar meester en de rechten (Mr) dari Sekolah Tinggi Hukum di Batavia. Setelah itu, beliau bekerja sebagai pegawai pemerintah.

KH. A. Wachid Hasjim

KH. Abdul Wahid Hasyim
Sumber: nu.or.id

Tokoh BPUPKI ini lahir pada 1 Juni 1914 di Desa Tebuireng, Jawa Timur. Merupakan putra dari Kiai Haji Hasjim Asy’ari yang merupakan tokoh agama yang terkenal. Pendidikan awal beliau diperoleh dari ayahnya. Hingga pada 1932, beliau pergi berhaji untuk melanjutkan pendidikan dan menunaikan ibadah. Beliau tumbuh menjadi intelektual islam muda. Awal dalam bidang politik, beliau mengikuti organisasi keagamaan yaitu Nadlatul Ulama (NU).

P.F. Dahler

Lahir pada 21 Februari 1883 di Semarang. Jika dilihat dari namanya diperkirakan beliau seorang Indo-Belanda. Dalam masa pemerintahan Belanda, diketahui bahwa tokoh BPUPKI ini mempunyai latar pendidikan jenjang pamong praja. Dibuktikan dengan jabatanya sebagai pejabat pamong praja dalam tahun 1903-1917. Selanjutnya pejabat di kantor Volkslektuur (Bahasa dan Kebudayaan) (Depdikbud, 1993:99). Dalam bidang politik beliau mewakili sebagai anggota Volksraad.

Dr. Sukiman Wirjosandjojo

Merupakan anak bungsu dari empat bersaudara yang lahir pada tanggal 19 Juli 1898 di Kampung Beton, Solo. Pendidikannya dimulai dari Europese Lagere School (ELS). Setelah lulus, Sukiman melanjutkan sekolahnya ke STOVIA di Batavia. Selama masa studinya itu, beliau ikut dalam Tri Koro Darmo. Setelah menikah, beliau kembali melanjutkan studinya ke Belanda. Disana belaiau masuk ke organisasi Indische Vereeniging. Dalam bidang politik, beliau masuk ke Partai Sarekat Islam.

Mr. KRMT. Wongsonegoro

Sumber: Wikipedia.org

Merupakan putra RM. Ngabehi Tjitodiprodjo yang lahir pada 20 April 1895 di Surakarta. Pendidikan pertamanya adalah di Standardschool kemudian ELS hingga 1911. Beliau melanjutkan sekolahnya ke MULO hingga tahun 1914. Selepas dari sekolah ini, melanjutkan ke Sekolah Menengah Kehakiman pada tahun 1917. Kemudian beliau bekerja sebagai pegawai pemerintah keswaprajaan Kesunanan Surakarta. Lalu berhasil memperoleh bea siswa dari Pemerintah Belanda untuk belajar di Rechts Hooge School (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia. Disinilah ia aktif dalam kegiatan pemuda, yang bernama Jong Java.

R. Oto Iskandar Di Nata

Otto Iskandar di Nata
Sumber: ikpni.or.id

Raden Oto Iskandar di Nata dilahirkan di Bojongsoang (Bandung), pada 31 Maret 1897. Ayahnya bernama Raden Haji Adam Rakhmat dan ibunya bernama Siti Hadijah. Beliau adalah anak ke tiga dari sembilan bersaudara. Pendidikan salah satu anggota BPUPKI ini dimulai dari sekolahnya di HIS di Bandung, lalu berlanjut ke Kweekschool Onderbouw, dan Hogere Kweekschool. Setelah lulus beliau menjadi guru HIS di Banjarnegara. Karir politiknya dimulai dari diangkatnya beliau menjadi wakil ketua Boedi Oetomo Cabang Bandung.

AR. Baswedan

AR Baswedan
Sumber: ikpni.or.id

Abdul Rachman Awad Baswedan dilahirkan di Sura Ngampel, 9 September 1908. Ayahnya bernama Awad dan ibunya bernama Aiijah binti Abdoellah Djarhum. Beliau memulai pendidikan sejak umur lima tahun. Pada mulanya ia masuk Madrasah AI-Khairiyah, lalu pindah ke Madrasah AI Irsyad Jakarta. Kemudian beliau mengikuti kursus Nederlands Nerbond yang pelajarannya membaca dan menulis huruf latin. Dalam politik beliau aktif di dalam Jong lslamieten Bond (JIB).

Abdoel Kadir

Abdoel Kadir lahir pada 6 Juni 1906 di Binjai, Sumatera Utara. Beliau merupakan anak keempat dari enam bersaudara di keluarga Dokter Raden Tarunomihardjo. Pendidikannya dimulai dari Europesche Lagere School Sukabumi hingga lulus di tahun 1920. Kemudian melanjutkan sekolah ke Hogere Burger School selama empat tahun, namun karena ingin mejadi pegawai pamong praja maka beliau pindah ke Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaaren (OSVIA) di Serang. Sete1ah lulus, beliau magang pada kantor pemerintahan kabupaten Jatinegara lalu menjadi mantri Kabupaten Jatinegara. Hingga pada masa Jepang, beliau dipindah ke dalam militer PETA.

Dr. Samsi Sastrowidagdo

Mr. Samsi Satrowidagdo
Sumber: kemenkeu.go.id

Samsi Sastrowidagdo lahir pada 13 Maret 1894 di Solo. Beliau bersekolah di HIS, kemudian dilanjutkan ke Kweekschool pada tahun 1912. Selepas dari sekolah ini ia melanjutkan ke Handels Hoogeschool di Rotterdam (Belanda) dengan diploma doktoral pada tahun 1925. Seiring dengan itu ia juga menempuh ujian doctor. Selama di Belanda, anggota BPUPKI ini mengikuti organisasi Indische Vereeniging.

Mr. AA. Maramis

MR. AA. Maramis
Sumber: kemenkeu.go.id

Lahir pada 20 Juni 1897 di Manado, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama Andi Maramis dan ibunya Charlotte Ticoalu dari daerah Tonsea, Minahasa, Sulawesi Utara. Sekolah dasarnya dimulai dari Europeesche Lagere School (ELS) di Manado. Setelah lulus, Alex meneruskan sekolahnya di HBS koning Willem III di Batavia selama lima tahun. Setalah itu berlanjut ke Pendidikan hukum di Sekolah Tinggi Hukum Leiden dan lulus tahun 1924. Semasa di Belanda, Alex aktif di dalam Perhimpoenan Indonesia atau Indische Vereeniging. Hingga saat menjelang kemerdekaan, ikut menjadi anggota BPUPKI.

Mr. Samsoeddin

Lahir di Sukabumi pada 1 Januari 1908. Pendidikan pertamanya di sekolah agama selama dua tahun. Kemudian melanjutkan ke Europeesche Lagere School (ELS) pada tahun 1922. Lulus dari ELS, beliau melanjutkan ke Algemeene Middelbare School (AMS) di Bandung tahun 1929. Setelah lulus, beliau melanjutkan ke sekolah hukum selama dua tahun di Jakarta, lalu berlanjut di sekolah hukum Belanda pada tahun 1935. Sebelum ke Belanda beliau sudah asktif di Partai Rakyat Indonesia dan ikut mengurus surat kabar Berita Oemoem.

Mr. R. Sastromoeuono

Anggota BPUPKI ini lahir pada 16 Oktober 1898, di Kudus, Jawa Tengah. Pendidikan pertamanya adalah di Europese lagere School (ELS) yang diselesaikan tahun 1912. Setelah lulus beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Hukum (Rechtshool) hingga tahun 1918. Setelah itu beliau pergi ke Negeri Belanda untuk masuk Universitas Leiden jurusan Hukum dan memperoleh gelar meester en de rechteen pada 1922.

KH. Abdul Fatah Hasan

Lahir pada tahun 1912 di Bojonegara, Jawa Barat. Abdul Fatah memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat. Pada tahun 1932 beliau masuk ke Madrasah Sanawiyah selama enam tahun. Selanjutnya beliau masuk ke Fakultas Hukum Islam di al- Azhar, Mesir. Sebalum ke mesir, beliau pernah menjadi komisaris di Organisasi Nahdatus Syubanul Muslimin di Banten. Kemudian beliau juga masuk di organisasi politik Perhimpunan Indonesia Raya di Cairo.

R. Asikin Natanegara

Asikin Natanegara merupakan salah satu anggota BPUPKI yang lahir pada 23 Desember 1902 di Bogor. Pendidikan pertamanya di HIS, kemudian MULO hingga tahun 1920. Setamat dari MULO, melanjutkan ke AMS di Yogyakarta. Setelah itu ia memasuki Sekolah Polisi (Politie School) selama empat tahun.

GPH. Soerjohamidjojo

Anggota BPUPKI Merupakan putra ke-34 dari Sunan Paku Buwono X dan selirnya yang dilahirkan pada 13 Oktober 1905 di Surakarta. Ibunya bernama Raden Ayu Pradaparukmi. Pendidikan kecilnya, beliau dididik di sekolah Taman Kanak-kanak khusus putra-putra raja (Sekolah Raja). Setelah itu beliau masuk ke Eropese Lagere School (ELS) hingga tahun 1920. Setamat dari ELS, melanjutkan ke MULO hingga 1924. Di MULO beliau masuk dalam organisasi Kepanduan Boedi Oetomo. Pada tahun 1924 ia dipilih menjadi ketua Jong Java.

Ir. P. Mohammad Noor

Pangeran Mohammad Noor, lahir 24 Juli 190I di Martapura, Kalimantan. Pendidikan pertamanya di Standaard School hingga 1911. Kemudian melanjutkannya ke HIS dengan mencapai diploma pada tahun 1917. Angoota BPUPKI ini melanjutkan studinya ke MULO lalu memasuki HBS dengan mencapai diploma dua tahun kemudian (1923 ). Selanjutnya selama empat tahun ia belajar di THS ( Technisch Hooge School) tahun 1927. Setelah kembali ke Hindia-Belanda, beliau bekerja pada kantor Pemerintah Belanda, dan menjadi anggota Volksraad.

Mr. Mas Besar Martokoesoemo

Salah satu anggota BPUPKI ini lahir 8 Juli 1983 di Brebes. Pendidikan pertamanya adalah di ELS hingga 1909. Kemudian beliau melanjutkan sekolahnya ke Rechtschool dan selanjutnyake Universitas Lei den diploma tahun 1922. Sete1ah menye1esaikan studinya beliau bekerja sebagai fiscaal griffier land gerecht di Pekalongan. Dalam bidang politik beliau pernah menjabat ketua Boedi Oetomo cabang Tegal dan menjadi ketua Parindra di Tegal.

Abdoel Kaffar

Lahir pada 14 Mei 19 13 , di Sampang. Pendidikan pertamanya di HIS hingga 1927. Selanjutnya beliau melanjutkan ke MULO dan Sekolah Opsir di Pamekasan dalam waktu dua tahun (1929) dan melanjutkan ke sergeant aspirant officier sampai tahun 1931. Tiga tahun kemudian beliau menempuh sergeant majoor aspirant officier (1934) dan sekolah senapan mitrailleur. Selain itu beliau juga masuk ke sekolah racun (gas) di tahun 1939.

Baca juga: Sejarah Lahirnya Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pemahaman Akhir

Bulan Agustus adalah bulan yang bersejarah bagi Indonesia karena di dalamnya terjadi peristiwa pembebasan dari jajahan Jepang dan momen persiapan menuju kemerdekaan. Perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan tidaklah mudah dan mencapai puncaknya pada masa menjelang kemerdekaan. Dalam rangka menyambut kemerdekaan, dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

BPUPKI, yang didirikan oleh pemerintah Jepang sebagai bukti keseriusan dalam memberikan janji kemerdekaan, terdiri dari 62 anggota dengan Dr. Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketuanya. BPUPKI terdiri dari tokoh-tokoh terkemuka pada masa itu, termasuk di antaranya adalah:

Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI: Lahir pada 18 April 1879, seorang tokoh dari Budi Utomo dan pernah menjadi anggota Volksraad.

Ir. Soekarno: Lahir pada 6 Juni 1901, tokoh nasionalis yang aktif dalam berbagai organisasi seperti Tri Koro Dharmo dan menjadi Presiden pertama Indonesia.

Mr. Muh. Yamin: Lahir pada 24 Agustus 1903, seorang politikus, sastrawan, sejarawan, dan budayawan yang menjadi anggota Jong Sumatranen Bond.

Dr. R. Koesoema Atmadja: Lahir pada 8 September 1898, merupakan seorang pegawai pengadilan yang mendapatkan gelar meester en de rechteen dari sekolah hukum di Belanda.

Ki Hadjar Dewantara: Lahir pada 2 Mei 1889, pendiri Taman Siswa dan aktif dalam organisasi Budi Utomo serta Indische Partij.

Prof. Dr. Soepomo: Lahir pada 22 Januari 1903, aktif dalam pergerakan nasional dan organisasi Boedi Oetomo.

R. Soedirman: Lahir pada 24 Desember 1890, berkarir dalam pergerakan nasional dan menjadi pimpinan Pengadilan Negeri di Jakarta.

H. Agus Salim: Lahir pada 8 Oktober 1894, seorang politikus yang aktif dalam organisasi Muhammadiyah dan menjadi anggota Volksraad.

Mr. A. Soebardjo: Lahir pada 23 Maret 1896, bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) dan aktif dalam gerakan Tri Koro Dharmo serta organisasi Indische Vereeniging.

Prof. Dr. R. Djenal Asikin Widjajakoesoema: Lahir pada 7 Juni 1891, seorang dokter dan akademisi yang berkontribusi pada pergerakan nasional.

Mr. R. Pandji Singgih: Lahir pada 17 Oktober 1894, seorang pemimpin redaksi majalah mingguan Sri Djojobojo dan aktif dalam gerakan pemuda.

Tokoh-tokoh tersebut berperan penting dalam membentuk masa depan Indonesia dan menyusun rencana persiapan kemerdekaan melalui BPUPKI. Dengan kerja keras dan semangat perjuangan, Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa tersebut menjadi tonggak sejarah penting yang patut diingat dan diapresiasi oleh generasi-generasi selanjutnya.

Nah, jadi apakah kamu sudah paham siap-siapa saja anggota BPUPKI ini? ternyata perjuangan yang mereka lewati yidak semudah yang terlihat. Banyak kisah yang penuh perjuangan di balik kesuksusesan para tokoh kemerdekaan ini. Semoga dengan membaca ini, kamu lebih bersemangat untuk mengejar mimpi-mimpimu ya. Semoga tokoh-tokoh BPUPKI ini bisa menjadi teladan dalam sisi positifnya. Selamat Belajar.


Sumber:

Depdikbud. 1993. Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia I. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. 1993. Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia II. Jakarta: Depdikbud.

Sugito, A., T. 1985. DR. K.R.T. RAJIMAN WEDYODININGRAT: Hasil Karya dan Pengabdiannya. Jakarta: Depdikbud

Artikel Terbaru

Avatar photo

Leni

Nama saya Leni Sagita, lulusan S1 Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Malang. Saya tertarik menulis dalam bidang pendidikan, khusunya bidang Sejarah, untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan. Semoga artikel yang saya buat nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya adik-adik yang sedang menimba ilmu supaya lebih bersemangat dalam belajar.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *