Analisis laporan keuangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, analisis tersebut bisa dipakai untuk mengukur pencapaian target yang sudah ditetapkan sebelumnya. Diketahui ada dua macam analisis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu analisis common size dan analisis rasio keuangan. Keduanya akan dijelaskan lebih lanjut dalam penjabaran berikut ini.
Daftar Isi
Analisis Common Size
Analisis common size adalah jenis analisis keuangan yang menghitung proporsi tiap item baris terhadap total keseluruhan laporan keuangan. Analisis ini umumnya menggunakan dua metode yaitu analisis vertikal dan analisis horizontal.
Analisis Vertikal
Analisis laporan keuangan vertikal merupakan analisis yang dilakukan pada satu periode laporan keuangan saja, sehingga perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui. Dalam analisis ini, ada tiga laporan yang digunakan yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan laporan arus kas.
- Laporan posisi keuangan: Setiap item sebagai persentase dari total aset.
- Laporan laba rugi komprehensif: Setiap item sebagai persentase total pendapatan bersih.
- Laporan arus kas: Setiap item sebagai persentase penjualan, aset, atau total in/out.
Analisis Horizontal
Dalam analisis ini, persentase kenaikan atau penurunan suatu item dari tahun ke tahun sebelumnya dihitung dan dikaitkan secara relatif dengan tahun dasar. Hal ini memungkinkan kita untuk menganalisis perubahan-perubahan yang memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan.
Analisis Rasio Keuangan
Materi analisis laporan keuangan selanjutnya adalah analisis rasio keuangan. Dalam laporan keuangan, untuk mengetahui hubungan antara item yang terdapat pada laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, atau arus kas, dapat diketahui melalui analisis rasio keuangan. Adapun rasio yang digunakan dikategorikan sebagai berikut ini:
Rasio Profitabilitas
Analisis laporan keuangan rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan pencapaian perusahaan terhadap tingkat pengembalian investasi yang dilakukan. Perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas tinggi mengindikasikan tingkat efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya sehingga menghasilkan laba yang tinggi dan memiliki rentabilitas yang baik.
Return on Asset (ROA)
Rasio ini mengindikasikan tingkat return yang dapat diperoleh perusahaan atas aset yang tersedia untuk digunakan dalam setahun. Untuk meningkatkan ROA, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas operasi dan meningkatkan perputaran aset (asset turnover).
Return in Equity (ROE)
Rasio ini mengindikasikan tingkat return yang diperoleh oleh perusahaan atas ekuitas pemegang saham selama tahun bersangkutan. Perusahaan dapat meningkatkan ROE dengan meningkatkan ROA atau dengan strategi finansial yaitu meningkatkan penggunaan leverage yang efektif.
Dengan DuPont Analysis:
Gross Profit Margin
Rasio ini menghitung kemampuan translasi penjualan ke dalam laba setelah mempertimbangkan harga pokok penjualan (COGS).
Operating Profit Margin
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan dalam mentranslasi penjualan menjadi laba setelah mempertimbangkan beban-beban operasi.
Net Profit Margin
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan dalam translasi penjualan ke dalam laba setelah mempertimbangkan beban penjualan, termasuk bunga, pajak, dan non-operating items.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan efisiensi perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya. Adapun rasio ini terdiri atas:
Perputaran persediaan (Inventory Turnover)
Rasio ini mengukur dana yang dikeluarkan pada persediaan ini berputar dalam suatu periode. Semakin tinggi rasio ini, mengindikasikan bahwa perusahaan bekerja secara efisien dan likuiditas perusahaan semakin baik.
Perputaran Piutang (Receivables Turnover)
Rasio ini digunakan untuk mengukur waktu penagihan piutang selama satu periode atas penjualan yang dilakukan perusahaan. Semakin tinggi rasio, menunjukkan modal kerja yang ditanamkan pada piutang semakin rendah dan kondisi perusahaan yang semakin baik.
Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Rasio ini untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Apabila rasio ini rendah, mengindikasikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja, begitu pula sebaliknya apabila rasio memiliki angka yang tinggi.
Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover)
Rasio ini mengukur efektivitas dana yang ditanamkan pada aktiva tetap guna menghasilkan pendapatan bersih perusahaan. Apabila lambat (rendah), mengindikasikan bahwa investasi pada aktiva tetap tidak menghasilkan output yang bermanfaat bagi perusahaan.
Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)
Rasio ini berhubungan dengan efisiensi perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva tetap dalam menghasilkan pendapatan/penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio total aset maka semakin efisien pula dengan efisiensi perusahaan.
Rasio | Pembilang | Penyebut |
Perputaran persediaan | Cost of Sales | Rata-rata persediaan |
Perputaran Piutang | Penjualan | Rata-rata piutang |
Working Capital Turnover | Penjualan | Rata-rata modal kerja |
Fixed Asset Turnover | Penjualan | Rata-rata aset tetap |
Total Asset Turnover | Penjualan | Rata-rata total aset |
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan efisiensi perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Setiap industri memiliki rasio likuiditas yang berbeda sehingga dibutuhkan analisis lainnya.
Analisis tersebut terdiri atas analisis kebutuhan pendanaan secara historis, posisi likuiditas saat ini, antisipasi kebutuhan pendanaan di masa mendatang, dan pilihan antara mengurangi sumber pendanaan atau menarik pendanaan baru.
Rasio | Pembilang | Penyebut |
Rasio Lancar (Current Ratio) | Aktiva Lancar | Hutang Lancar |
Quick Ratio | Kas + Bank + Efek + Piutang | Hutang Lancar |
Rasio Kas (Cash Ratio) | Kas + Bank | Hutang Lancar |
Rasio Solvency
Rasio solvency merupakan rasio yang menggambarkan efisiensi perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka panjangnya. Secara umum, terdapat dua jenis rasio solvency, yaitu:
Debt Ratio
Rasio ini menghitung seberapa besar hutang yang dimiliki perusahaan dalam struktur modalnya. Semakin kecil rasio, mengindikasikan risiko perusahaan dan risiko kehilangan investor yang rendah.
Coverage Ratio
Rasio ini menghitung seberapa besar perolehan atau pendapatan perusahaan dapat memenuhi beban bunga akibat pinjaman.
Rasio | Pembilang | Penyebut |
Debt Ratios | ||
Debt To Asset Ratio | Total Hutang | Total Aset |
Debt To Capital Ratio | Total Hutang | Total Hutang + Total Ekuitas Pemegang Saham |
Debt To Equity Ratio | Total Hutang | Total Ekuitas Pemegang Saham |
Financial Leverage Ratio | Rata-Rata Total Aset | Rata-Rata Total Ekuitas |
Coverage Ratios | ||
Interest Coverage | EBIT (Laba sebelum beban pajak) | Beban Bunga yang dibayar |
Fixed Charge Coverage | EBIT + Pembayaran Lease | Beban Bunga yang dibayar + Pembayaran Lease |
Rasio Valuasi
Rasio valuasi merupakan rasio yang menggambarkan hubungan kinerja perusahaan atau posisi keuangan dengan nilai pasar. Secara umum, rasio valuasi atau Price to Earnings Ratio, menunjukkan hubungan antara harga per lembar saham terhadap laba per saham.
Rasio P/E yang tinggi mengindikasikan bahwa pasar menaruh harga tinggi atas pendapatan sebuah perusahaan. Rasio yang tinggi juga dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi atau rendahnya besaran laba per saham.
Kesimpulan
Secara garis besar, perusahaan membutuhkan metode atau teknik yang tepat dan cermat dalam melakukan analisis laporan keuangan supaya dapat memperoleh hasil yang tepat dan akurat. Banyak metode yang dapat dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan.
Tetapi umumnya, yang digunakan adalah analisis common-size dan analisis rasio. Kedua analisis tersebut dapat mengukur posisi keuangan perusahaan, terlebih lagi jika ingin membandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Demikianlah seluruh penjelasan mengenai laporan analisis keuangan yang terbagi menjadi dua macam. Laporan tersebut memiliki manfaat yang besar terutama bagi perusahaan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian yang didapatkan perusahaan.
Sumber:
Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Robinson, T. R., Henry, E., Pirie, W. L., Broihahn, M. A., & Cope, A.T. (2015). International Financial Statement Analysis. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons.
Syamsuddin. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.