Sulawesi Utara atau disingkat Sulut merupakan salah satu provinsi yang terletak di Indonesia yang tepatnya berada di ujung Pulau Sulawesi. Sulawesi Utara yang beribu kota di Manado ini berbatasan dengan provinsi Gorontalo, yang merupakan hasil pemekaran wilayah dari provinsi Sulawesi Utara. Penduduk Sulawesi Utara tercatat sejumlah 2.506.981 jiwa pada tahun 2019.
Selain dikenal menjadi tempat pariwisata air, Provinsi Sulawesi Utara juga merupakan wilayah yang sangat kaya dengan seni budaya Indonesia lainnya. Beberapa keanekaragaman di Provinsi Sulawesi terletak pada tari-tarian tradisional hingga alat musik tradisionalnya.
Nah, kali ini saya akan membahas alat musik Sulawesi Utara yang juga memiliki sejarah tersendiri. Berikut adalah ulasan mengenai alat musik Sulawesi Utara.
Daftar Isi
1. Paree
Alat musik Sulawesi Utara ini berasal dari bambu kering yang dapat kita temukan dari para petani. Biasanya untuk mengeringkan bambu tersebut dilakukan penjemuran saat matahari menyinari di siang hari. Maka dari itu, alat musik paree ini memiliki warna kecokelatan seperti bambu yang sudah kering.
Untuk memainkan alat musik paree ini dengan cara dipukul menggunakan telapak tangan. Dahulu, alat musik paree menjadi alat seni hiburan yang mengisi waktu senggang dan bisa juga sebagai permainan antar anggota kelompok masyarakat.
2. Sasesahang
Alat musik Sulawesi Utara ini lumayan sulit untuk dikenali. Untuk memainkan alat musik sasesahang adalah dengan cara dipukul dengan menggunakan tangan kiri, yang mana jari tangan kanan berada pada lubang sebagai pengatur nada. Alat pemukul yang digunakan adalah tongkat yang dilapisi bahan karet.
Bahan pembuatan alat musik sasesahang ini berasal dari bambu yang dibelah dan bambu lainnya dibentuk runcing seperti paruh burung atau Garpu Tala. Bunyi yang dihasilkan alat musik sasesahang ini tidak seperti gendang pada umumnya, melainkan seperti dengungan, akan tetapi masih terdengar lembut di telinga.
Umumnya, alat musik sasesahang dimainkan untuk keperluan pertunjukan atau pagelaran seni musik, yang mana alat musiknya terdiri dari 5 atau buah dengan bunyi nada yang berbeda-beda.
Baca juga: 8 Alat Musik Sulawesi Barat
3. Santu
Pembuatan alat musik Sulawesi Utara ini berasal dari bambu dan kayu. Untuk memainkan alat musik santu adalah dengan cara dipetik. Selain itu juga bisa dimainkan dengan cara dipukul-pukul dengan menggunakan tongkat.
Pada zaman dahulu, alat musik santu sering dimainkan oleh para petani ketika merayakan hasil panen yang berlimpah. Biasanya, pada waktu pertunjukkan alat musik santu ini diletakkan dengan posisi duduk bersila dan santu berada di dekapan para pemain musik.
4. Tutuba
Alat musik Sulawesi Utara ini termasuk alat musik dawai. Dari cerita sejarahnya, keberadaan alat musik tutuba ini berkembang dari kalangan suku To Wana, Sulawesi. Untuk memainkan alat musik tutuba adalah dengan cara dipetik.
Pembuatan alat musik tutuba berasal dari tanaman bambu. Umumnya, alat musik tutuba dimainkan sebagai pengiring kesenian tari tradisional Sulawesi, terutama tarian tradisional Sulawesi Utara.
5. Yori
Alat musik Sulawesi Utara ini juga dikenal sebagai Harpa mulu, yang mana mulut pemainnya berperan sebagai resonator nada. Kegunaan tali pada alat musik yori sebagai pengatur tinggi nada yang dihasilkannya. Pembuatan alat musik yori ini berasal dari bambu, kulit pelepah enau dan talinya yang dibuat dari kulit kayu.
Konon, alat musik yori ini dikenal sebagai alat musik yang sedikit mistis. Pada dasarnya karena alat musik yori ini sering dimainkan pada saat gerhana bulan ataupun gerhana matahari oleh Suku Kulawi.
6. Salude
Alat musik Sulawesi Utara ini masih termasuk ke dalam jenis alat musik Idokardofon. Untuk memainkan alat musik salude adalah dengan cara dipetik dengan menggunakan pelepah pisang yang sudah dimodifikasi dengan sedemikian rupa.
Pembuatan pada badan alat musik salude berasal dari satu ruas bambu dengan buah dawai yang dapat menghasilkan bunyi. Sementara, dawai tersebut dibuat dari kulit ari bambu. Terdapat lubang pada bagian tengah badan bambu yang berfungsi sebagai ruang resonansi.
7. Tatali
Pembuatan alat musik Sulawesi Utara ini berasal dari tumbuhan bambu. Umumnya, alat musik tatali berukuran panjang 50 cm dan diameter 2 cm dengan tiga buah lubang nada. Alat musik tatali terdiri dari tiga nada yang memiliki kualitas suara bergantung pada keahlian para pemain musik untuk mengatur pernapasannya.
Keahlian atau keterampilan sangat dibutuhkan untuk mereka yang ingin mahir dan belajar tentang alat musik tatali ini.
Baca juga: 10 Alat Musik Sulawesi Tengah
8. Kolintang
Alat musik Sulawesi Utara ini dikenal berasal dari daerah Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Pembuatan alat musik kolintang berasal dari kayu yang berbeda-beda, contohnya bernama kayu bandaran, atau kayu wenang, dan lain-lain. Umumnya, pembuatan bahan kayu yang digunakan adalah kayu-kayu yang ringan. Namun, mempunyai serat kayu yang padat.
Alat musik kolintang ini juga dikenal bisa menggunakan bunyi nada rendah maupun nada tinggi.
9. Bansi
Alat musik tradisional Sulawesi Utara ini dimainkan dengan cara ditiup dan masih sejenis dengan suling. Pembuatan alat musik bansi berasal dari seruas bambu. Pada bagian salah satu alat musik bansi diberi seperti perekat yang menjadi tempat meniup. Sementara bagian ujung satunya dibuat terbuka. Pada penyekat terdapat sebuah lubang jari dan empat lubang yang berguna sebagai pengatur nada.
10. Arababu
Alat musik tradisional Sulawesi Utara ini juga termasuk alat musik Maluku dan Maluku Utara. Sekilas kita melihat alat musik ini seperti rebab, akan tetapi arababu hanya memiliki satu senar saja. Pembuatan alat musik arababu berasal dari dua tempurung kelapa yang ditutup dengan pelepah bambu dan tiga buah alat penggesek. Sementara dawainya dibuat dari serat pohon pisang Hote.
11. Momongan
Alat musik tradisional Sulawesi Utara ini berkembang di wilayah Minahasa. Untuk memainkan alat musik momongan adalah dengan cara dipukul dengan menggunakan kayu atau tongkat pemukul. Pembuatannya berasal dari campuran logam perunggu.
Dahulu, alat musik ini sering digunakan pada saat acara hiburan rakyat atau sekadar menjadi pengiring kesenian tari tradisional Minahasa.
12. Gimba
Alat musik tradisional Sulawesi Utara ini memiliki bentuk yang menyerupai gendang. Namun ukuran alat musik gimba lebih panjang dan agak lebih bulat. Suara yang dihasilkan dari membran gimba ini berasal dari kulit anoa dan kerbau atau sapi. Sementara tali pengikat membran antara badan gimba berasal dari rotan.
Sama seperti gendang pada umumnya, gimba dimainkan dengan cara dipukul. Dan biasanya alat musik ini digunakan sebagai pengiring atraksi silat dan pengiring tarian tradisional Sulawesi Utara. Jika diperhatikan, alat musik gimba tidak hanya memiliki satu ukuran saja, melainkan bermacam-macam.
Baca juga: 12 Alat Musik Sulawesi Selatan
Pemahaman Akhir
Sulawesi Utara merupakan provinsi yang kaya akan seni dan budaya Indonesia. Provinsi ini memiliki berbagai jenis alat musik tradisional yang unik dan memiliki sejarah tersendiri. Beberapa contoh alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara antara lain Paree, Sasesahang, Santu, Tutuba, Yori, Salude, Tatali, Kolintang, Bansi, Arababu, Momongan, Gimba, dan masih banyak lagi.
Setiap alat musik memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari bahan pembuatan, cara memainkannya, maupun suara yang dihasilkan. Alat musik ini merupakan warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi dan sering digunakan dalam pertunjukan seni tradisional, ritual, serta acara-acara hiburan rakyat.
Melalui alat musik tradisional Sulawesi Utara, masyarakat dapat mengekspresikan identitas budaya mereka dan menjaga keberlanjutan warisan budaya. Alat musik ini juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Sulawesi Utara, di mana wisatawan dapat mengenal dan mengapresiasi kekayaan seni musik tradisional daerah tersebut.
Dengan upaya pelestarian dan pengembangan seni musik tradisional Sulawesi Utara, kita dapat memperkaya keanekaragaman budaya Indonesia dan memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan dihargai oleh generasi yang akan datang.
Demikian adalah pembahasan alat musik Sulawesi Utara yang perlu kita jaga dan lestarikan keberadaannya. Semoga bermanfaat!