Tiba-tiba pagi ini, saya teringat dengan sepenggal kisah menarik dalam surat Al Baqarah, lebih tepatnya pada ayat 130-140. Ayat-ayat tersebut membawa kita ke dalam perjalanan spiritual yang menginspirasi. Mari kita simak bersama!
Di ayat 130, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan siapakah yang akan meninggalkan agama Ibrahim, kecuali orang yang mempermain-mainkan dirinya sendiri? Dan sungguh, Kami telah memilihnya di dunia, dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.”
Bayangkan, Allah tidak hanya menjadikan Nabi Ibrahim sebagai teladan dalam hal keimanan, tetapi juga memilihnya di dunia untuk menjadi panutan bagi umat manusia. Ini menunjukkan betapa kuatnya kepercayaan Allah dalam kemampuan kita untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim dalam menjaga iman kita.
Selanjutnya, pada ayat 131, Allah melanjutkan, “Apabila ia berwasiat kepada anaknya, “Hai anakku sesungguhnya Allah telah memilih untukmu agama ini, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
Pesan yang sangat jelas dan sangat penting! Allah mengingatkan kita semua bahwa Islam bukan hanya agama yang diterima secara turun temurun, tetapi juga sebuah agama yang kita sendiri harus memilih dan menentukan. Melalui ayat ini, Allah mengajak kita untuk menjadi muslim sejati, tidak hanya dalam nama, tetapi juga dalam perbuatan dan hati.
Yang menarik adalah pada ayat 133, Allah berfirman, “Mereka adalah umat yang telah lalu. Bagi mereka apa yang mereka usahakan dan bagi kamu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.”
Inilah pengingat Allah yang menenangkan hati. Tiap-tiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan setiap umat memiliki perjuangannya masing-masing. Kita tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan umat-umat yang telah berlalu. Yang penting adalah apa yang kita lakukan dan usahakan pada masa kita sendiri.
Terakhir, ayat 140 mengajak kita untuk selalu mengambil hikmah dari kisah-kisah masa lalu. Allah berfirman, “Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti halnya orang-orang yang telah lalu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh kesengsaraan dan oleh bala bencana, serta dibakukan (oleh siksa).”.
Sungguh, Allah mengingatkan kita bahwa jalan menuju surga bukanlah suatu yang mudah. Hidup dunia ini penuh ujian dan cobaan. Oleh karena itu, kita harus senantiasa bersabar dan menjaga iman kita dengan kuat. Jangan pernah merasa sudah cukup atau puas, karena kita tidak tahu apa yang menanti di depan.
Jadi, itulah beberapa ayat menarik dalam surat Al Baqarah ayat 130-140. Kisah-kisah dalam al-Qur’an selalu penuh inspirasi dan hikmah. Mari kita renungkan dan terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga artikel ini memberikan manfaat dan menginspirasi kita semua!
Jawaban Al Baqarah Ayat 130-140
Ayat 130
“Dan siapakah yang mau meninggalkan agama Ibrahim, kecuali dia yang mempermain-mainkannya dengan dirinya sendiri? Sesungguhnya Kami telah memilihnya di dunia, dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.”
Al Baqarah ayat 130 adalah salah satu ayat dalam Al Qur’an yang mengajak umat Islam untuk berpegang teguh pada agama Ibrahim (Nabi Abraham) dan meninggalkan permainan-permainan yang menghalangi mereka dalam menjalankan agama dengan ikhlas dan setulus hati. Ayat ini juga menegaskan bahwa Allah telah memilih Nabi Ibrahim untuk menjadi teladan bagi umat manusia dan akan mendapat balasan yang baik di akhirat.
Ayat ini mengajarkan kita pentingnya menjaga keimanan dan menjauhkan diri dari gangguan serta godaan yang dapat menghalangi kita dalam menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh. Allah memilih Nabi Ibrahim sebagai teladan karena ia merupakan seorang yang saleh dan penuh kesetiaan kepada Allah, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, umat Islam juga harus menjadikan Nabi Ibrahim sebagai teladan dalam beragama agar dapat meraih keselamatan di akhirat.
Ayat 131
“(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman sentosa dan berikanlah rezeki dari buah-buahan rizki kepada penduduk negeri ini yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.” Allah berfirman: “Dan bagi orang yang kafir pun Aku beri kenikmatan duniawi (sementara), kemudian Aku paksa dia untuk menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” “
Ayat 131 menunjukkan doa Nabi Ibrahim kepada Allah dan permohonannya untuk menjadikan Mekah sebagai negeri yang aman sentosa serta memberikan rezeki kepada penduduk yang beriman. Allah menjawab doa Nabi Ibrahim dengan menyatakan bahwa Dia akan memberikan nikmat dunia kepada orang-orang yang kafir sebagai bentuk pembalasan sementara atas amal perbuatan mereka, namun di akhirat mereka akan dihukum dengan siksa neraka yang sangat buruk sebagai tempat kembali mereka.
Ayat ini mengajarkan kita pentingnya doa kepada Allah dan upaya untuk menjadikan lingkungan kita menjadi tempat yang aman dan sentosa, serta menjadikan kita sebagai orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Nabi Ibrahim mengajarkan kepada kita betapa pentingnya memperjuangkan kebaikan dan keselamatan bagi negeri tempat tinggal kita serta berkomitmen untuk berbuat kebaikan dalam segala aspek kehidupan.
Ayat 132
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (tembok) dasar-dasar Baitullah beserta Isma’il (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami, terimalah (amalan kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Ayat 132 mengisahkan saat Nabi Ibrahim bersama anaknya, Isma’il, membangun dasar-dasar Baitullah (Ka’bah) dan berdoa kepada Allah agar menerima amal mereka. Nabi Ibrahim menyadari betapa pentingnya doa serta keikhlasan dalam beribadah kepada Allah. Ia meyakini bahwa Allah adalah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, sehingga doa dan amalannya akan dikabulkan oleh Allah.
Ayat ini memberikan pelajaran kepada umat Islam tentang pentingnya membangun tempat-tempat ibadah yang suci dan menjaga kebersihan serta kehormatannya. Selain itu, ayat ini juga mengajarkan kita pentingnya berdoa dengan penuh keyakinan kepada Allah, karena Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Dalam beribadah, kita harus mengikuti teladan Nabi Ibrahim yang selalu berdoa dengan penuh keikhlasan kepada Allah.
Ayat 133
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang-orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau, tunjukkanlah kepada kami cara-cara ibadah kami dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Nabi Ibrahim juga berdoa kepada Allah agar menjadikan mereka sebagai orang-orang yang tunduk patuh kepada-Nya serta menjadikan anak cucu mereka sebagai umat yang tunduk patuh kepada Allah. Ia memohon kepada Allah agar menunjukkan kepada mereka cara-cara ibadah yang benar serta menerima taubat mereka. Nabi Ibrahim percaya bahwa Allah adalah Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang.
Ayat ini mengingatkan umat Islam betapa pentingnya tunduk patuh kepada perintah Allah dan menjalankan ibadah dengan cara yang benar. Doa Nabi Ibrahim juga mengajarkan kita untuk memohon petunjuk dari Allah dalam menjalankan ibadah serta menerima taubat kita dengan tulus hati. Kita harus senantiasa mencari kebenaran dalam ibadah kita dan mohon perlindungan serta petunjuk dari Allah agar kita dapat menjadi hamba yang shaleh dan mendapatkan rahmat-Nya.
Ayat 134
“Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul yang berkenan kepada mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah (As-sunnah) dan membersihkan mereka (dari perbuatan yang salah dan dosa). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Doa Nabi Ibrahim selanjutnya adalah memohon kepada Allah untuk mengutus seorang rasul yang berkenan kepada umat manusia, yang membacakan ayat-ayat Allah, mengajarkan Al Kitab (Al Qur’an) dan Al Hikmah (As-sunnah), serta membersihkan mereka dari perbuatan yang salah dan dosa. Nabi Ibrahim meyakini bahwa Allah adalah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana dan mampu memenuhi doanya.
Ayat ini mengajarkan kita betapa pentingnya adanya utusan Allah yang membawa wahyu-Nya kepada umat manusia, memberikan petunjuk dan pengajaran tentang agama serta menyucikan umat dari perbuatan yang salah dan dosa. Melalui doa Nabi Ibrahim ini, kita diajarkan untuk selalu memohon kepada Allah agar mengutus para rasul dan nabi yang dapat membimbing kita dalam beragama dan menjalankan ibadah dengan benar.
Ayat 135
“Dan barangsiapa yang menolak agama Ibrahim, kecuali orang yang membodoh-bodohkan dirinya sendiri. Sesungguhnya kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang rugi.”
Ayat ini menekankan bahwa barangsiapa yang menolak agama Ibrahim, kecuali orang yang membodohi dirinya sendiri, akan menjadi orang yang merugi di akhirat. Allah telah memilih Nabi Ibrahim sebagai teladan bagi umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, kita harus berpegang teguh pada agama Ibrahim dan mengikuti petunjuk dan ajaran yang dibawa oleh para rasul dan nabi yang Allah utus.
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak menolak agama yang telah dipilihkan oleh Allah. Kita harus menghindari perilaku bodoh dan jauh dari kesesatan. Hanya dengan mengikuti agama yang dipilih oleh Allah dan mengikuti petunjuk para rasul dan nabi, kita akan mendapatkan keuntungan di dunia maupun di akhirat.
Ayat 136
“Hendaklah kamu berpegang teguh pada agama Ibrahim, (agama) yang lurus; dan tidaklah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).”
Ayat ini menegaskan pentingnya berpegang teguh pada agama Ibrahim, yang merupakan agama yang lurus dan tidak menyalahi prinsip Tauhid (keyakinan akan keesaan Allah). Nabi Ibrahim merupakan contoh teladan yang telah menunjukkan keimanan dan kesalehannya kepada Allah dalam hidupnya. Oleh karena itu, kita juga harus memegang teguh agama yang lurus, yaitu agama Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan menjauhi segala bentuk penyimpangan agama.
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terpengaruh oleh perilaku yang menyimpang dari ajaran agama dan tidak mempersekutukan Allah dengan sesembahan lain. Hanya dengan berpegang teguh pada agama yang lurus dan menjalankan ajaran-ajaran Islam, kita dapat meraih keselamatan dan keberkahan di dunia maupun di akhirat.
FAQ (Frequently Asked Questions)
FAQ 1: Mengapa Nabi Ibrahim menjadi teladan bagi umat manusia?
Nabi Ibrahim menjadi teladan bagi umat manusia karena ia merupakan seorang yang saleh, taat kepada Allah, dan memperjuangkan kebenaran. Beliau adalah seorang yang berani menghadapi tantangan dan ujian yang diberikan oleh Allah. Ketika Allah menguji kesetiaannya dengan memerintahkannya untuk menyembelih anaknya, Nabi Isma’il, Nabi Ibrahim tetap taat dan patuh kepada perintah Allah. Hal ini menunjukkan ketulusan dan keteguhan imannya kepada Allah.
Nabi Ibrahim juga dikenal sebagai Bapak Para Nabi karena ia adalah leluhur dari banyak nabi dan rasul, termasuk Nabi Muhammad SAW. Beliau juga merupakan orang yang membangun dasar-dasar Baitullah (Ka’bah) di Mekah, tempat yang dijadikan sebagai kiblat umat Islam dalam melaksanakan ibadah salat. Selain itu, Nabi Ibrahim juga dikenal sebagai pribadi yang dermawan, penyayang, dan penuh kasih sayang terhadap sesama.
Sebagai teladan, Nabi Ibrahim mengajarkan kita untuk taat kepada Allah dan menjalankan ajaran-Nya dengan ikhlas dan setulus hati. Beliau juga mengajarkan pentingnya berdoa, memohon petunjuk serta perlindungan Allah, dan menyayangi sesama manusia. Dengan mengikuti teladan Nabi Ibrahim, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapatkan rahmat serta keridhaan Allah.
FAQ 2: Apa yang dimaksud dengan Al Hikmah (As-sunnah) dalam ayat 134?
Al Hikmah dalam ayat 134 merujuk kepada As-sunnah, yaitu ajaran dan tindakan Nabi Muhammad SAW. As-sunnah adalah sumber hukum kedua dalam agama Islam setelah Al Qur’an. As-sunnah mengandung petunjuk dan tuntunan praktis dalam menjalankan ibadah dan menjalani kehidupan sehari-hari berdasarkan contoh dan tindakan Rasulullah.
Al Hikmah (As-sunnah) ini termasuk dalam masa ta’lim baligh yang merupakan masa perjuangan dan pengajaran Nabi Muhammad SAW kepada umatnya agar menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar. Al Hikmah ini memiliki kedudukan yang sangat penting dan harus diikuti oleh setiap umat Muslim dalam menjalankan segala aspek kehidupan.
As-sunnah juga menunjukkan bagaimana Rasulullah menjalankan ibadah, berinteraksi dengan sesama manusia, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti Al Hikmah (As-sunnah) Rasulullah, kita dapat menjadikan hidup kita lebih berkah dan mendapatkan rahmat dari Allah. Oleh karena itu, penting bagi setiap umat Muslim untuk mempelajari dan mengamalkan As-sunnah sebagai salah satu sumber ajaran dalam agama Islam.
Kesimpulan
Al Baqarah ayat 130-140 mengandung petunjuk yang penting bagi umat Islam dalam menjalankan agama dengan ikhlas dan setulus hati. Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk berpegang teguh pada agama Ibrahim, taat kepada Allah, berdoa dengan penuh keyakinan, dan mengikuti ajaran yang dibawa oleh para rasul dan nabi.
Doa Nabi Ibrahim dalam ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk selalu memohon petunjuk dan perlindungan Allah, menyucikan diri dari perbuatan yang salah dan dosa, serta menjadikan lingkungan tempat tinggal kita menjadi tempat yang aman dan sentosa. Nabi Ibrahim juga menjadi teladan bagi umat manusia karena ia adalah seorang yang saleh, memperjuangkan kebenaran, dan taat kepada Allah.
Selain itu, kita juga diajak untuk mengikuti Al Hikmah (As-sunnah) yang merupakan ajaran dan tindakan Nabi Muhammad SAW. Dengan mengikuti Al Hikmah ini, kita dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar serta menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh berkah.
Dalam kesimpulan ini, saya mengajak pembaca untuk dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai positif dari ayat-ayat Al Baqarah ini dalam kehidupan sehari-hari. Mari berpegang teguh pada agama yang lurus, berdoa dengan penuh keyakinan, dan mengikuti teladan Nabi Ibrahim serta guru kita, Nabi Muhammad SAW. Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapatkan keberkahan dan keselamatan di dunia maupun di akhirat.
Marilah kita menjadikan Al Baqarah ayat 130-140 sebagai panduan hidup kita agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapatkan keridhaan Allah. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan perlindungan-Nya kepada kita semua. Aamiin.