Akulturasi: Pengertian, Faktor Pendorong, Penghambat dan Contoh

Berbicara mengenai akulturasi, mungkin kalian sudah tidak asing atas istilah itu. Akulturasi sering kali dikaitkan dengan asimilasi. Ya, kedua istilah tersebut mengartikan adanya perpaduan budaya yang berbeda, namun kedua istilah tersebut juga memiliki perbedaan. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana definisi dan contoh akulturasi, simak artikel di bawah ini ya!

Pengertian Akulturasi Menurut Para Ahli

akulturasi
P interest.com oleh Mulyadi Kombih

Secara umum, akulturasi adalah penyatuan dua kebudayaan yang berbeda, sehingga terdapat kemiripan antara kedua kebudayaan, namun tidak menghilangkan ciri khas kebudayaan masing-masing.

Baca juga: Asimilasi: Pengertian, Faktor Pendorong, Faktor Penghambat, Contoh

Menurut Diaz dan Grenier dalam dalam Nugroho dan Suryaningtyas (2010)

Akulturasi adalah tahap dimana individu atau kelompok mengadopsi nilai, kepercayaan, budaya, dan praktek tertentu dalam budaya baru.

Menurut Redfield, Linton dan Herskovits

Akulturasi adalah perubahan yang terjadi ketika kelompok atau individu memiliki perbedaan budaya terhadap budaya lain, kemudian terhadinya interaksi sosial dalam kurun waktu yang lama, sehingga terdapat peleburan kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan masing-masing.

Menurut Berry (2005)

Akulturasi adalah proses perubahan budaya dan psikologis yang terjadi sebagai hasil interaksi antara dua kelompok atau lebih. Proses akulturasi mengakibatkan perubahan pada struktur sosial atau lembaga sosial, sedangkan pada level individu akulturasi mengakibatkan pada perubahan perilaku anggota kelompoknya.

Menurut Krober

Akulturasi adalah perubahan kebudayaan yang disebakan adanya pengaruh kebudayaan lain, dimana akhirnya menghasilkan beberapa persamaan pada kebudayaan tersebut.

Menurut Gilin dan Gillin dalam bukunya “Culture Sociology”

Akulturasi merupakan proses dimana masyarakat yang memiliki kebudayaan berbeda mengalami perubahan atas terjadinya kontak atau interaksi sosial secara langsung, namun tidak sampai terjadi percampuran budaya yang komplit antar kedua kebudayaan atau lebih.

Faktor Penghambat Akulturasi

Menurut Fajar (2009), hambatan dalam proses akulturasi dapat terjadi, yang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

  1. Mengabaikan perbedaan kebudayaan yang dimiliki individu maupun kelompok, seperti nilai, sikap dan kepercayaan.
  2. Melanggar adat kebiasaan kultural, dimana setiap kebudayaan atau kultur memiliki aturan tersendiri.
  3. Menilai perbedaan kultural secara negatif.
  4. Adanya kejutaan budaya yang mengacu pada reaksi psikologis pada individu maupun kelompok, karena ia berada di kultur yang sangat berbeda dengan kulturnya sendiri.

Faktor Pendorong Akulturasi 

Adapun faktor pendorong terjadinya proses akulturasi diantaranya sebagai berikut:

  1. Tidak ada hambatan geografis, misalnya daerah yang sulit dijangkau.
  2. Kebudayaan yang datang memberikan manfaat yang lebih besar daripada kebudayaan yang lama.
  3. Adanya persamaan unsur budaya terhadap kebudayaan sebelumnya.
  4. Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan tertentu.
  5. Adanya toleransi terhadap datangnya budaya baru.
  6. Bersikap terbuka atas adanya unsur kebudayaan baru yang masuk.

Proses Akulturasi

Proses akulturasi sejatinya sudah ada sejak dulu dalam sejarah kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena manusia melakukan migrasi (perpindahan) dan interaksi sosial antar satu sama lain. Adanya migrasi menyebabkan pertemuan antara kelompok maupun individu dengan kebudayaan yang berbeda.

Masuknya unsur budaya baru tidak akan langsung diterima oleh suatu kelompok, melainkan perlu adanya proses pembelajaran dan adaptasi atas budaya tersebut. Secara ringkas proses akulturasi dapat digambarkan dengan skema berikut ini.

A+B = AB

Berdasarkan skema tersebut, akulturasi terjadi karena adanya perpaduan dua atau lebih kebudayaan yang berbeda sehingga menghasilkan kebudayaan baru tanpa menghilangkan ciri khas atau identitas budaya masing-masing.

Bentuk-Bentuk Akulturasi

Subsitusi

Adalah penggantian unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru dengan menambahkan nilai lebih.

Sinkretisme

Adalah budaya lama yang bersamaan dengan unsur budaya baru untuk membentuk sistem baru. Hal ini biasanya terjadi pada sistem keagamaan.

Penambahan (addition)

Adalah unsur budaya lama kemudian terdapat penambahan unsur budaya baru sehingga terdapat pemberian sebuah nilai tambah.

Penggantian (deculturation)

Adalah unsur budaya lama diganti dengan unsur budaya baru.

Originasi

Adalah unsur budaya baru yang sebelumnya tidak pernah dikenal.

Penolakan (rejection)

Adalah proses perubahan sosial budaya yang cepat sehingga memberikan dampak negatif pada masyarakat, sehingga membuat orang tidak dapat menerima budaya baru, terjadi penolakan bahkan pemberontakan.

Contoh Akulturasi

Akulturasi Budaya

Grebeg Sudiro adalah salah satu contoh akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa dalam rangka menyambut tahun baru imlek di Kota Solo.

Akulturasi Budaya Islam

  • Seni bangunan pada masjid, menara dan makam merupakan hasil dari proses akulturasi budaya islam. Contoh akulturasi adalah Masjid Menara Kudus, sebagai bentuk akulturasi kebudayaan Hindu dengan Islam.
  • Seni sastra yang berkembang pada awal periode umat Islam banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu Budha. Bentuk akulturasi seni sastra ini bisa kita lihat pada tulisan yang menggunakan huruf Arab Melayu (Arab gunduk). Dan juga ada beberapa isi ceritanya mengambil hasil sastra yang berkembang pada zaman Hindu. Hal tersebut merupakan akulturasi budaya islam yang masih kita rasakan sampai sekarang.

Akulturasi Bidang Kesenian

  • Tradisi Seni Kereta Singo Barong merupakan wujud akulturasi budaya Tionghoa, Budha, Hindu dan Islam.
  • Gambang Semarang sebagai bentuk wujud akulturasi budaya lokal Semarang dengan Tionghoa.

Akulturasi di Tradisi Kuliner

Beberapa makanan di Indonesia merupakan wujud akulturasi dari beberapa kebudayaan, diantaranya sebagai berikut:

  • Kue lapis legit dan perkedel yang merupakan wujud akulturasi budaya Belanda dan Indonesia.
  • Lumpia, Lontong Cap Go Meh, dan Mi Ayam merupakan akulturasi budaya di Indonesia dengan Tionghoa.

Baca juga: Dampak Hubungan Sosial

Pemahaman Akhir

Dari pembahasan mengenai akulturasi, dapat disimpulkan bahwa akulturasi adalah proses penyatuan dua kebudayaan yang berbeda sehingga terdapat kemiripan antara keduanya, tetapi tidak menghilangkan ciri khas dari masing-masing kebudayaan. Proses akulturasi ini terjadi ketika individu atau kelompok mengadopsi nilai, kepercayaan, budaya, dan praktik tertentu dalam kebudayaan baru setelah terjadi interaksi sosial dalam jangka waktu yang lama.

Beberapa definisi akulturasi menurut para ahli meliputi perubahan kebudayaan yang terjadi akibat adanya pengaruh budaya lain, serta peleburan kebudayaan yang tidak menghilangkan identitas masing-masing budaya. Faktor pendorong terjadinya akulturasi antara lain tidak adanya hambatan geografis, manfaat yang lebih besar dari kebudayaan baru, persamaan unsur budaya, kesiapan pengetahuan dan keterampilan tertentu, serta toleransi terhadap budaya baru.

Namun, terdapat juga faktor penghambat akulturasi seperti mengabaikan perbedaan kebudayaan, melanggar adat kebiasaan kultural, menilai perbedaan kultural secara negatif, dan kejutan budaya. Proses akulturasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk, seperti subsitusi, sinkretisme, penambahan, penggantian, originasi, dan penolakan.

Contoh akulturasi dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan dalam berbagai aspek, seperti dalam seni budaya, agama, kesenian, dan kuliner. Akulturasi memperkaya kebudayaan suatu daerah dengan memadukan unsur-unsur dari berbagai kebudayaan yang berbeda. Dengan memahami konsep dan contoh akulturasi, kita dapat lebih menghargai dan mengapresiasi keberagaman budaya yang ada di sekitar kita. Sebagai guru sosiologi, penting untuk mengajarkan konsep akulturasi ini kepada siswa agar mereka dapat memahami peran budaya dalam kehidupan masyarakat secara lebih mendalam.

Semoga dengan penjelasan materi di atas, kalian bisa memahami apa yang dimaksud dengan akulturasi dan contoh akultirasi ya.


Daftar Pustaka

Fajar, Marhaeni (2009) Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Berry, J.W. (2005). Acculturation: Living successfully in Two Cultures. International Journal of Intercultural Relations.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2014. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga

Soekanto, Soerjono dan Budi Sulistyowati. (2014). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Artikel Terbaru

Avatar photo

Nadhifa

Mahasiswa Sosiologi Universitas Airlangga 2017.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *