Daftar Isi
Masih ingat dengan peserta didik zaman dulu yang sabar menunggu dalam menghadapi proses belajar? Nah, sepertinya zaman telah berubah dengan cepat. Dalam era teknologi yang serba canggih ini, perkembangan peserta didik menjadi perhatian para ahli pendidikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, ranah pendidikan mengalami transformasi yang signifikan. Anak-anak masa kini tidak lagi sabar menanti, mereka ingin segala sesuatunya cepat dan instan, termasuk dalam hal belajar. Dengan eksistensi internet dan berbagai aplikasi belajar digital, pembelajaran menjadi lebih mudah diakses dan dipelajari kapan saja dan di mana saja.
Melihat fenomena ini, banyak para ahli pendidikan mulai khawatir. Apakah kecepatan belajar yang diinginkan peserta didik masa kini berpengaruh pada kualitas pemahaman mereka?
Menurut Profesor Eduardus Tjahjono, seorang ahli pendidikan dari Universitas Terbuka, perkembangan peserta didik secara kecepatan belajar harus sejalan dengan kualitas pemahaman yang dihasilkan. Jika peserta didik hanya fokus pada upaya mengejar kecepatan dalam mempelajari suatu materi, risiko adanya kebuntuan pemahaman dapat meningkat.
Dalam pandangannya, kunci dari perkembangan peserta didik saat ini adalah mendapatkan keseimbangan antara kecepatan belajar yang efisien dan penguasaan konsep yang mendalam. Dalam era informasi yang tak kenal batas ini, penguasaan konsep yang baik menjadi penting agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari dengan baik.
Namun, tidak hanya kecepatan dan kualitas belajar yang perlu diperhatikan. Menurut Dr. Ratih Wulandari, seorang psikolog pendidikan, peran dan lingkungan juga menjadi faktor penting dalam perkembangan peserta didik. Lingkungan yang mendukung, baik di rumah maupun di sekolah, akan mempengaruhi motivasi dan minat peserta didik dalam belajar.
Para ahli pendidikan sepakat bahwa perkembangan peserta didik masa kini tidak bisa diabaikan begitu saja. Meskipun tantangan dalam mencapai keseimbangan antara kecepatan dan kualitas tetap ada, namun dengan pemahaman dan dukungan yang tepat, peserta didik dapat melewati setiap hambatan tersebut.
Peduli dengan masa depan pendidikan, perkembangan peserta didik harus diperhatikan dengan cermat. Kecepatan dan kualitas belajar perlu dijaga agar tetap seimbang. Dengan demikian, peserta didik dapat tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai masa depan yang gemilang.
Jawaban Perkembangan Peserta Didik Menurut Para Ahli
Perkembangan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Para ahli telah melakukan banyak penelitian untuk memahami mengenai perkembangan anak dan remaja. Melalui penelitian-penelitian tersebut, para ahli telah mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik. Berikut adalah beberapa jawaban perkembangan peserta didik menurut para ahli:
1. Jean Piaget
Jean Piaget adalah seorang ahli psikologi perkembangan yang terkenal dengan teorinya tentang perkembangan kognitif. Menurut Piaget, perkembangan kognitif melibatkan perubahan dalam cara anak berpikir, memahami, dan memproses informasi. Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif, yaitu:
– Tahap sensorimotor (0-2 tahun): anak mengembangkan keterampilan motorik dan memahami dunia melalui indera.
– Tahap praoperasional (2-7 tahun): anak mulai menggunakan simbol dan berpikir secara intuitif.
– Tahap operasional konkret (7-11 tahun): anak dapat berpikir logis tentang objek konkret dan peristiwa.
– Tahap operasional formal (11 tahun ke atas): anak dapat berpikir secara abstrak dan hipotetis.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi melalui proses asimilasi (menggabungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada) dan akomodasi (mengubah pengetahuan yang sudah ada untuk memahami informasi baru).
2. Lev Vygotsky
Lev Vygotsky adalah seorang ahli psikologi perkembangan yang mengemukakan teori sosial-kultural. Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh interaksi sosial dan pengalaman dalam lingkungan sosial. Vygotsky juga mengemukakan konsep zona proximal perkembangan, yang merupakan jarak antara apa yang anak dapat lakukan secara mandiri dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang lain. Vygotsky berpendapat bahwa anak belajar melalui kolaborasi dengan orang dewasa dan rekan sebaya.
Menurut Vygotsky, pendidikan seharusnya mengikutsertakan pendekatan berbasis sosial dan kontekstual, yang memungkinkan anak untuk belajar melalui partisipasi aktif dalam kegiatan yang bermakna. Vygotsky juga menekankan pentingnya pemahaman budaya dan sejarah dalam proses pendidikan.
3. Erik Erikson
Erik Erikson adalah seorang ahli psikologi perkembangan yang terkenal dengan teorinya tentang perkembangan psikososial. Menurut Erikson, perkembangan psikososial melibatkan perubahan dalam identitas dan hubungan sosial seseorang. Erikson mengidentifikasi delapan tahap perkembangan psikososial, yaitu:
– Trust vs Mistrust (0-1 tahun): anak mengembangkan rasa kepercayaan atau ketidakpercayaan terhadap dunia.
– Autonomy vs Shame and Doubt (1-3 tahun): anak belajar untuk merasa mandiri atau merasa malu dan ragu.