Daftar Isi
Siapa yang tidak suka dengan penelitian? Tidak hanya bagi mereka yang gemar belajar, tetapi juga bagi mereka yang haus akan informasi baru. Namun, terlepas dari minat kita terhadap penelitian, terkadang kita masih bingung dengan istilah-istilah yang digunakan. Terutama saat menemukan istilah “skala Likert” dan “ordinal”. Apakah rasanya manis atau malah asin?
Dalam dunia penelitian, skala Likert dan ordinal memiliki peran yang penting. Namun, mereka berbeda dalam cara penggunaan dan interpretasinya. Jadi, mari kita kupas perbedaan di antara keduanya seperti kita menyantap permen manis dan asin!
Pertama-tama, mari kita mulai dengan skala Likert. Skala Likert merupakan metode pengukuran yang memungkinkan responden mengungkapkan pendapat mereka terhadap pernyataan tertentu. Satu hal yang perlu diingat, Likert adalah nama penemunya, bukan penyebutan rasa manis atau asinnya! Skala Likert terdiri dari pernyataan dan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan yang berkisar dari “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju”. Dalam penelitian, skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau preferensi seseorang terhadap suatu topik.
Sementara itu, skala ordinal lebih mirip dengan memetakan rasa makanan yang kita nikmati. Jadi, simaklah dengan seksama! Skala ordinal adalah metode pengukuran yang memberikan peringkat pada suatu variabel, tetapi tidak memberikan informasi tentang sejauh mana perbedaan antara peringkat tersebut. Dalam skala ini, rangking diberikan berdasarkan urutan, seperti “pertama”, “kedua”, dan seterusnya. Misalnya, kita dapat menggunakan skala ordinal dalam penelitian untuk mengurutkan tingkat kepuasan pelanggan dari “sangat puas” hingga “sangat tidak puas”.
Jadi, apa perbedaan antara skala Likert dan ordinal? Perbedaan utama terletak pada batas informasi yang diberikan oleh masing-masing metode. Skala Likert memberikan informasi tentang tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap suatu pernyataan dengan menggunakan skala yang lebih terperinci. Di sisi lain, skala ordinal memberikan informasi tentang peringkat tetapi tidak mengungkapkan sejauh mana perbedaan antara peringkat itu.
Bagi para peneliti dan pengguna hasil penelitian, pemahaman ini sangat penting. Menggunakan metode yang tepat sesuai dengan pertanyaan penelitian akan membantu mengeluarkan informasi yang lebih spesifik dan akurat. Jadi, jangan takut untuk mencicipi perbedaan antara skala Likert dan ordinal dan menggunakannya dalam penelitian Anda!
Jadi, jangan ragu untuk menjadi penikmat “permen penelitian” yang cerdas! Dengan mengetahui perbedaan antara skala Likert dan ordinal, kita dapat lebih memahami informasi yang kita temui dalam penelitian, seperti merasakan rasa manis dan asin dalam satu gigitan.
Selamat mencoba dan semoga artikel ini memberikan pencerahan yang manis bagi pengetahuan Anda!
Perbedaan Skala Likert dan Ordinal
Skala Likert dan skala ordinal adalah dua bentuk skala yang digunakan dalam penelitian dan survei untuk mengukur pendapat, preferensi, dan persepsi responden. Meskipun keduanya sering digunakan secara bergantian, ada perbedaan mendasar antara keduanya yang perlu dipahami. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perbedaan antara skala Likert dan skala ordinal secara lengkap.
Skala Likert
Skala Likert dinamai setelah Rensis Likert, seorang psikolog sosial Amerika yang mengembangkan jenis skala ini pada tahun 1932. Skala Likert adalah bentuk skala penilaian yang populer digunakan dalam penelitian sosial dan perilaku manusia.
Skala Likert mengukur pendapat dan preferensi responden terhadap pernyataan atau pernyataan yang diberikan dalam survei. Biasanya, responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dalam bentuk pernyataan kurang-lebih dengan tingkat setuju atau tidak setuju. Skala Likert umumnya terdiri dari 5 pilihan tanggapan, yang termasuk:
- Sangat Setuju
- Setuju
- Netral
- Tidak Setuju
- Sangat Tidak Setuju
Setiap opsi tanggapan pada skala Likert diberi bobot nilai tertentu, seperti 1 hingga 5, untuk menggambarkan tingkat setuju atau tidak setuju responden. Misalnya, “Sangat Setuju” dapat diberi bobot nilai 5, sementara “Sangat Tidak Setuju” diberi bobot nilai 1. Bobot nilai ini kemudian dapat digunakan untuk menghitung skor rata-rata atau frekuensi setiap pernyataan.
Skala Likert memiliki beberapa keunggulan. Pertama, ia memberikan ruang untuk respons yang lebih nuansa daripada skala ordinal. Oleh karena itu, dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pendapat dan preferensi responden. Kedua, karena popularitasnya, skala Likert telah digunakan secara luas di berbagai bidang, sehingga memungkinkan perbandingan data antara penelitian yang berbeda.
Skala Ordinal
Skala ordinal adalah bentuk skala pengukuran yang menggunakan kata atau angka untuk menunjukkan rangking atau urutan pernyataan. Skala ini memberikan responden pilihan untuk memilih pilihan yang paling cocok dari kategori yang ditentukan, tetapi tidak memberikan informasi tentang jarak antara kategori atau tingkat intensitas pernyataan yang diukur.
Misalnya, dalam skala ordinal, responden mungkin diminta untuk memilih satu dari tiga opsi: “Tidak Setuju,” “Netral,” atau “Setuju.” Namun, skala ini tidak memberikan informasi tentang seberapa jauh responden merasa “Tidak Setuju” atau “Setuju.”
Skala ordinal sering digunakan dalam penelitian pemasaran, survei pendapat, dan penelitian sosial lainnya. Untuk analisis data yang melibatkan skala ordinal, metode nonparametrik yang lebih khas digunakan daripada metode statistik parametrik yang umumnya digunakan untuk skala interval.
Perbedaan mendasar antara skala Likert dan skala ordinal adalah bahwa skala Likert menggabungkan sifat ordinal dan likert, sedangkan skala ordinal hanya melibatkan sifat ordinal. Dalam skala Likert, kita bisa memberikan nilai berbobot pada setiap opsi tanggapan dan menghitung rata-rata skor atau frekuensi. Di sisi lain, dalam skala ordinal, kita hanya dapat menentukan urutan pernyataan atau kategori tanpa memberikan bobot nilai.
FAQ
Apa kelebihan skala Likert dalam penelitian?
Skala Likert memiliki beberapa kelebihan dalam penelitian:
- Memungkinkan respons yang lebih nuansa dan beragam daripada skala ordinal.
- Menghasilkan data yang dapat dihitung menggunakan metode statistik parametrik dan nonparametrik.
- Mudah digunakan dan dimengerti oleh responden.
- Memfasilitasi perbandingan data antara penelitian yang berbeda.
Apa kekurangan skala ordinal dalam penelitian?
Skala ordinal memiliki beberapa kekurangan dalam penelitian:
- Tidak memberikan informasi tentang jarak atau tingkat intensitas antara kategori atau pernyataan.
- Menggunakan metode analisis nonparametrik yang dapat mengurangi keakuratan dan efisiensi analisis data.
- Keterbatasan dalam penghitungan statistik dan pengambilan kesimpulan dalam penelitian.
Kesimpulan
Dalam penelitian dan survei, skala Likert dan skala ordinal adalah dua jenis skala yang digunakan untuk mengukur pendapat dan preferensi responden. Skala Likert menggabungkan sifat ordinal dan respons Likert dengan memberikan bobot nilai pada setiap opsi tanggapan, sementara skala ordinal hanya menggambarkan urutan pernyataan atau kategori tanpa memberikan bobot nilai.
Jika Anda ingin mendapatkan pendapat yang lebih nuansa dan mendetail dari responden, skala Likert mungkin menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, jika Anda hanya memerlukan data tentang urutan pernyataan atau kategori, skala ordinal dapat digunakan. Penting untuk memahami perbedaan ini untuk memilih skala yang tepat untuk penelitian Anda.
Jika Anda tertarik untuk menggunakan skala Likert atau skala ordinal dalam penelitian Anda, pastikan untuk merancang pertanyaan dengan hati-hati dan melakukan analisis data yang tepat. Dengan memahami perbedaan antara kedua skala ini, Anda akan dapat melaksanakan penelitian yang lebih informatif dan akurat.
Ayo mulai membuat survei atau penelitian Anda sendiri dengan menggunakan skala yang sesuai!