Daftar Isi
- 1 100 Nama Akun dalam Akuntansi
- 1.1 Akun Aktiva
- 1.2 Akun Kewajiban
- 1.3 Akun Modal
- 1.4 Akun Pendapatan
- 1.5 Akun Beban
- 1.6 Akun Pendapatan Lain-lain
- 1.7 Akun Beban Lain-lain
- 1.8 Akun Pendapatan Penyesuaian
- 1.9 Akun Beban Penyesuaian
- 1.10 Akun Pendapatan Tidak Lancar
- 1.11 Akun Beban Tidak Lancar
- 1.12 Akun Pendapatan Berulang
- 1.13 Akun Beban Berulang
- 1.14 Akun Pendapatan Khusus
- 1.15 Akun Beban Khusus
- 1.16 Akun Pendapatan Bunga Utang
- 1.17 Akun Beban Bunga Utang
- 1.18 Akun Pendapatan Pendapatan Lain-lain
- 1.19 Akun Beban Beban Lain-lain
- 1.20 Akun Pendapatan Iklan
- 1.21 Akun Beban Iklan
- 1.22 Akun Pendapatan Laba/Rugi Penjualan Saham
- 1.23 Akun Beban Laba/Rugi Penjualan Saham
- 1.24 Akun Pendapatan Jasa Tenaga Kerja
- 1.25 Akun Beban Jasa Tenaga Kerja
- 1.26 Akun Pendapatan Program Afiliasi
- 1.27 Akun Beban Program Afiliasi
- 1.28 Akun Pendapatan Pendapatan Operasional
- 1.29 Akun Beban Beban Operasional
- 1.30 Akun Pendapatan Pendapatan Non-Oper
Dalam dunia akuntansi yang sering kali terasa serius dan dipenuhi angka-angka, ternyata terdapat ruang untuk mengekspresikan kreativitas melalui pemilihan nama akun yang unik dan menarik. Di bawah ini, kami hadirkan daftar 100 nama akun dalam akuntansi yang akan membuat Anda tersenyum dan mungkin menggelengkan kepala dalam kagum.
1. Simpanan Sayang: Akun yang membuat kita ingin menabung lebih banyak!
2. Gaji Bahagia: Ketika upah tidak hanya memberikan penghidupan tetapi juga kebahagiaan.
3. Laba Segar: Laba yang baru saja dipanen, seperti buah-buahan yang segar.
4. Beban Baleho: Akun untuk mengingatkan kita betapa mahalnya pasang iklan di baleho.
5. Investor Istimewa: Akun yang membuat investor merasa spesial.
6. Saham Cinta: Bagian dari saham yang kita berikan kepada orang yang sangat kita cintai.
7. Hutang Santai: Hutang dengan batas waktu yang tidak terlalu ketat.
8. Pemasukan Psikologis: Ketika pemasukan tidak hanya tentang angka, tetapi juga tentang kepuasan batin.
9. Debit Nyaman: Debit yang dirasakan begitu nyaman, hampir seperti membelanja barang-barang yang kita senangi.
10. Pembelian Impulsif: Akun untuk mencatat pembelian saat terjadi ‘love at first sight’.
11. Surplus Senyum: Ketika surplus bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang kegembiraan.
12. Pinjaman Sahabat: Pinjaman yang diberikan oleh sahabat dengan nilai tak ternilai.
13. Dividen Bahagia: Dividen yang membuat kita tersenyum lebar.
14. Pengeluaran Sensasional: Pengeluaran untuk pengalaman hidup yang penuh warna.
15. Biaya Bioskop: Ketika menghabiskan uang untuk menonton film menjadi beralasan.
16. Investasi Pekerjaan: Investasi dalam pekerjaan yang membuat hati senang.
17. Laba Asyik: Laba yang datang dengan sensasi kegembiraan.
18. Hutang Hangat: Hutang yang diberikan pada saat-saat spesial dalam hidup.
19. Royalti Restoran: Royalti yang diterima oleh ‘raja’ di dunia kuliner.
20. Belanja Bahagia: Belanja yang dilakukan dengan penuh kebahagiaan.
.
.
.
98. Laba Malam: Laba yang datang ketika kita bekerja keras sepanjang malam.
99. Pinjaman Fantastis: Pinjaman yang membuat kita berharap orang yang memberikannya adalah peri.
100. Pembelian Terapi: Pembelian yang terasa seperti terapi untuk mengatasi stres.
Dengan daftar ini, semoga Anda bisa mengenal lebih dekat dengan seluk-beluk dunia akuntansi serta menemukan sisi kreatifitas didalamnya. Ketika angka-angka bertemu dengan gaya penulisan yang santai, siapa bilang dunia akuntansi tidak bisa menjadi lebih berwarna? Selamat mencoba!
100 Nama Akun dalam Akuntansi
Akuntansi adalah proses pengumpulan, pengklasifikasian, dan pencatatan semua transaksi keuangan suatu entitas. Dalam proses ini, penggunaan akun menjadi sangat vital untuk mengorganisasikan informasi keuangan dengan baik.
Akun Aktiva
1. Kas: Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Piutang Usaha: Akun ini mencatat jumlah uang yang masih harus diterima dari pelanggan atas penjualan barang atau jasa.
3. Persediaan: Digunakan untuk mencatat nilai barang-barang yang tersedia di perusahaan untuk dijual.
4. Investasi Saham: Mencatat jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan di perusahaan lain.
5. Tanah dan Bangunan: Akun ini digunakan untuk mencatat nilai tanah dan bangunan yang dimiliki oleh perusahaan.
6. Kendaraan: Mencatat nilai kendaraan yang dimiliki perusahaan untuk keperluan operasional.
7. Perlengkapan: Digunakan untuk mencatat nilai perlengkapan kantor yang dimiliki oleh perusahaan.
Akun Kewajiban
8. Utang Usaha: Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat jumlah uang yang masih harus dibayar kepada pemasok atas pembelian barang atau jasa.
9. Utang Gaji: Akun ini mencatat jumlah gaji yang masih harus dibayar kepada karyawan.
10. Utang Pajak: Digunakan untuk mencatat jumlah pajak yang masih harus dibayarkan oleh perusahaan.
11. Utang Bank: Mencatat jumlah pinjaman atau kredit yang masih harus dibayarkan kepada bank.
12. Utang Jangka Panjang: Akun ini digunakan untuk mencatat jumlah kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
13. Pinjaman: Digunakan untuk mencatat jumlah pinjaman yang harus dikembalikan oleh perusahaan kepada pihak lain.
14. Pendapatan Diterima Dimuka: Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat pendapatan yang diterima sebelum barang atau jasa diberikan.
Akun Modal
15. Modal: Merupakan akun yang mencatat jumlah modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan.
16. Laba Ditahan: Digunakan untuk mencatat laba yang belum dibagikan kepada pemilik perusahaan.
17. Prive: Mencatat pengambilan uang oleh pemilik perusahaan untuk keperluan pribadi.
Akun Pendapatan
18. Pendapatan Penjualan: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa.
19. Pendapatan Bunga: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari bunga yang dihasilkan dari simpanan bank atau investasi.
20. Pendapatan Sewa: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari menyewakan aset perusahaan.
21. Pendapatan Jasa: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari pemberian jasa oleh perusahaan.
Akun Beban
22. Beban Gaji: Merupakan akun yang mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji karyawan.
23. Beban Listrik: Digunakan untuk mencatat biaya listrik yang dikeluarkan oleh perusahaan.
24. Beban Sewa: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk menyewa aset perusahaan.
25. Beban Pajak: Digunakan untuk mencatat jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
26. Beban Bunga: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk membayar bunga pinjaman atau kredit.
Akun Pendapatan Lain-lain
27. Pendapatan Lain-lain: Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat pendapatan yang tidak masuk dalam kategori-kategori pendapatan lainnya.
28. Pendapatan Bunga Deposito: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari bunga deposito di bank.
29. Pendapatan Dividen: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari dividen yang dibagikan oleh perusahaan lain.
30. Pendapatan Royalti: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari royalti yang diterima oleh perusahaan.
Akun Beban Lain-lain
31. Beban Lain-lain: Akun ini mencatat beban yang tidak masuk dalam kategori-kategori beban lainnya.
32. Beban Bencana: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menghadapi bencana alam atau kecelakaan.
33. Beban Pemeliharaan: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemeliharaan aset perusahaan.
34. Beban Asuransi: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan untuk membayar premi asuransi perusahaan.
35. Beban Marketing: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran produk atau jasa perusahaan.
Akun Pendapatan Penyesuaian
36. Pendapatan Unearned: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang masih harus disesuaikan karena belum terdapat bukti pendapatan.
37. Pendapatan Prepaid: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang masih harus disesuaikan karena sudah diterima di muka.
Akun Beban Penyesuaian
38. Beban Unearned: Mencatat beban yang masih harus disesuaikan karena belum terdapat bukti pengeluaran.
39. Beban Prepaid: Digunakan untuk mencatat beban yang sudah dibayar di muka dan masih harus disesuaikan.
Akun Pendapatan Tidak Lancar
40. Pendapatan Penjualan Aset Tetap: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang diperoleh dari penjualan aset tetap perusahaan.
41. Pendapatan Pensiun: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari program pensiun yang dijalankan oleh perusahaan.
42. Pendapatan Apresiasi Nilai Saham: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari kenaikan nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan.
43. Pendapatan Rental Properti: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari menyewakan properti perusahaan.
Akun Beban Tidak Lancar
44. Beban Beban Penjualan Aset Tetap: Merupakan akun yang mencatat biaya yang dikeluarkan untuk menjual aset tetap perusahaan.
45. Beban Insentif Karyawan: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan untuk memberikan insentif kepada karyawan.
46. Beban Penyusutan: Mencatat biaya penyusutan aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
47. Beban Depresiasi: Digunakan untuk mencatat biaya depresiasi aset tak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan.
Akun Pendapatan Berulang
48. Pendapatan Penjualan Produk Digital: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk digital seperti e-book atau musik.
49. Pendapatan Biaya Berlangganan: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari biaya langganan produk atau jasa perusahaan.
50. Pendapatan Iklan: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari iklan yang ditayangkan di media perusahaan.
Akun Beban Berulang
51. Beban Beban Produksi Produk Digital: Merupakan akun yang mencatat biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk digital.
52. Beban Server Hosting: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan untuk menyewa server hosting.
53. Beban Penyiaran: Mencatat biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan penyiaran.
Akun Pendapatan Khusus
54. Pendapatan Harga Pokok Penjualan: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dikurangi dengan harga pokok penjualan.
55. Pendapatan Bunga Investasi: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari bunga yang dihasilkan dari investasi perusahaan.
56. Pendapatan Komisi: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari komisi yang diterima oleh perusahaan.
Akun Beban Khusus
57. Beban Harga Pokok Penjualan: Merupakan akun yang mencatat biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa yang dijual.
58. Beban Bunga Investasi: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk membayar bunga dari pinjaman atau kredit yang digunakan untuk investasi perusahaan.
59. Beban Komisi: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan untuk membayar komisi kepada pihak lain.
Akun Pendapatan Bunga Utang
60. Pendapatan Bunga Utang: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang diperoleh dari bunga yang dibebankan atas pinjaman atau kredit yang diberikan kepada pihak lain.
61. Pendapatan Bunga Deposito: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari bunga deposito yang dimiliki oleh perusahaan.
Akun Beban Bunga Utang
62. Beban Bunga Utang: Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar bunga atas pinjaman atau kredit yang digunakan.
63. Beban Bunga Deposito: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan atas bunga deposito yang diterima dari pihak lain.
Akun Pendapatan Pendapatan Lain-lain
64. Pendapatan Pendapatan Lain-lain: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang berasal dari sumber-sumber lain selain dari aktivitas utama perusahaan.
65. Pendapatan Bunga Sertifikat Deposito: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari bunga sertifikat deposito yang dimiliki oleh perusahaan.
66. Pendapatan Sewa Aset: Mencatat pendapatan yang diperoleh dari penyewaan aset perusahaan kepada pihak lain.
Akun Beban Beban Lain-lain
67. Beban Beban Lain-lain: Digunakan untuk mencatat beban yang berasal dari sumber-sumber lain selain dari aktivitas utama perusahaan.
68. Beban Bunga Sertifikat Deposito: Merupakan akun yang mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan atas bunga sertifikat deposito yang dimiliki oleh perusahaan.
69. Beban Sewa Aset: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk menyewa aset dari pihak lain.
Akun Pendapatan Iklan
70. Pendapatan Iklan: Akun ini digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari iklan yang ditayangkan di media perusahaan.
71. Pendapatan Iklan Online: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang diperoleh dari iklan yang ditayangkan di media online perusahaan.
Akun Beban Iklan
72. Beban Iklan: Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan iklan dalam berbagai media.
73. Beban Iklan Online: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk iklan yang ditayangkan di media online.
Akun Pendapatan Laba/Rugi Penjualan Saham
74. Pendapatan Laba Penjualan Saham: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang diperoleh dari laba penjualan saham.
75. Pendapatan Rugi Penjualan Saham: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari rugi penjualan saham.
Akun Beban Laba/Rugi Penjualan Saham
76. Beban Laba Penjualan Saham: Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan laba dari penjualan saham.
77. Beban Rugi Penjualan Saham: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan karena mengalami rugi dari penjualan saham.
Akun Pendapatan Jasa Tenaga Kerja
78. Pendapatan Jasa Tenaga Kerja: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang diperoleh dari jasa tenaga kerja yang diberikan oleh perusahaan.
79. Pendapatan Jasa Teknologi Informasi: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari jasa teknologi informasi yang diberikan oleh perusahaan.
Akun Beban Jasa Tenaga Kerja
80. Beban Jasa Tenaga Kerja: Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar jasa tenaga kerja yang diterima.
81. Beban Jasa Teknologi Informasi: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar jasa teknologi informasi yang digunakan.
Akun Pendapatan Program Afiliasi
82. Pendapatan Program Afiliasi: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang diperoleh dari program afiliasi yang dijalankan oleh perusahaan.
83. Pendapatan Dividen Saham: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari dividen saham yang dimiliki oleh perusahaan.
Akun Beban Program Afiliasi
84. Beban Program Afiliasi: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan program afiliasi.
85. Beban Dividen Saham: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan untuk membayar dividen saham yang dimiliki oleh perusahaan.
Akun Pendapatan Pendapatan Operasional
86. Pendapatan Pendapatan Operasional: Merupakan akun yang mencatat pendapatan yang diperoleh dari operasional perusahaan.
87. Pendapatan Investasi Saham: Digunakan untuk mencatat pendapatan yang diperoleh dari investasi saham yang dimiliki oleh perusahaan.
Akun Beban Beban Operasional
88. Beban Beban Operasional: Mencatat biaya yang dikeluarkan untuk operasional perusahaan.
89. Beban Investasi Saham: Digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan untuk investasi saham perusahaan.