Contoh Instrumen Observasi dan Wawancara untuk Menyusun Artikel Jurnal

Sore itu saya bertemu dengan seorang peneliti muda yang sedang mencoba menyusun artikel jurnal. Dia menghadapi tantangan untuk mengumpulkan data yang akurat agar artikelnya mendapat peringkat tinggi di mesin pencari Google. Kami pun berbincang-bincang tentang strategi yang bisa dia terapkan.

Setelah beberapa diskusi panjang, saya memberikan beberapa contoh instrumen observasi dan wawancara yang mungkin dapat membantunya. Berikut adalah contoh-contoh tersebut:

Instrumen Observasi

1. Checklist Perilaku
Instrumen ini berguna untuk mencatat perilaku atau kejadian yang diamati. Misalnya, dalam penelitian tentang tingkat kebersihan di restoran, Anda dapat menggunakan checklist ini untuk mencatat jika meja dan peralatan makan tersedia, dapur bersih, atau jika ada tindakan higienis yang diikuti oleh karyawan.

2. Sistem Skala
Instrumen ini digunakan untuk mengukur tingkat intensitas atau kualitas suatu perilaku atau keadaan. Misalnya, dalam penelitian tentang kepuasan pelanggan, Anda dapat menggunakan skala 1-5 untuk meminta responden menilai sejauh mana mereka merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.

Instrumen Wawancara

1. Wawancara Terstruktur
Instrumen ini berisi daftar pertanyaan yang disusun sebelumnya. Wawancara terstruktur sangat berguna ketika Anda ingin memperoleh jawaban yang konsisten dan dapat dibandingkan antar responden. Misalnya, dalam penelitian tentang kebiasaan belanja online, Anda dapat menyusun pertanyaan tentang frekuensi, jumlah uang yang dihabiskan, dan preferensi terkait belanja online.

2. Wawancara Bebas
Instrumen ini hanya berisi panduan garis besar topik yang akan dibahas. Wawancara bebas sangat berguna ketika Anda ingin mendapatkan wawasan yang lebih mendalam atau informasi yang tidak terduga dari responden. Dalam penelitian tentang pengalaman hidup orang-orang penting, Anda bisa menggunakan wawancara bebas untuk mengajukan pertanyaan seperti ‘ceritakan tentang salah satu pengalaman paling berkesan Anda’.

Saya harap contoh-contoh instrumen observasi dan wawancara di atas dapat membantu Anda dalam menyusun artikel jurnal yang berkualitas. Ingatlah untuk selalu mengutamakan akurasi dan kecermatan dalam pengumpulan data Anda. Semoga artikel jurnal Anda berhasil mendapatkan peringkat tinggi di mesin pencari Google!

Contoh Instrumen Observasi

Instrumen observasi adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data secara langsung dari objek yang diteliti. Instrumen ini dapat berupa daftar periksa, lembar observasi, atau alat pengukur yang digunakan untuk mengamati dan mencatat fenomena yang diamati. Berikut adalah contoh instrumen observasi yang dapat digunakan dalam penelitian:

1. Daftar Periksa

Daftar periksa merupakan instrumen observasi yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh pengamat. Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif. Contoh penggunaan daftar periksa dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Peneliti ingin mengumpulkan data tentang jenis makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak di sebuah sekolah. Maka, peneliti dapat membuat daftar periksa yang berisi pertanyaan seperti:

– Apakah Anda sarapan di pagi hari?

– Apa jenis makanan yang Anda sarapan?

– Berapa kali Anda makan buah dalam sehari?

Dengan menggunakan daftar periksa, peneliti dapat mengumpulkan data tentang pola makan anak-anak dengan mudah dan sistematis.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah instrumen observasi yang berisi daftar perilaku, kejadian, atau karakteristik tertentu yang harus diamati oleh pengamat. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang perilaku atau kejadian yang sulit diukur secara langsung. Contoh penggunaan lembar observasi dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Seorang peneliti ingin mengamati perilaku agresif pada anak-anak di sebuah taman bermain. Maka, peneliti dapat membuat lembar observasi yang berisi tentang tindakan agresif seperti:

– Memukul

– Menendang

– Membentak

Dengan menggunakan lembar observasi, peneliti dapat mencatat dan mengkategorikan perilaku agresif anak-anak dengan efektif.

Contoh Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden melalui dialog langsung. Instrumen ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan detail tentang topik penelitian. Berikut adalah contoh instrumen wawancara yang dapat digunakan dalam penelitian:

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan urutan yang sama kepada setiap responden. Contoh pertanyaan dalam wawancara terstruktur adalah sebagai berikut:

– Apa nama Anda?

– Berapa usia Anda?

– Apa pekerjaan Anda?

Wawancara terstruktur memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang konsisten dan dapat dibandingkan antarresponden.

2. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara yang tidak memiliki daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya. Peneliti lebih fleksibel dalam mengajukan pertanyaan dan memungkinkan munculnya informasi yang tidak terduga. Contoh pertanyaan dalam wawancara tidak terstruktur adalah sebagai berikut:

– Bagaimana perasaan Anda tentang pekerjaan Anda?

– Apa yang Anda sukai dari pekerjaan ini?

– Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam pekerjaan ini?

Wawancara tidak terstruktur memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan mendapatkan perspektif yang berbeda dari setiap responden.

FAQ 1: Apa perbedaan antara instrumen observasi dan wawancara?

Instrumen observasi dan wawancara merupakan dua metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengumpulkan informasi tentang fenomena yang diteliti, terdapat perbedaan dalam cara penggunaan dan hasil yang diperoleh.

Perbedaan pertama antara instrumen observasi dan wawancara terletak pada sumber data. Instrumen observasi mengumpulkan data secara langsung dari objek yang diteliti, sedangkan wawancara mengumpulkan data melalui dialog langsung dengan responden.

Perbedaan kedua terletak pada cara pengumpulan data. Instrumen observasi menggunakan alat atau formulir tertentu untuk mengamati dan mencatat fenomena yang diamati, sedangkan wawancara menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertentu untuk mendapatkan informasi dari responden.

Perbedaan ketiga terletak pada jenis data yang diperoleh. Instrumen observasi lebih cocok untuk mengumpulkan data yang bersifat objektif, seperti perilaku, kejadian, atau karakteristik tertentu. Sedangkan wawancara lebih cocok untuk mengumpulkan data yang bersifat subyektif, seperti pendapat, persepsi, atau pengalaman pribadi responden.

FAQ 2: Bagaimana cara memilih jenis instrumen yang tepat dalam penelitian?

Pemilihan jenis instrumen yang tepat dalam penelitian sangat penting untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memilih jenis instrumen yang tepat:

1. Tentukan tujuan penelitian

Tujuan penelitian akan mempengaruhi jenis data yang perlu dikumpulkan. Jika tujuan penelitian adalah mengamati perilaku anak-anak, maka instrumen observasi akan lebih cocok. Jika tujuan penelitian adalah memahami pengalaman responden, maka instrumen wawancara akan lebih cocok.

2. Pertimbangkan sifat data yang ingin dikumpulkan

Jika data yang ingin dikumpulkan bersifat objektif, seperti angka atau fakta yang dapat diamati secara langsung, maka instrumen observasi cocok digunakan. Jika data yang ingin dikumpulkan bersifat subyektif, seperti pendapat, persepsi, atau pengalaman pribadi, maka instrumen wawancara cocok digunakan.

3. Perhatikan ketersediaan waktu dan sumber daya

Pemilihan instrumen juga perlu mempertimbangkan ketersediaan waktu dan sumber daya yang dimiliki. Jika waktu dan sumber daya terbatas, maka instrumen observasi yang mudah dan cepat dilakukan dapat menjadi pilihan yang lebih praktis.

4. Lakukan uji coba

Sebelum digunakan dalam penelitian sebenarnya, instrumen yang akan dipilih perlu diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dapat dilakukan kepada beberapa responden untuk melihat kejelasan dan keefektifan instrumen tersebut.

Kesimpulan

Dalam penelitian, instrumen observasi dan wawancara merupakan dua metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat fenomena yang diamati secara langsung, sedangkan instrumen wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi melalui dialog langsung dengan responden.

Pemilihan jenis instrumen yang tepat perlu mempertimbangkan tujuan penelitian, sifat data yang ingin dikumpulkan, ketersediaan waktu dan sumber daya, serta melakukan uji coba terlebih dahulu. Dengan menggunakan instrumen yang tepat, peneliti dapat memperoleh data yang valid dan reliabel untuk analisis lebih lanjut.

Jika Anda tertarik untuk melakukan penelitian, pertimbangkanlah pilihan instrumen yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian Anda. Jangan ragu untuk mencoba dan mengembangkan instrumen yang lebih relevan untuk topik penelitian Anda. Selamat melakukan penelitian!

Sumber:
– Peterson, P., & Wilson, S. (2012). Theories and Musings on Research Methods. Aguirre Projects.
– Salkind, N. J. (2017). Exploring Research. Pearson.

Artikel Terbaru

Dewi Anggun S.Pd.

Seorang guru yang tak pernah berhenti belajar. Saya mencari inspirasi dalam membaca, menulis, dan mengajar.

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *