Apakah Anda pernah merasa dunia ini semakin individualistik? Di tengah keramaian dan kecepatan hidup modern, seringkali kita melupakan arti dari kebersamaan dan saling melayani. Tafsiran Filipi 2:1-11 mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam kerendahan hati dan mengutamakan kepentingan orang lain di atas diri sendiri.
Ayat pertama dalam pasal ini menyatakan, “Jika ada penghiburan dalam Kristus, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kerahiman dan belas kasihan, maka genapkanlah kasihmu, genapkanlah sukacitamu, hiduplah dalam satu pikiran dan satu hati.” Dalam hidup bermasyarakat, hubungan yang harmonis dibangun melalui saling mengasihi, dengan peranan Roh Kudus yang mengasihi dan menguatkan kita.
Filipi 2:2 – “lakukanlah kasih dengan kasih sayang.” Dalam memperlakukan sesama, kita diajak untuk melakukannya dengan penuh pengertian dan perhatian. Ini berarti kita harus peka terhadap kebutuhan dan penderitaan orang lain, dan berusaha membantu sesuai dengan kemampuan kita. Segala sesuatu yang kita lakukan harus dilandasi oleh kasih.
Ayat 3 mengingatkan kita tentang bahaya sikap egois dan ambisi pribadi. Filipi 2:3 – “janganlah dengan keangkuhan dan kesombongan, melainkan dengan rendah hati, nilaikanlah orang lain lebih tinggi dari pada dirimu sendiri.” Ketika kita terlalu fokus pada diri sendiri dan kepuasan diri, kita kehilangan pandangan akan kebutuhan orang lain. Namun, jika kita hidup dalam kerendahan hati, kita akan melihat orang lain sebagai lebih penting daripada diri kita sendiri.
Petunjuk yang kuat ini kemudian diikuti dengan sebuah contoh yang sempurna dalam kehidupan Yesus Kristus. Filipi 2:5-8 – “Hendaklah pikiranmu sama seperti Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah adalah milik yang harus dipertahankan, melainkan mengosongkan diri-Nya sendiri dengan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.” Kristus, Sang Raja Semesta Alam, menjadi hamba yang rendah hati demi menebus umat manusia. Melalui pengorbanan-Nya, kita mendapat contoh yang sempurna tentang kasih dan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri.
Tafsiran Filipi 2:9-11 melanjutkan dengan menyatakan, “Sebab itu Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya di dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di sorga dan yang ada di bumi dan yang ada di bawah bumi.” Yesus yang tunduk pada kehendak Bapa-Nya ditinggikan setelah menderita dan mati di salib. Hari ini, kita mengakui Yesus sebagai Raja yang berkuasa atas segala kehidupan dan semua yang ada di dunia ini.
Ketika kita hidup menurut tafsiran Filipi 2:1-11, mengasihi dan menghormati sesama, kita menunjukkan kasih dan penghargaan kepada Kristus yang telah mengasihi kita lebih dulu. Sama seperti Kristus yang dipermuliakan oleh Bapa, kita juga akan mengalami berkat dan pemuliaan ketika kita hidup dalam kerendahan hati dan saling melayani. Jadi, marilah hidup dengan penuh kasih, penghormatan, dan kerendahan hati menuju sesama.
Semoga tulisan ini menginspirasi Anda untuk menjadikan Filipi 2:1-11 sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mari kita tinggalkan sikap egois dan ambisi pribadi, dan hidup dalam kasih serta kerendahan hati, menghormati dan melayani sesama manusia. Dengan begitu, kita akan mengalami kedamaian sejati dan menjadi saksi yang hidup akan kasih Kristus bagi dunia ini.
Tafsiran Filipi 2:1-11
Teks Alkitab Filipi 2:1-11 mengandung ajaran moral dan spiritual yang memiliki dampak yang sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Teks ini berbicara tentang kasih, kerendahan hati, dan teladan Kristus yang harus diikuti oleh setiap orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus. Mari kita telaah ayat-ayat ini secara rinci:
Ayat 1:
Jadi jika ada penghiburan dalam Kristus, jika ada penghiburan kasih sayang, jika ada persekutuan Roh, jika ada belas kasihan dan belas sayu,
Pada ayat ini, Rasul Paulus menggambarkan hubungan yang harmonis antara orang percaya dengan Allah dan antara sesama pengikut Kristus. Ada penghiburan dan kasih sayang yang diberikan oleh Kristus kepada umat-Nya. Ini adalah anugerah dari Allah yang meluap-luap dalam hidup orang percaya. Sebagai orang yang ditebus oleh kasih Kristus, kita memiliki kewajiban untuk berbagi kasih kasih sayang kepada sesama pengikut Kristus serta kepada semua orang.
Ayat 2:
lakukanlah kasih sayangku akan menjadi penuh dengan saling mengasihi, dengan keserakahan yang tidak memperoleh apa-apa, dengan belas kasihan, dengan rendah hati, dan dengan kelemahhatian, serta yang seorang dari kamu tidak menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri.
Di ayat ini, Paulus menyerukan kepada jemaat Filipi untuk hidup dalam cinta kasih yang saling mengasihi. Kasih harus termanifestasikan dalam tindakan, bukan hanya kata-kata belaka. Paulus juga menekankan pentingnya keserakahan yang tidak memperoleh apa-apa. Hal ini berarti kita harus hidup dengan sikap rendah hati dan siap untuk melayani tanpa mengharap imbalan apa pun. Belas kasihan, rendah hati, dan kelemahhatian adalah karakteristik Kristus yang juga harus terlihat dalam hidup kita, serta penting untuk tidak menganggap diri sendiri lebih utama daripada orang lain.
Ayat 3:
Janganlah berbuat apa-apa karena persaingan atau karena kesombongan, tetapi hendaklah dengan rendah hati orang–orang seorang yang lain menganggap lebih utama daripada dirinya sendiri.
Paulus mengingatkan jemaat Filipi untuk menjauhi persaingan dan kesombongan. Sikap rendah hati haruslah direfleksikan dalam menghargai dan menganggap orang lain lebih utama daripada diri sendiri. Ini adalah bentuk konkret dari kerendahan hati dan kasih yang harus terlihat dalam kehidupan orang percaya.
Ayat 4:
Masing-masing orang tidak hanya harus memperhatikan kepentingan pribadinya, tetapi juga kepentingan orang lain.
Pada ayat ini, terdapat pengajaran yang kuat bahwa dalam kehidupan Kristen, kita harus memperhatikan tidak hanya kepentingan pribadi, tetapi juga kepentingan orang lain. Ini mencerminkan kasih Kristus yang mengasihi dan melayani orang lain tanpa pamrih.
Ayat 5:
Karena hendaklah pemikiranmu ada padamu seperti yang ada pada Kristus Yesus,
Paulus kemudian mengarahkan perhatian pembaca kepada Kristus sebagai teladan hidup yang harus diikuti. Karenanya, kita harus memiliki pemikiran atau penilaian seperti Kristus Yesus. Dalam konteks penerapannya, ini berarti mengikuti teladan-Nya dalam kerendahan hati, pengorbanan, dan pelayanan kepada sesama. Pemikiran atau penilaian seperti Kristus adalah kunci untuk hidup secara benar dan melayani dengan ketulusan hati.
Ayat 6-8:
Yaitu dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan dengan tiada bermaksud terlebih dulu untuk sama dengan Allah,
Namun Ia mengosongkan diri-Nya sendiri, dengan mengambil rupa seorang hamba, dengan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam hal adanya sebagai manusia, Ia menunduk diri dan menjadi taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Verse 6-8 menunjukkan kerendahan hati Kristus, di mana Dia mengosongkan diri-Nya sebagai Allah dan mengambil rupa seorang hamba. Kristus tidak mempertahankan kesetaraan-Nya dengan Allah, melainkan taat kepada Allah dan menjadi manusia untuk menebus umat manusia dari dosa. Kehidupan dan kematian Yesus di kayu salib menunjukkan pelayanan-Nya dan kasih-Nya yang tidak terbatas kepada umat manusia.
Ayat 9-11:
Sebab itu Allah sangat meninggikan Dia dan memberikan kepada-Nya nama yang di atas segala nama,
supaya di dalam nama Yesus bertekuk lutut segala benda yang di dalam surga dan yang di atas bumi dan yang di bawah bumi,
dan segala lidah mengaku, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa.
Verse 9-11 menunjukkan penghormatan dan keagungan yang diberikan kepada Kristus oleh Allah sebagai konsekuensi dari kerendahan hati-Nya yang tidak terbatas. Kristus ditinggikan oleh Allah dan diberikan nama yang di atas segala nama sebagai penghormatan kepada-Nya. Seluruh alam semesta, baik di surga, di bumi, maupun di bawah bumi, harus tunduk dan mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Hal ini adalah bukti kemuliaan dari Allah Bapa yang mengutus Kristus untuk menyelamatkan dunia ini.
FAQ (Frequently Asked Questions)
Q: Bagaimana kita dapat mengaplikasikan ajaran moral dan spiritual dalam Filipi 2:1-11 dalam kehidupan sehari-hari?
A: Untuk mengaplikasikan ajaran moral dan spiritual dalam Filipi 2:1-11 dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu menghidupi karakteristik Kristus seperti kasih, kerendahan hati, dan pelayanan tanpa pamrih. Kita harus bersikap rendah hati, menghormati dan melayani sesama pengikut Kristus, serta menganggap orang lain lebih utama daripada diri sendiri. Selain itu, kita juga harus menjauhi persaingan dan kesombongan, dan memperhatikan kepentingan orang lain, bukan hanya kepentingan pribadi. Dengan mengikuti teladan Kristus, kita dapat memberikan kesaksian hidup yang menginspirasi dan mencerminkan kasih Kristus kepada orang di sekitar kita.
Q: Apa yang membedakan kerendahan hati Kristus dengan kerendahan hati manusia biasa?
A: Kerendahan hati Kristus berbeda dengan kerendahan hati manusia biasa karena Kristus tidak hanya menjadi rendah hati, tetapi Dia juga taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Kerendahan hati Kristus adalah tentang pengosongan diri-Nya sebagai Allah dan mengambil rupa seorang hamba untuk melayani umat manusia. Kerendahan hati Kristus adalah bukti cinta dan pengorbanan yang luar biasa, yang tidak dapat dicapai dengan kemampuan manusia biasa. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk meniru kerendahan hati-Nya, tetapi kita harus menyadari bahwa kerendahan hati yang sejati hanya dapat dicapai melalui kuasa dan anugerah-Nya.
Kesimpulan dan Tindakan
Penafsiran Filipi 2:1-11 memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana seorang pengikut Kristus harus hidup. Ajaran moral dan spiritual yang terkandung dalam teks ini menekankan pentingnya kasih, kerendahan hati, pelayanan tanpa pamrih, dan menganggap orang lain lebih utama daripada diri sendiri. Ajaran ini menuntun kita untuk hidup dengan sikap rendah hati dan mengikuti teladan Kristus dalam segala aspek kehidupan hidup kita.
Melalui penerapan ajaran ini, kita dapat memberikan dampak positif di dalam gereja dan masyarakat tempat kita tinggal. Kita dapat menjadi saksi hidup yang mencerminkan kasih Kristus kepada orang di sekitar kita. Mari kita buktikan komitmen kita sebagai pengikut Kristus dengan hidup yang sesuai dengan ajaran yang terkandung dalam Filipi 2:1-11.