Pada bagian kitab Yohanes pasca kebangkitan Yesus, tepatnya pada ayat 19 sampai 23, kita diajak untuk melihat momen yang penuh dengan makna mendalam. Namun, sebelum kita memasuki substansi ayat-ayat ini, mari kita nikmati gaya penceritaan yang santai namun tetap informatif.
Seakan menyapa kita dengan kehangatan mentari di pagi hari, cerita ini membawa kita kepada kejadian misterius yang terjadi pada saat murid-murid Yesus bersatu dalam satu rumah. Mungkin beberapa juga merasakan kekacauan dan kecemasan di antara mereka. Mengapa? Karena Mereka takut!
Perlahan tapi pasti, Yesus muncul di tengah mereka dengan salam yang memberikan kedamaian. Melihat sahabat-sahabatNya yang merasa terkunci dalam dinding ketakutan, Yesus berkata, “Damai bagimu!” Ini adalah pesan yang singkat namun penuh dengan makna yang amat dalam.
Dalam situasi seperti ini, kita seolah ditelanjangi oleh pertanyaan yang menggelitik: apa yang dimaksudkan Yesus ketika Ia berkata “Damai bagimu”? Mari kita telusuri bersama dalam ayat-ayat berikutnya.
Sambil mengatakan pepesan kosong, Yesus menunjukkan tangan dan lambungNya yang terluka. Di sinilah jantung cerita ini terletak – Yesus menunjukkan bekas lukaNya yang tak kenal belas kasihan, yang saksi bisu akan perjuangan spiritual dan rasa sakit yang tak terbayangkan.
Dalam momen itu, Yesus juga menarik perhatian para murid dengan perkataan-nya yang luar biasa, “Seperti yang diutus Bapa, Aku mengutus kamu.” Dalam sorotan ini, Yesus memberikan tanggung jawab kepada para murid untuk melanjutkan pekerjaan misionarisNya, melawan ketakutan dan menyebarkan kabar baik kepada setiap orang.
Dan kemudian tiba saatnya, Yesus menghembuskan napasNya ke atas mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus.” Ini merupakan bait yang penuh kuasa, karena dengan napasNya sendiri, Yesus memberikan Roh Kudus sebagai sumber kekuatan, penghiburan, dan panduan. Dalam napasNya yang suci ini, murid-muridNya diberdayakan untuk melakukan karya penyembuhan bagi dunia yang terluka.
Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari perjumpaan ini? Ayat-ayat ini mengingatkan kita untuk tidak membiarkan rasa takut mengendalikan hidup kita. Yesus menawarkan kedamaian ketika Ia hadir di tengah-tengah kita. Kita Diajak untuk mengalami karya-Nya yang tak kenal belas kasihan melalui lukaNya yang menggetarkan hati.
Seperti para murid, kita juga dipanggil untuk menyebarkan kabar baik dan meneruskan karya penyembuhan Yesus. Ketika kita benar-benar menerima Roh Kudus yang diberikan-Nya, semangat dan kesalehan akan memenuhi hidup kita. Kita akan berani dan kuat untuk menjangkau dunia dan memberitakan kasih dan damai yang hanya ditemukan dalam Kristus.
Jadi, mari kita renungkan ayat-ayat yang indah ini dan meminta Roh Kudus hadir di dalam hidup kita. Marilah menghadapi rasa takut dengan kasih dan damai yang Yesus tawarkan, dan semangat untuk menjadi saksiNya yang berani.
Jawaban Yesus bagi Para Murid di Yohanes 20:19-23
Pada pasal 20 dari Injil Yohanes, diceritakan tentang peristiwa setelah Yesus bangkit dari kematian. Ayat 19 hingga 23 memaparkan jawaban yang diberikan Yesus kepada para murid-Nya setelah kebangkitan-Nya. Mari kita telusuri jawaban tersebut dengan penjelasan yang lengkap.
Ayat 19
Pada waktu itu, ketika hari sudah malam pada hari minggu, para murid Yesus berada dalam satu ruangan yang terkunci karena takut kepada orang-orang Yahudi. Tiba-tiba Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka, sambil berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!”
Ayat 20
Ketika Yesus mengucapkan kata-kata tersebut, Ia memperlihatkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya yang ttelah tertusuk saat Ia disalibkan. Melihat tanda-tanda tersebut, para murid menjadi gembira dan merasa lega bahwa Yesus benar-benar hidup.
Ayat 21
Kemudian Yesus berkata lagi kepada mereka, “Seperti Bapa telah mengutus Aku, demikian juga Aku mengutus kamu.” Dengan kata-kata ini, Yesus memberikan tugas dan mandat kepada para murid-Nya untuk melanjutkan karya-Nya di dunia.
Ayat 22
Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Yesus menghembuskan nafas-Nya kepada mereka sambil berkata, “Terimalah Roh Kudus! Jika kamu mengampuni dosa seseorang, dosanya akan diampuni; jika kamu menyatakan dosa orang itu tetap, dosanya akan dibiarkan tetap.” Dalam ayat ini, Yesus memberikan kuasa kepada para murid untuk mengampuni dosa dan menyatakan dosa tetap, dengan kuasa yang diberikan oleh Roh Kudus.
Ayat 23
Jawaban Yesus berlanjut pada ayat ini, “Apabila kamu mengampuni dosa orang, dosanya ditrimakan; apabila kamu menahan orang tetap berdosa, ia tetap berdosa.” Dalam ayat ini, Yesus menekankan bahwa kuasa yang diberikan kepada para murid dalam mengampuni dosa atau menyatakan dosa tetap memiliki dampak yang nyata bagi orang yang menerima atau menolak pengampunan tersebut.
Pertanyaan Umum (FAQ)
1. Apa yang dimaksud dengan damai sejahtera yang Yesus sampaikan kepada para murid?
Damai sejahtera yang Yesus sampaikan bukan hanya sekedar ucapan salam biasa. Damai sejahtera yang Yesus sampaikan adalah damai sejahtera rohani yang hanya diberikan oleh-Nya sebagai hadiah-Nya kepada mereka. Melalui damai sejahtera ini, Yesus memberikan pengharapan dan kedamaian yang berarti kepada para murid dalam situasi yang sulit dan penuh ketakutan.
2. Apa arti pemberian kuasa kepada para murid untuk mengampuni atau menahan dosa?
Pemberian kuasa kepada para murid untuk mengampuni atau menahan dosa adalah sebuah tugas yang diberikan oleh Yesus kepada mereka dalam melayani dan memimpin jemaat-Nya. Kuasa ini tidak berarti bahwa para murid memiliki otoritas untuk mengampuni secara mutlak, melainkan kuasa tersebut adalah kuasa yang diberikan oleh Roh Kudus kepada mereka untuk menyatakan dan memberikan pengampunan dosa dengan berdasarkan kehendak dan kuasa Allah.
Kesimpulan
Dalam jawaban Yesus kepada para murid di Yohanes 20:19-23, kita dapat melihat bahwa setelah kebangkitan-Nya, Yesus memberikan damai sejahtera kepada mereka yang merasa takut dan cemas. Ia juga memberikan tugas dan mandat kepada para murid-Nya untuk melanjutkan karya-Nya di dunia. Selain itu, Yesus memberikan kuasa bagi mereka untuk mengampuni dosa atau menyatakan dosa tetap, dengan kuasa yang diberikan oleh Roh Kudus.
Penegasan Yesus mengenai kuasa ini menunjukkan bahwa pengampunan dosa memiliki dampak yang nyata bagi kehidupan orang yang menerima atau menolaknya. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya memberikan dan menerima pengampunan dalam hubungan kita dengan sesama, sekaligus mengingatkan kita akan kuasa dan kebesaran Tuhan yang bekerja melalui Roh Kudus dalam hidup kita.
Oleh karena itu, mari kita merespon jawaban Yesus ini dengan hati yang terbuka, siap menerima tugas dan kuasa yang diberikan-Nya kepada kita. Mari kita hidup dalam damai sejahtera dan melanjutkan karya-Nya dengan memberikan dan menerima pengampunan, serta melayani dengan penuh kasih di tengah dunia yang membutuhkan pengharapan dan kedamaian.