Barangsiapa yang pernah mendengar peribahasa “barangsiapa kukasihi, ia kutegor dan kuhajar” pasti merasa penasaran dengan maknanya yang dalam. Terdengar seperti sebuah kalimat yang bertentangan, namun sebenarnya menyimpan pesan besar yang sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Secara harfiah, peribahasa ini berarti seseorang yang dicintai atau disayangi sebenarnya juga akan kita tegor dan hajar. Terdengar agak berlebihan, bukan? Namun, jika kita menggali lebih dalam, kita akan menemukan hikmah besar di baliknya.
Peribahasa ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mengasihi seseorang dengan cara yang tulus dan jujur. Ketika kita benar-benar mencintai seseorang, maka kita tidak hanya akan memuji dan memberikan pujian, tetapi juga memberikan kritik dan teguran yang konstruktif jika dibutuhkan.
Hal ini menunjukkan bahwa cinta sejati bukanlah tentang permusuhan, melainkan berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan bersama. Ketika kita mencintai seseorang, kita akan memberikan dukungan dan dorongan yang luar biasa, namun dalam waktu yang sama, kita juga akan memberikan tanggapan yang jujur jika mereka melakukan kesalahan.
Tegoran dan hajaran bukanlah bentuk penghakiman atau penilaian negatif, melainkan sebuah kebijaksanaan. Kita tidak boleh membiarkan seseorang yang kita cintai terjebak dalam kesalahan yang sama berulang kali. Justru dengan memberikan teguran yang tulus, kita membantu mereka untuk tumbuh dan belajar dari kesalahan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali berusaha menghindari konflik atau konfrontasi dengan orang-orang yang kita sayangi. Namun, jika kita melihat lebih jauh, kita akan menyadari bahwa kejujuran dan keterbukaan adalah inti dari sebuah hubungan yang sehat.
Peribahasa ini mengajarkan kita untuk tidak takut melangkah maju dan menghadapi konflik demi perkembangan pribadi dan bersama. Dengan memberikan teguran dan hajaran, kita menciptakan ruang untuk perubahan dan kemajuan yang lebih baik. Karena pada akhirnya, cinta yang sejati adalah tentang saling membantu menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Jadi, tak perlu takut untuk kukasihi seseorang dan kutegor serta kuhajar jika diperlukan. Peribahasa klasik ini mengajarkan kepada kita pentingnya memberikan cinta yang menginspirasi dan memperbaiki. Kita bukanlah musuh mereka, tetapi pendamping yang penuh kasih sayang.
Mungkin sulit pada awalnya, terutama bagi mereka yang merasa bahwa teguran dan hajaran adalah bentuk kedengkian atau penolakan. Namun, jika kita melakukannya dengan niat tulus dan tujuan yang baik, kita akan melihat buahnya dalam perbaikan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Jadi, mari kita arungi perjalanan ini dengan penuh keberanian dan kasih sayang sejati. Kita tidak hanya akan mencintai, tetapi juga akan mengajar dan mendukung orang-orang terdekat kita menuju versi terbaik dari diri mereka. Karena inilah esensi dari peribahasa yang mendalam ini: barangsiapa kukasihi, ia kutegor dan kuhajar!
Mengenal Parameter dalam Pemrograman
Dalam pemrograman, parameter merupakan suatu nilai yang diberikan kepada suatu fungsi atau metode sebagai input. Parameter ini digunakan untuk mengubah atau mengontrol perilaku fungsi, sehingga fungsi tersebut dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pemrograman, terdapat dua jenis parameter yang umum digunakan, yaitu parameter formal dan parameter aktual. Parameter formal merupakan variabel yang dideklarasikan dalam definisi suatu fungsi, sedangkan parameter aktual adalah nilai yang diberikan kepada parameter formal pada saat fungsi dipanggil.
Jadi, ketika kita memanggil suatu fungsi dengan memberikan parameter, nilai dari parameter tersebut akan digunakan oleh fungsi sesuai dengan definisi yang telah ditentukan. Dengan menggunakan parameter, kita dapat mengubah perilaku fungsi berdasarkan nilai yang diberikan.
Contoh Penggunaan Parameter dalam Pemrograman
Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang penggunaan parameter dalam pemrograman, berikut adalah contoh-contoh penggunaan parameter yang umum:
1. Fungsi Penjumlahan
Sebagai contoh, kita akan membuat sebuah fungsi penjumlahan sederhana yang menerima dua angka sebagai parameter dan mengembalikan hasil penjumlahan kedua angka tersebut.
“`python
def penjumlahan(a, b):
hasil = a + b
return hasil
hasil_penjumlahan = penjumlahan(5, 7)
print(hasil_penjumlahan) # Output: 12
“`
Pada contoh di atas, fungsi penjumlahan menerima dua parameter, yaitu `a` dan `b`. Kedua parameter tersebut dijumlahkan, kemudian hasil penjumlahannya dikembalikan menggunakan pernyataan `return`. Hasil penjumlahan tersebut kemudian disimpan dalam variabel `hasil_penjumlahan` dan dicetak ke layar.
2. Fungsi Pembagian
Selain itu, parameter juga dapat digunakan untuk mengontrol perilaku suatu fungsi, seperti dalam contoh berikut:
“`python
def pembagian(a, b):
if b == 0:
print(“Error: Pembagi tidak boleh nol!”)
else:
hasil = a / b
return hasil
hasil_pembagian = pembagian(10, 2)
print(hasil_pembagian) # Output: 5
hasil_pembagian = pembagian(4, 0)
“`
Pada contoh di atas, fungsi pembagian menerima dua parameter, yaitu `a` dan `b`. Pada bagian awal fungsi, terdapat pernyataan `if` untuk memeriksa apakah `b` adalah nol. Jika `b` sama dengan nol, maka akan ditampilkan pesan error. Jika tidak, maka a akan dibagi dengan b dan hasil pembagiannya dikembalikan.
FAQ:
1. Apa bedanya parameter dengan argumen?
Jawab: Parameter dan argumen adalah istilah yang berbeda dalam konteks pemrograman. Parameter merupakan variabel yang dideklarasikan dalam definisi suatu fungsi, sedangkan argumen adalah nilai yang diberikan kepada parameter saat fungsi dipanggil.
Dalam hal ini, parameter seperti “a” dan “b” dideklarasikan di dalam definisi fungsi, sedangkan saat fungsi dipanggil dengan memberikan nilai seperti 5 dan 7, nilai tersebut menjadi argumen yang akan dijadikan nilai pada parameter.
2. Apakah jumlah parameter dalam suatu fungsi harus sama dengan jumlah argumen saat fungsi dipanggil?
Jawab: Tidak, jumlah parameter dalam suatu fungsi tidak harus sama dengan jumlah argumen saat fungsi dipanggil. Namun, jika jumlah parameter lebih sedikit dari jumlah argumen saat dipanggil, maka hanya argumen pertama sampai dengan argumen ke-n yang sesuai dengan jumlah parameter yang akan diterima oleh fungsi tersebut.
Sebagai contoh, jika suatu fungsi memiliki 2 parameter, namun saat dipanggil fungsi tersebut diberikan 3 argumen, maka hanya argumen pertama dan kedua yang akan diterima oleh parameter fungsi tersebut.
Kesimpulan
Parameter merupakan suatu nilai yang diberikan kepada suatu fungsi atau metode sebagai input. Dengan menggunakan parameter, kita dapat mengubah atau mengontrol perilaku fungsi sesuai dengan kebutuhan. Terdapat dua jenis parameter dalam pemrograman, yaitu parameter formal dan parameter aktual.
Dalam pemrograman, penggunaan parameter sangat penting untuk menghasilkan kode yang lebih fleksibel dan dapat digunakan ulang. Dengan menggunakan parameter, kita dapat membuat fungsi yang dapat digunakan untuk berbagai situasi, hanya dengan memberikan nilai yang sesuai pada parameter saat pemanggilan fungsi.
Untuk memahami penggunaan parameter dalam pemrograman, penting untuk mempelajari dan berlatih dengan contoh-contoh penggunaan yang berbeda. Dengan pemahaman yang baik tentang parameter, kita dapat mengoptimalkan penggunaan fungsi dalam program kita dan menghasilkan kode yang lebih efisien.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penggunaan parameter dalam pemrograman, jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan dalam kolom komentar di bawah ini!
