Daftar Isi
Dalam kehidupan sosial, terjadi banyak perubahan dari masa ke masa pada berbagai aspek. Mulai dari perubahan cara komunikasi, berpakaian, hingga teknologi. Berbagai perubahan yang ada pastinya membuat kehidupan menjadi lebih mudah.
Tetapi, ada pula perubahan yang memberikan konsekuensi yang tidak diinginkan. Nah, untuk memahami lebih lanjut seperti apa itu perubahan sosial, di bawah ini sudah ada penjelasan mengenai pengertian hingga penyebab-penyebab perubahan sosial.
Apa itu Perubahan Sosial?
Menurut definisi sederhananya, perubahan sosial adalah perubahan nilai-nilai budaya dan institusi sosial dari masa ke masa. Terdapat empat karakteristik utama dalam perubahan sosial yang akan dijabarkan lebih lanjut berikut ini.
- Perubahan Sosial Terjadi Sepanjang Waktu
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat bahwa pada tahun 2014, terdapat 293.220 kasus kekerasan yang menimpa perempuan di Indonesia. Angka ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2015 menjadi 321.752 kasus.
Data di atas menunjukkan bahwa perubahan sosial terjadi sepanjang waktu. Peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan dapat menunjukkan naiknya level kesenjangan antara laki-laki dan perempuan, atau meningkatnya keberanian perempuan untuk melaporkan kasus kekerasan yang menimpanya kepada pihak berwajib.
- Perubahan Sosial Umumnya Tidak Direncanakan
Ketika Nicholas Appert menemukan cara untuk mengawetkan makanan pada tahun 1810, metode pengawetan yang ia kembangkan digunakan untuk menyuplai makanan pada tentara Perancis. Kini, makanan kaleng dikonsumsi oleh hampir semua orang dan menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia modern. Appert pun tentu saja tidak merencanakan hal ini.
- Perubahan Sosial Mengundang Kontroversi
Wacana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Data dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menunjukkan bahwa pada tahun 2011, sekitar 50,5% masyarakat Indonesia menolak pembangunan PLTN di wilayah Indonesia.
Nuklir memang merupakan topik yang cukup kontroversial, apalagi setelah media memberitakan dampak lingkungan dan kesehatan yang menghantui masyarakat sekitar. Pada akhirnya, apapun keputusan pemerintah terkait pembangunan PLTN ini pasti akan menuai pro dan kontra.
- Beberapa Bentuk Perubahan Sosial Lebih Penting Daripada Perubahan yang Lain
Perubahan gaya berpakaian atau tren makanan umumnya hanya berlangsung sementara dan tidak berdampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat luas. Penemuan antibiotik baru, di sisi lain, dapat mengubah hidup jutaan orang dan meningkatkan angka harapan hidup manusia secara signifikan.
Penyebab Perubahan Sosial
Perubahan sosial dipicu oleh berbagai faktor seperti budaya, konflik, lahirnya gagasan-gagasan baru, serta pertambahan, atau pengurangan penduduk di suatu daerah. Umumnya, perubahan yang terjadi di satu tempat akan turut memancing perubahan di tempat-tempat lainnya.
1. Faktor Budaya
Budaya, atau cara berpikir, bertindak, serta objek-objek material yang membentuk cara hidup sebuah masyarakat berperan penting dalam mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor budaya memicu terjadinya perubahan sosial melalui tiga cara, yaitu invention, discovery, dan diffusion.
- Invention
Cara yang pertama, invention, mengacu pada penciptaan elemen-elemen budaya yang baru. Bagi sosiologi, konsep budaya tidak hanya terbatas pada hal-hal yang sifatnya non-material seperti ide dan gagasan. Budaya juga mencakup benda-benda yang diciptakan oleh manusia, atau dengan kata lain, benda-benda material. Keberhasilan Thomas Alva Edison dalam menciptakan bohlam listrik misalnya, merupakan contoh dari invention yang mengubah hidup masyarakat secara signifikan.
- Discovery
Cara yang kedua, discovery, mengacu pada penemuan aspek-aspek baru dari sebuah benda, atau fenomena yang sudah ada sebelumnya. Discovery berbeda dengan invention karena alih-alih “menciptakan” layaknya invention, discovery “menemukan” hal-hal baru yang belum disadari keberadaannya oleh masyarakat. Contoh dari discovery adalah penemuan planet baru, rumus fisika baru, atau bahkan fungsi daerah otak yang hingga saat ini masih menjadi misteri.
- Diffusion
Cara yang ketiga, diffusion, mengacu pada penyebaran aspek-aspek budaya dari satu tempat ke tempat yang lain. Diffusion, layaknya invention juga dapat melibatkan hal-hal yang bersifat material seperti model berpakaian dan gaya rambut, hingga hal-hal non-material seperti gagasan tentang kesetaraan gender dan radikalisme agama.
Perubahan sosial yang dipicu oleh faktor budaya memang melibatkan elemen-elemen material dan non-material. Namun demikian, perubahan yang sifatnya material umumnya terjadi lebih cepat daripada perubahan non-material.
Sebagai contoh, penemuan alat kontrasepsi (material) memungkinkan individu untuk berhubungan seks tanpa harus memikirkan resiko kehamilan. Tetapi, hadirnya alat kontrasepsi tidak lantas membuat semua orang ingin berhubungan seks.
Bagi beberapa orang, gagasan (non-material) mengenai hubungan seks yang hanya boleh dilakukan pasangan suami-istri masih melekat di dalam benak mereka dan mungkin tidak akan pernah berubah.
2. Faktor Konflik
Konflik layaknya budaya, juga dapat memicu terjadinya perubahan sosial. Sosiolog klasik Karl Marx menyatakan bahwa konflik kelas merupakan motor utama yang mendorong terjadinya perubahan sosial. Marx menyatakan bahwa konflik berkelanjutan antara kelas borjuis (pemilik modal) dan proletar (buruh) akan berakhir dengan kemenangan kelas proletar.
Terlepas dari ramalan Marx yang hingga saat ini belum terbukti kebenarannya, konflik yang lahir dari kesenjangan (baik kesenjangan ekonomi, gender, dan ras) nyatanya memang melahirkan perubahan sosial. Upah minimum yang terus meningkat setiap tahunnya serta komitmen pemerintah untuk menjaga kebhinekaan merupakan contoh nyata dari konflik yang melahirkan perubahan sosial.
3. Faktor Gagasan
Jika Marx yang menyatakan bahwa konflik merupakan motor utama yang mendorong terjadinya perubahan sosial, sosiolog klasik lainnya, Max Weber, memiliki pandangan yang cukup berbeda. Weber berpendapat bahwa akar dari sebuah perubahan sosial adalah ide, atau gagasan yang ada di balik perubahan tersebut.
Sebagai contoh, gagasan kemerdekaan yang dibawa oleh Ir. Soekarno dan pejuang-pejuang kemerdekaan lainnya berhasil membebaskan Indonesia dari jerat kolonialisme. Lebih lanjut, gagasan juga dapat menyatukan orang dalam sebuah gerakan sosial. Gerakan yang bertujuan untuk mengubah sesuatu ini umumnya diikat oleh kesamaan gagasan, seperti bahaya pemanasan global dan pentingnya pemerintahan yang transparan.
4. Faktor Demografi
Faktor-faktor demografi seperti pertambahan, pengurangan, atau perpindahan penduduk juga dapat mendorong terjadinya perubahan sosial. Sebagai contoh, Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2030. Artinya, dalam rentang waktu tersebut, jumlah penduduk usia produktif (15-65 tahun) yang ada di Indonesia akan melebihi jumlah penduduk usia non-produktif (14 tahun ke bawah dan di atas 65 tahun).
Hal ini tentu membawa perubahan yang cukup signifikan. Tingginya penduduk usia produktif dapat memicu laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, pasar juga akan menyesuaikan diri dan mulai menargetkan produk-produk mereka, seperti makanan dan pakaian ke kelompok usia produktif tersebut.
Kesimpulan
Perubahan sosial merupakan konsekuensi logis yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Terlepas dari kontroversi, serta dampak-dampak yang tidak direncanakan dari sebuah perubahan, perubahan sosial akan terus mengubah aspek-aspek material dan non-material yang ada di masyarakat.
Perubahan di aspek budaya, konflik, lahirnya ide-ide baru, hingga pertambahan dan pengurangan penduduk turut mendorong terjadinya sebuah perubahan sosial. Tugas dari sosiologi adalah mengidentifikasi perubahan tersebut, mengkaji faktor-faktor yang memicu perubahan sosial, serta meramalkan dampak dari perubahan tersebut.
Nah, itulah penjelasan mengenai apa itu perubahan sosial dan penyebab yang meliputi perubahan tersebut. Perubahan sosial ini menjadi kajian ilmu sosiologi yang krusial untuk dianalisa terkait faktor dan dampaknya bagi masyarakat.
Sumber:
Keirns, N., dkk. (2012). Introduction to Sociology. Houston: OpenStax College.
Macionis, J. (2012). Sociology (14th ed.). New York: Pearson.