Pandangan Sartre yang Mengganggap Normal Moral itu Subjektif

Paris, Prancis – Pandangan filsuf Prancis, Jean-Paul Sartre, yang menyatakan bahwa konsep normal moral adalah subjektif, seakan menjadi sorotan baru dalam dunia pemikiran abad ke-20. Melalui pendekatannya yang berani, Sartre mencetuskan ide kontroversial yang mengguncang para pemikir moral serta masyarakat pada umumnya.

Menurut Sartre, norma-norma moral yang dianggap objektif dan universal sebenarnya hanyalah hasil konstruksi sosial. Ia berpendapat bahwa tidak ada aturan moral baku yang dapat diterapkan pada semua individu, karena setiap individu memiliki kebebasan untuk menentukan apa yang dianggap baik dan buruk berdasarkan sudut pandangnya sendiri.

“Berkat kebebasan, kita menjadi tanggung jawab atas segala tindakan kita. Kita tidak bisa menyalahkan faktor eksternal atau hukum-hukum moral yang seolah-olah sudah ditentukan oleh supranatural,” tegas Sartre dalam sebuah wawancara pada tahun 1945.

Bagi Sartre, moralitas yang dianggap sebagai batu pijakan dalam menilai tindakan manusia sebenarnya hanyalah ilusi. Ia meyakini bahwa individu-individu harus menghadapi keadaan eksistensial mereka dengan sepenuh hati tanpa tergantung pada pandangan moral yang dibentuk oleh masyarakat.

Meskipun pandangannya tergolong kontroversial, tidak bisa dipungkiri bahwa pendekatan Sartre memberikan suatu perspektif yang berbeda dalam mengkaji tindakan moral manusia. Dalam dunia yang terus berkembang dan penuh dengan perubahan nilai, pendekatan ini membuka ruang bagi individu untuk melakukan refleksi diri dan mempertanyakan keyakinan moral yang telah mapan.

“Bahwa moral adalah benda yang stabil, sebuah kebenaran yang sudah terpahat, itu adalah pemikiran yang terbatas,” ucap Sartre dalam salah satu karyanya yang terkenal.

Dalam dunia yang semakin maju ini, pendekatan Sartre memberikan pengertian bahwa moralitas bukanlah sesuatu yang tetap dan tidak berubah sepanjang masa. Konsep mengenai tindakan moral harus senantiasa dipertanyakan dan disesuaikan dengan keadaan eksistensial individu dalam konteks sosialnya.

Kebebasan yang diemban oleh setiap individu dalam menentukan nilai-nilai moralnya sendiri diyakini Sartre sebagai suatu anugerah dan tanggung jawab sekaligus. Dalam pandangannya, moralitas tidak dapat dipaksakan, melainkan harus dihayati dan dipilih secara sadar oleh diri masing-masing.

Sebagai pembaca, apa pendapat Anda terhadap pandangan Sartre mengenai normal moral sebagai sesuatu yang subjektif? Mari kita sambut dengan pikiran terbuka, seakan membacanya adalah sebuah perjalanan untuk memperluas cakrawala pemahaman kita akan kerumitan moralitas manusia.

Apa Itu Pandangan Sarte?

Pandangan Sarte adalah teori filosofi yang dikemukakan oleh Jean-Paul Sartre, seorang filsuf eksistensialis Perancis. Menurut Sartre, pandangan ini menyatakan bahwa moralitas bersifat subjektif dan tergantung pada individu.

Bagaimana Cara Memahami Pandangan Sarte?

Untuk memahami pandangan Sarte dengan baik, kita perlu mengenal konsep dasarnya, yaitu “eksistensi sebelum esensi”. Konsep ini menyatakan bahwa manusia terlahir ke dunia tanpa esensi atau tujuan yang pasti. Manusia memiliki kebebasan mutlak dalam menentukan makna hidupnya sendiri.

Pandangan Sarte juga menekankan pentingnya otonomi individu dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas tindakan yang diambilnya. Menurut Sarte, manusia adalah “proyek yang terus bergerak” yang tidak dapat menghindari tanggung jawabnya terhadap pilihan-pilihannya.

Tips dalam Mengadopsi Pandangan Sarte

Berikut adalah beberapa tips untuk mengadopsi pandangan Sarte secara efektif:

1. Pahami Kebebasan dan Tanggung Jawab

Anda perlu memahami bahwa kebebasan membawa tanggung jawab. Keputusan dan tindakan Anda memiliki konsekuensi yang harus Anda hadapi. Oleh karena itu, penting untuk bertanggung jawab atas pilihan-pilihan yang Anda buat.

2. Jangan Bergantung pada Norma Eksternal

Pandangan Sarte menolak adanya norma dan nilai moral yang bersifat objektif. Oleh karena itu, jangan terlalu bergantung pada pandangan atau kepercayaan orang lain dalam mengambil keputusan. Dengarkanlah intuisi dan nilai-nilai pribadi Anda sendiri.

3. Pertimbangkan Konsekuensi dan Pengaruh Tindakan Anda

Mengingat bahwa tindakan Anda memiliki konsekuensi, penting untuk mempertimbangkan dampaknya terhadap diri sendiri, orang lain, dan masyarakat. Berpikirlah secara kritis dan rasional sebelum mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi kehidupan Anda dan orang lain.

Kelebihan Pandangan Sarte

Pandangan Sarte memiliki beberapa kelebihan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Memberikan Kebebasan dan Empati

Pandangan Sarte memberikan kebebasan mutlak kepada individu dalam menentukan makna hidupnya sendiri. Ini memberikan ruang untuk pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri yang lebih baik. Selain itu, pandangan ini juga mendorong empati dan pengertian terhadap pilihan dan tindakan orang lain.

2. Menghindari Penilaian Moral yang Ketat

Moralitas yang dianggap subjektif dalam pandangan Sarte menghindarkan kita dari penilaian moral yang ketat dan menyeluruh. Ini memberikan kebebasan untuk menjadi diri sendiri tanpa terkekang oleh ekspektasi dan norma masyarakat yang kadang-kadang tidak sesuai dengan nilai-nilai pribadi.

3. Menghargai Keanekaragaman

Dalam pandangan Sarte, setiap individu adalah proyek yang unik dan tidak dapat diperbandingkan dengan orang lain. Hal ini menghargai keanekaragaman individu dan mendorong penghormatan terhadap perbedaan. Keanekaragaman ini dilihat sebagai kekayaan bagi masyarakat.

Manfaat Pandangan Sarte yang Menganggap Moral Subjektif

Menganggap moral sebagai subjektif dalam pandangan Sarte memiliki beberapa manfaat, antara lain:

1. Mendorong Pemikiran Kritis

Pandangan Sarte menyatakan bahwa moralitas adalah hasil dari pemikiran individu. Ini mendorong individu untuk berpikir secara lebih kritis dan mempertimbangkan nilai-nilai yang melandasi tindakan mereka. Dengan demikian, pandangan ini mengembangkan kemampuan berpikir kritis individu.

2. Memperkaya Perspektif Kehidupan

Mengadopsi pandangan Sarte yang menganggap moral subjektif memberikan perspektif yang lebih luas tentang makna hidup dan eksistensi manusia. Hal ini membantu individu untuk menghargai keberagaman pandangan dan nilai-nilai yang ada, yang pada gilirannya dapat memperkaya kehidupan mereka sendiri.

3. Mempertajam Kemampuan Mengambil Keputusan

Pandangan Sarte yang menganggap moral subjektif memberikan kebebasan mutlak kepada individu dalam mengambil keputusan. Ini memaksa individu untuk mempertajam kemampuan dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka. Dengan mempertajam kemampuan ini, individu dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

FAQ (Frequently Asked Questions)

Apakah Pandangan Sarte Sejalan dengan Etika Religius?

Pandangan Sarte yang menganggap moral subjektif mungkin tidak sejalan dengan etika religius yang menganggap moral sebagai sesuatu yang objektif dan ditentukan oleh kehendak Tuhan. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebebasan beragama dan hak untuk menjalankan kepercayaannya masing-masing.

Bagaimana Pandangan Sarte Mempengaruhi Tanggung Jawab Sosial?

Pandangan Sarte yang menganggap moral subjektif tidak meniadakan tanggung jawab sosial individu. Sebaliknya, individu tetap bertanggung jawab terhadap tindakan mereka dan mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat. Dalam pandangan Sarte, tanggung jawab sosial timbul dari kesadaran individu akan kebebasan dan dampak tindakan mereka.

Kesimpulan

Pandangan Sarte yang menganggap moral subjektif menawarkan perspektif yang menarik dalam memahami makna hidup dan tanggung jawab individu. Dengan mengadopsi pandangan ini, individu dapat memperoleh kebebasan, kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, dan penghargaan terhadap keanekaragaman nilai-nilai manusia.

Jangan takut untuk menjalankan kebebasan berpikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai pribadi Anda. Ingatlah bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, oleh karena itu, selalu bertanggung jawablah atas pilihan-pilihan Anda. Dengan demikian, Anda dapat hidup lebih bermakna dan memiliki pengaruh positif dalam kehidupan Anda dan orang lain.

Artikel Terbaru

Putra Jihan Aziz

Putra Jihan Aziz M.E

Mengajar di bidang ekonomi kreatif dan mengelola bisnis. Antara teori ekonomi dan inovasi, aku menjelajahi kebijaksanaan dan kreativitas bisnis.