Bumi adalah salah satu planet ideal yang cocok untuk unsur-unsur kehidupan. Dari ribuan atau jutaan tahun yang lalu Bumi sudah terlihat tanda-tanda kehidupan. Ketika hewan-hewan besar seperti dinosaurus merajai Bumi yang dikenal dengan zaman jurasic. Sampai saat ini sudah ditemukan fosil sebagai bukti bahwa berjuta-juta tahun yang lalu sudah ada hewan yang menghuni Bumi.
Sebuah pertanyaan muncul sekarang. Kapan Bumi ini tercipta? Dan bagaimana Bumi tempat kita tinggal ini terbentuk? Yaps, Bumi seperti halnya alam semesta, Bumi memiliki awal pembentukannya. Proses pembentukan bumi beserta alam semesta adalah satu kesatuan sistem. Ada beberapa teori pembentukan bumi yang dikemukakan ahli sebagai berikut:
Teori Pembentukan Bumi
Teori Pasang Surut Gas
Teori pasang surut gas dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffrey tahun 1917. Mereka adalah ilmuwan dari Inggris. Berikut ini adalah teori pasang surut.
“Bahwa pada zaman dahulu di dekat matahari lewatlah sebuah bintang yang besar. Karena gaya tarik bintang, sebagian dari massa Matahari membentuk tonjolan ke arah bintang itu. Kemudian bersamaan dengan menjauhnya bintang itu, tonjolan massa matahari terlepas membentuk cerutu. Massa gas yang terbentuk lalu terputus-putus membentuk tetesan raksasa dengan ukuran yang berbeda. Tetesan gas tersebut lama-lama membeku dan membentuk sebuah planet.”
Baca juga: 10 Konsep Essensial Geografi
Teori Ledakan Besar
Teori ledakan besar atau big bang menjadi salah satu teori pembentukan bumi yang paling terkenal. Mulanya, terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut terlempar ke luar dan berkumpul membentuk cakram raksasa. Kemudian, gumpalan kabut raksasa itu meledak sehingga galaksi dan nebula-nebula.
Selama bermiliar tahun, nebula tersebut membeku dan membentuk galaksi-galaksi termasuk Galaksi Bima Sakti. Bagian yang ringan yang keluar mengalami kondensasi, mendingin dan memadat membentuk planet-planet di Tata Surya termasuk Bumi.
Hipotesis Nebula
Teori pembentukan bumi ini dikemukakan pertama kali oleh Immanuel Kant (1724-1804) kemudian disempurnakan oleh Laplace. Sehingga teori ini juga dikenal dengan hipotesis Nebula Kant-Laplace.
“Tata surya dan Bumi berasal dari bola gas (nebula) yang bersuhu tinggi dan berputar cepat karena prputaran cepat, maka sebagian massa kabut lepas. Bagian yang terlepas berputar terus, karena pengaruh pendinginan lama-lama berubah menjadi planet termasuk bumi”
Teori Planetisimal
Teori ini dikemukakan oleh Moulton, seorang ahli astronomi dan Chamberlain ahli geologi. Dalam kabut terdapat material yang berhamburan yang disebut Planetesimal. Benda padat ini yang kemudian saling tarik-menarik di antara sesamanya. Karena gaya gravitasi masing-masing material hamburan, lama-kelamaan terbentuklah gumpalan yang besar yang dinamakan Planet.
Teori Bintang Kembar
Teori pembentukan bumi yang satu ini dicetuskan oleh ahli astronomi Raymond Arthur Lyttleton. Menurutnya, galaksi merupakan kombinasi dari bintang kembar. Pada suatu masa, melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar itu. Akibatnya, bintang tersebut hancur menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet mengelilingi bintang yang tidak hancur.
Proses Pembentukan Muka Bumi
Pada awal proses pembentukan muka bumi, setiap bagian akan terpisah-pisah sesuai dengan beratnya. Bagian yang berat akan memusat membentuk inti yang dinamakan Barifer (Inti Bumi). Bagian-bagian yang ringan akan membentuk kerak Bumi (lithosfer).
Seiring berjalannya waktu, Bumi yang awalnya berupa bola panas mengalami pendinginan. Ketika pendinginan menjapai 1000 C akan mengalami kondensasi. Setelah kondensasi maka akan terjadi hujan. Turunnya hujan membuat bagian bumi yang rendah terisi air. Sehingga proses ini akan membentuk lapisan hidrosfer. Di sisi lain akan terbentuk lapisan atmosfer.
Lapisan litosfer membentuk satu benua yang besar dinamakan Pangea. Lalu, bagaimana Pangea dapat berubah menjadi benua-benua sekarang? Banyak teori proses pembentukan muka bumi yang menjelaskan bahwa bumi selalu bergerak, semua akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Teori Apungan dan Pergeseran Benua (Continental Drift)
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener. Teori ini mengemukakan bahwa pada awal proses pembentukan muka bumi dulunya adalah satu benua yang disebut Pangea. Sekitar 135 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua benua, yaitu di sebelah utara disebut Laurasia dan di bagian selatan disebut Gondwana. Kedua benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Bekas Laut Tethys merupakan jalur minyak bumi disekitar Timur Tengah. Baik Laurasia dan Godwana mengalami pecah dan bergerak tak beraturan dengan kecpatan 1-10 cm per tahun.
Laurasia merupakan cikal bakal benua yang terletak di utara ekuator meliputi Eurasi, Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sedangkan Godwana merupakan cikal bakal dari benua Australia, Amerika Selatan, Afrika, Sub benua India, dan Antartika.
Berbagai bukti dari teori ini antara lain:
- Adanya persamaan formasi geologi dari pantai timur Amerika Utara dan Amerika Selatan dan garis kontur Eropa Barat dan Afrika. Buktinya, ada kesamaan formasi geologi sepanjang pantai Afrika Barat (dari Sierra Leone – Tanjung Afrika Selatan) dengan formasi geologi pantai timur Amerika (dari Peru – Balsia Blanca).
- Adanya gerakan Pulau Greenland menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 cm per tahun dan Pulau Madagaskar menjauhi Afrika Selatan sejauh 9 cm
Menurut Wenger, benua-benua yang sekarang dulunya satu yang disebut benua Pangaea. Benua pecah, di bagian selatan bergerak menuju ke barat dan ke utara menuju khatulistiwa maka terjadilah hal-hal berikut:
- Samudra dan benua mengapung sendiri-sendiri
- Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika bergerak ke arah barat sehingga terjadi lipatan permukaan bumi yang berwujud pegunungan di pantai barat Amerika dari arah utara – selatan.
- Adanya kegiatan gempa bumi dasyat di sepanjang patahan St. Andreas dekat pantai barat Amerika Serikat.
- Samudra Hindia mendesak ke arah utara sehingga benua India yang terdesak menimbulkan lipatan pegunungan Himalaya
- Benua-benua masih aktif bergerak. Hal ini dibuktikan dengan semakin melebarnya celar alur dasar samudra.
2. Teori Laurasia –Godwana
Teori ini dikemukakan oleh Edward Suess ahli Geologi dari Austria. Teori ini mengatakan jika pada awalnya di Bumi ini ada dua benua, yaitu Laurasia (di Kutub Utara) dan Godwana (di Kutub Selatan). Kedua benua itu pecah, dan pecahannya bergerak ke bidang ekuator. Godwana pecah menjadi Amerika Selatan, Australia, India, dan Antartika. Sedangkan Laurasia pecah menjadi Amerika Utara, Eurasia, dan Afrika.
3. Teori Kontraksi
Teori Kontraksi dikemukakan oleh Des Crates. Teori ini menjelaskan bahwa bumi ini menyusut dan mengkerut sehingga terciptalah banyak lembah dan gunung.
4. Teori Konveksi (Convection Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harru H. Hess kemudian dikembangkan lagi oleh Robert Diesz. Teori ini juga disebut sebagai teori pemekaran dasar samudra (sea floor spreading).
Teori ini menyatakan jika di dalam bumi masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus koveksi ke arah lapisan kerak bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi membawa materi sampai ke permukaan di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi baru yang menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
5. Teori Lempeng Tektonik
Teori ini dikemukakan oleh Toso Wilzo (1968) Teori lempeng tektonik menyatakan bahwa bagian luar Bumi yaitu bagian Lithosfer, terdiri atas beberapa lempeng. Teori lempeng tektonik merupakan teori proses pembentukan muka bumi yang paling diterima saat ini. Lempeng tektonik ini berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng tektonik ini selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer di bawah lempeng bumi.
Litosfer terdiri atas dua lempeng, lempeng benua dan samudra. Lempeng samudra tersusun atas batuan basa dan ketebalan 10 km. sedangkan lempeng benua tersusun atas batuan asam dengan ketebalan 40 km.
Saat ini terdapat sembilan lempeng utama yaitu : Lempeng Afrika, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Karibia, Lempeng Nazca, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Arabia, dan Lempeng Antartika. Disamping tu terdapat lempeng yang kecil seperti Lempeng Filipina dan Lempeng Scotia.
Ada tiga tipe lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis pergerakannya, yaitu :
- Konvergensi, yaitu gerakan tumbuk menumbuk lempeng tektonik. Tumbukan lempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dengan benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera. Zona terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut Zone Konvergen. Contohnya:
- Tumbukan antara lempeng India dengan lempeng Benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan Himalaya.
- Tumbukan lempeng Benua Eropa dengan Italia terbentuk Pegunungan Alpen.
Zona berupa jalur tumbukan antarlempeng benua dengan lempeng samudra, disebut zona subduksi. Contohnya, tumbukan antara lempeng Samudra Pasifik dengan lempeng benua Amerika menghasilkan Pengunungan Rocky dan Pegunungan Andes.
Akibat dari gerak lempeng yang bertumbukan bisa menyebabkan gempa, munculnya bentang alam pegunungan, ataupun terbentuknya palung. Pegunungan di deretan Pulau Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, merupakan akibat pembengkakan lempeng benua. Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara pada Desember 2004 akibat adanya tumbukan antara lempeng samudera Indo-Australia terhadap lempeng benua Asia.
- Divergensi, yaitu gerak saling menjauh antarlempeng tektonik. Contoh gerakan saling menjauh antara lain lempeng Afrika dengan Amerika bagian selatan. Zona yang dihasilkan berupa zona divergen. Akibat dari gerak ini akan menimbulkan aktivitas vulkanik laut dalam.
- Sesar mendatar (transform), yaitu gerak saling bergesekan (berlawanan arah) antar lempeng tektonik. Contohnya, gesekan antara lempeng Benua Amerika Utara dengan lempeng Samudra Pasifik mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepangjang 1.200 km dari Los Angeles sampai San Fransisco.
Perkembangan Kehidupan di Bumi
Bumi diperkirakan terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun silam. Pembentukan bumi berjalan lambat. Maka, untuk mengetahui perubahan Bumi, para ahli heologi menggunakan skala waku geologi.
Permulaan Dunia: Kehidupan di Air
- Periode Pra Cambria (4,6 miliar- 570 juta tahun yang lalu)
Merupakan periode tertua dan terlama. Selama 4 miliar tahun terbentuk benua dan samudra. Kehidupan muncul sekitar 500 juta tahun kemudian ketika organisme selular mulai tampak, ganggang dan bakteri.
- Periode Cambria (570-505 juta tahun yang lalu)
Berbagai kelompok hewan tak bertulang belakang muncul di laut dangkal.
- Peroide Ordovicia (505-440 juta tahun yang lalu)
Hewan bertulang belakang muncul pertama kali di periode ini.
Penaklukan Bumi
- Periode Silur (440-410 juta tahun lalu)
Tumbuhan daratan yang pertama dan muncul ikan dengan rahang
- Periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu)
Muncul amfibi dan keanekaragaman ikan bertambah. Mulai tumbuh tanaman pakis.
- Period Carbon (360-286 juta tahun yang lalu)
Kenaikan permukaan laut menimbulkan pembentukan rawa besar. Tumbuhan mati dan membusuk, membentuk lapisan yang menjadi cadangan batu bara. Binatang melata mulai muncul.
Kemunculan Reptil, Mamalia, dan Dinosaurus
- Periode Permia (286-245 juta tahun lalu)
Populasi reptil mengalahkan ampibi bersamaan dengan semakin keringnya iklim. Hanya ada satu benua yaitu Pangea.
- Periode Trias (245-208 juta yahun lalu)
Pangea pecah menjadi lima benua sekarang mamalia, dinosaurus, reptil bermunculan.
- Periode Jura (208-145 juta tahun lalu)
Benua terpisah menghasilkan jurang yang disebut Samudra Atlantik. Plateosaurus dan brontosaurus mendominasi bumi. Burung bermunculan dan tumbuh tumbuhan berbunga.
Kedatangan manusia
- Periode Kapur (145-65 juta tahun lalu)
Dinosaurus musnah karena tumbukan meteoroid raksasa yang mengakibatkan musnahnya ¾ dari semua spesies hewan dan binatang.
- Periode Tersier (6501,6 juta tahun lalu)
Primata dan kera muncul. Mamalia beraneka ragam, seperti kuda, gajah, badak, dan unta mengalami evolusi. Pendinginan iklim memicu pembentukan rumput.
- Periode Kuarter (1,6 juta tahun lalu-sekarang)
Ditandai dengan empat zaman es. Selama periode ini, muncul mamalia dan burung. Manusia yang muncul mulai dari Homo habilis, homo erectus, dan Homo sapiens.
Baca juga: Pengetahuan Dasar Pemetaan
Nah, seperti itu sejarah pembentukan bumi dan perkembangannya. Ternyata sangat panjang dan memerlukan waktu miliaran tahun. Semoga bisa bermanfaat ya ilmunya.
Sumber:
Bayong Tjasyono, HK. (2009). Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Rosda
Offset.Gatot Harmanto. (2016). Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Penerbit Yrama Widya