Sumaryono 1995 Bercerita Mengenai Dua Golongan Moral yang Dipaparkannya dengan Santai

Sumaryono 1995, seorang ahli filsafat moral terkemuka, telah membagi moral menjadi dua golongan utama yang menarik minat para akademisi dan penikmat filsafat. Tidak serius seperti teori muram sebelumnya, Sumaryono mengungkapkannya dengan nada yang santai, memberikan pembaca kesempatan untuk merenung dan tertawa sekaligus.

Golongan Pertama: “Moral Baik-gitu-lucu-deh”

Menurut Sumaryono, kelompok pertama moral adalah yang dia sebut sebagai “Moral Baik-gitu-lucu-deh”. Ya, tidak peduli seberapa serius kita melihat kebijakan dan tindakan moral seseorang, ada saat-saat yang membuat kita tersenyum dan berpikir, “Nah, gitu ya, memang lucu juga!”.

Contoh terbaik dari golongan ini adalah ketika kita melihat seorang kakek-kakek yang tidak bisa menolak rayuan cucunya untuk memberi dia sebongkah cokelat ekstra. Dalam konteks moral, tindakan cucu meminta cokelat mungkin bisa dibilang kurang etis, tetapi bagaimana bisa kita tidak tergerak oleh perbuatan yang menggemaskan ini? Itulah tipe “Moral Baik-gitu-lucu-deh” menurut Sumaryono.

Golongan Kedua: “Moral Modal Curhat Gaes”

Golongan moral kedua yang dikemukakan oleh Sumaryono adalah yang disebutnya sebagai “Moral Modal Curhat Gaes”. Jika kelompok pertama membuat kita tersenyum, kelompok kedua ini membuat kita menggelengkan kepala sambil berkata, “Memangnya, dunia ini nggak punya masalah yang lebih besar?”.

Cerita tentang “Moral Modal Curhat Gaes” sering kali membawa kita pada situasi di mana moralitas dihadapkan dengan pada masalah yang terasa relatif kecil dan mungkin tidak sangat berarti dalam skala permasalahan global. Misalnya, apakah kita harus menyanyikan lagu nasional sebelum kita tidur atau mengenakan kaus kaki berwarna yang tidak sesuai dengan pakaian kita. Meskipun mungkin penting bagi beberapa orang, bagi banyak orang lainnya, ini adalah isu yang tidak perlu difikirkan dengan serius.

Dalam esai yang menarik ini, Sumaryono mendesak pembaca untuk tidak terlalu tegang dan serius menghadapi moralitas. Ia merangkum dengan cerdas dan mengiringi pembaca pada kesimpulan bahwa moralitas juga bisa menjadi sumber hiburan dan kegembiraan.

Tampaknya Sumaryono berhasil melihat sisi yang lebih santai dalam pertanyaan moral yang seringkali membingungkan. Dari kedua golongan moral yang diungkapkannya, kita dapat belajar bahwa itu tidak selalu tentang ketegangan dan keputusan sulit. Terkadang, sisi lucu dan sepele dari masalah moral justru memberikan kehidupan warna yang lebih besar.

Apa itu Moral dan Bagaimana Sumaryono 1995 Membedakannya menjadi Dua Golongan?

Moral adalah sebuah konsep yang mengacu pada nilai-nilai yang dipegang oleh individu atau kelompok dalam menilai apa yang benar atau salah. Masalah moral berkaitan dengan bagaimana kita seharusnya bertindak dalam situasi-situasi tertentu atau apa yang dianggap benar atau salah oleh masyarakat.

Sumaryono 1995 adalah seorang ahli dalam bidang etika dan moral yang telah mengidentifikasi dan membedakan moral menjadi dua golongan utama, yaitu moralitas deontologis dan moralitas konsekuensialis. Dalam pemahaman Sumaryono, moralitas deontologis berfokus pada tindakan itu sendiri, sementara moralitas konsekuensialis berfokus pada akibat dari tindakan tersebut.

Moralitas Deontologis

Moralitas deontologis adalah pendekatan dalam menilai tindakan berdasarkan pada kaidah-kaidah moral yang telah ditetapkan. Kaidah-kaidah ini bisa berupa aturan, nilai-nilai, atau prinsip-prinsip yang dijadikan patokan dalam mengambil keputusan moral. Dalam pandangan moralitas deontologis, sebuah tindakan dianggap baik atau benar jika sesuai dengan kaidah-kaidah moral yang berlaku, terlepas dari akibat yang ditimbulkannya.

Contoh dari moralitas deontologis adalah etika kantian yang dikembangkan oleh Immanuel Kant. Etika kantian mendasarkan penilaian moral pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moral yang universal dan tidak boleh dilanggar, seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Dalam etika kantian, penting untuk bertindak sesuai dengan kewajiban moral yang ada, bahkan jika akibatnya tidak menguntungkan bagi diri sendiri atau orang lain.

Moralitas Konsekuensialis

Moralitas konsekuensialis, di sisi lain, adalah pendekatan dalam menilai tindakan berdasarkan pada akibat yang ditimbulkannya. Dalam pandangan moralitas konsekuensialis, sebuah tindakan dianggap baik atau benar jika menghasilkan akibat yang positif atau memberikan manfaat yang maksimal bagi jumlah orang yang terlibat.

Salah satu teori moralitas konsekuensialis yang terkenal adalah utilitarianisme yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill. Utilitarianisme berpendapat bahwa sebuah tindakan dianggap benar jika menghasilkan kebahagiaan atau utilitas yang maksimal bagi jumlah orang yang terlibat. Dalam utilitarianisme, penting untuk mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan tersebut dan mengoptimalkan kebahagiaan secara keseluruhan.

Cara Mengaplikasikan Moralitas dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai situasi moral yang membutuhkan keputusan atau tindakan. Oleh karena itu, penting untuk dapat mengaplikasikan moralitas dalam kehidupan sehari-hari dengan bijaksana. Berikut adalah beberapa tips dalam mengaplikasikan moralitas:

1. Mengetahui Nilai-nilai Moral yang Berlaku

Langkah pertama dalam mengaplikasikan moralitas adalah dengan mengetahui nilai-nilai moral yang berlaku dalam masyarakat atau budaya tempat tinggal kita. Setiap masyarakat atau budaya memiliki nilai-nilai yang berbeda dalam menilai tindakan yang baik atau buruk. Dengan mengetahui nilai-nilai moral yang berlaku, kita dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam situasi yang dihadapi.

2. Refleksi Diri

Refleksi diri adalah proses mengintrospeksi nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita pegang dan mengapa kita memegangnya. Dengan melakukan refleksi diri, kita dapat menemukan akar dari keyakinan moral kita dan memperkuat pengambilan keputusan moral yang lebih bermakna.

3. Mengukur Implikasi dari Tindakan

Sebelum mengambil keputusan moral, penting untuk memikirkan implikasi atau konsekuensi dari tindakan tersebut. Apakah tindakan tersebut akan memberikan manfaat atau bahkan merugikan orang lain? Dengan mempertimbangkan implikasi dari tindakan, kita dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil sesuai dengan nilai-nilai moral yang kita pegang.

4. Pikirkan Mengenai Prinsip-Prinsip Moral yang Relevan

Dalam mengambil keputusan moral, pikirkan mengenai prinsip-prinsip moral yang relevan dengan situasi yang dihadapi. Apakah situasi tersebut melibatkan prinsip keadilan, kesetaraan, atau penghormatan terhadap martabat manusia? Dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip moral yang relevan, kita dapat membuat keputusan yang lebih koheren dan konsisten dengan nilai-nilai moral yang kita anut.

5. Diskusikan dengan Orang Lain

Ketika dihadapkan pada situasi yang sulit dalam memilih tindakan yang baik, jangan ragu untuk berdiskusi dengan orang lain. Diskusi dengan orang lain dapat membantu kita mendapatkan sudut pandang yang berbeda dan melihat implikasi moral dari berbagai sudut pandang yang berbeda pula. Dengan mendengarkan pendapat orang lain, kita dapat memperoleh perspektif yang lebih luas dan membuat keputusan yang lebih bijaksana.

FAQ – Tanya Jawab

1. Apakah ada hubungan antara moralitas deontologis dan moralitas konsekuensialis?

Meskipun moralitas deontologis dan moralitas konsekuensialis memiliki pendekatan yang berbeda dalam menilai tindakan moral, mereka tidak saling eksklusif. Sebuah tindakan yang dianggap baik dalam moralitas deontologis juga bisa menghasilkan akibat yang positif dan sesuai dengan moralitas konsekuensialis. Demikian pula, sebuah tindakan yang dianggap baik dalam moralitas konsekuensialis biasanya juga sesuai dengan kaidah-kaidah moral yang ada dalam moralitas deontologis.

2. Apakah ada pendekatan moral lain selain moralitas deontologis dan moralitas konsekuensialis?

Selain moralitas deontologis dan moralitas konsekuensialis, masih ada banyak pendekatan moral lain yang dikembangkan oleh ahli dan filsuf moral. Beberapa pendekatan moral yang terkenal antara lain etika kesusilaan, etika hak-hak asasi manusia, etika kebajikan, dan etika paparan terhadap risiko. Setiap pendekatan moral memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menilai tindakan moral dan memberikan panduan dalam mengambil keputusan.

Artikel Terbaru

Vicky Wirawan S.Pd.

Penulis yang senang belajar. Saya adalah dosen yang suka mengajar, membaca, dan menulis.