Ketika kamu berada di pegununan dan melihat hamparan permukaan bumi yang ada di bawahnya, kamu akan melihat ada barisan pemukiman, hamparan sawah nan hijau, jalur transportasi, sungai, danau, dan sebagainya. Terasa luas permukaan bumi ini.
Tetapi ketika melihat peta, merasakan jika kota yang kamu tinggali sangat berdekatan dengan kota tetangga. Walaupun kenyataanya itu jauh jika ingin mencapainya. Bingung? Yuk, cari tahu lebih lanjut lagi tentang peta dan pemetaan!
Daftar Isi
Definisi Peta
Melalui peta, seseorang dapat mengamati permukaan bumi lebih luas dari batas pandang manusia. Ilmu yang mempelajari teknik pembuatan peta disebut kartografi. Menurut beberapa ahli, peta dapat didefinisikan sebagai berikut:
- Menurut International Cartographic Association (ICA), peta adalah suatu gambaran permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.
- Erwin Raiz menyatakan peta merupakan gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil dan kenampakannya terlihat dari atas dan ditambah tulisan penjelas.
- Soetarjo Soejosumarmo, peta adalah lukisan dngan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut dengan skala.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat diartikan jika peta merupakan gambaran keseluruhan atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dngan skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar melalui sistem proyeksi.
Baca juga: 10 Konsep Essensial Geografi
Fungsi Peta
Peta sangat bermanfaat bagi manusia karena menyajikan kondisi fisik dan sosial yang terdapat di permukaan bumi. Berikut merupakan fungsi peta yaitu:
- Menunjukkan lokasi atau letak suatu tempat di permukaan bumi
- Menujukkan jarak lurus suatu tempat dengan tempat lain yang terdapat di permukaan bumi
- Menggambarkan luas dan bentuk wilayah
- Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah
- Sebagai tempat penyimpan data informasi dan alat penyajian informasi
- Sebagai sumber data yang dapat digunakan dalam berbagai perencanaan pembangunan.
- Alat untuk mempelajari hubungan timbal balik antara fenomena-fenomena geografi di permukaan bumi
- Membantu penelitian sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti
- Salah satu alat analisis untuk mendapatkan sebuah kesimpulan
Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah teknik penggambaran dari bentuk bumi yang bulat ke bidang datar. Macam-macam proyeksi peta:
Proyeksi Azimuthal/Zenithal
Proyeksi azimuthal merupakan proyeksi peta menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Sumbu simetri dari proyeksi ini adalah garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus terhadap bidang datar. Proyeksi ini digunakan untuk memetakan daerah kutub. Macam-macam proyeksi azimuthal:
- Proyeksi azimuth normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub
- Proyeksi azimut transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator
- Proyeksi azimuth oblique/miring yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara ekuator dengan kutub.
Proyeksi Kerucut
Proyeksi kerucut merupakan proyeksi pada peta yang menggunakan bidang kerucut sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini cocok digunakan untuk menggambarkan daerah yang berada di lintang 450. Proyeksi ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Proyeksi kerucut normal/standar, yaitu jika garis singgung bidang yang sejajar/paralel
- Proyeksi kerucut transversal, yaitu jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus
- Proyeksi kerucut oblique/miring, yaitu jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.
Proyeksi Silinder (cylindrical)
Proyeksi silinder merupakan proyeksi peta menggunakan silinder sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini cocok memetakan daerah khatulistiwa. Keuntungan menggunakan proyeksi silinder:
- Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa
- Dapat menggambarkan daerah yang luas
- Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus
- Semakin mendekati kutub semakin luas wilayahnya.
Komponen Peta
Peta harus dilengkapi berbagai macam unsur kelengkapannya yang bertujuan untuk mempermudah penggunaan dalam membaca dan memahami peta.
Judul Peta
Judul peta merupakan deskripsi singkat yang memuat informasi umum yang digambarkan dalam peta. Peta harus memiliki judul untuk sebagai cerminan isi peta. Sehingga judul peta haruslah singkat dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Skala Peta
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak datar pada peta dengan jarak yang sebenarnya pada permukaan bumi. Skala peta dibedakan atas:
- Skala angka adalah skala peta yang dinyatakan dalam bentuk angka. Skala ini sering disebut skala numerik atau skala pecahan. Misalnya, skala 1: 50.000.
- Skala garis adalah jenis peta yang dinyatakan dalam bentuk garis. Garis tersebut dalam ukuran yang sama. Skala garis disebut juga skala grafis.
- Skala verbal adalah skala peta dalam bentuk kalimat. Misalnya, 1 cm ke 1 km, artinya 1 cm berbanding 1 km.
Skala peta dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Tanda Orientasi
Tanda orientasi atau mata angin biasanya berupa tanda panah menunjuk ke utara. Pencantuman tanda orientasi ini memiliki arti yang cukup penting bagi suatu peta, untuk menghindari kekeliruan arah.
Simbol dan Warna Peta
Simbol peta adalah suatu gambar atau tanda di peta yang memiliki makna untuk menggambarkan fenomena di permukaan bumi. Simbol haruslah sederhana sehingga mudah dimengerti dan bersifat umum. Menurut bentuknya, simbol dibedakan atas:
- Simbol titik digunakan untuk menyajikan tempat atau posisi. Seperti kota, gedung, pelabuhan, sekolah, candi, stasiun, dan sebagainya.
- Simbol garis, digunakan untuk menyajikan unsur-unsur yang memanjang seperti jalan raya, jalan kereta api, sungai, garis, pantai, dan batang administrasi.
- Simbol area, digunakan untuk menggambarkan unsur-unsur yang memiliki luas seperti hutan, sawah, rawa, dan tegalan.
Berdasarkan sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi dua macam:
- Simbol kualitatif, simbol yang digunakan untuk membedakan persebaran suatu benda yang akan digambar. Misalnya menggambarkan daerah persebaran barang tambang, ada batu bara, minyak bumi, emas, dsb
- Simbol kuantitatif, yaitu simbol yang digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah. Misalnya, simbol yang menggambarkan kepadatan penduduk.
Warna peta digunakan untuk mencirikan sekaligus untuk membedakan kenampakan objek di permukaan bumi, memberikan kualitas pada simbol peta, dan untuk estetika. Pada umumnya ada beberapa warna yang digunakan di peta seperti warna biru untuk laut, hijau untuk dataran rendah, coklat untuk pegunungan, dan kuning untuk dataran tinggi.
Legenda
Legenda merupakan penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat di dalam peta. Tujuannya untuk mempermudah dalam pembacaan peta. Legenda umumnya terletak di sebelah kiri, kanan, atau bawah di dalam garis tepi peta.
Garis Koordinat/Astronomis
Garis astronomis adalah garis koordinat berupa garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melintang di atas permukaan bumi dari arah barat ke timur sejajar dengan garis katulistiwa (lintang 00). Ada pun garis bujur (meridian) adalah garis khayal vertikal dari arah utara ke selatan yang membagi bola bumi menjadi belahan barat dan timur.
Daerah di Indonesia yang di lewati garis lintang 00 adalah Kota Pontianak (Kalimantan Barat) dan Kota Bonjol (Sumatra Barat). Sedangkan garis meridian 00 melewati Kota Greenwich di Inggris. Fungsi garis astronomis pada peta tematik untuk menunjukkan posisi suatu titik di permukaan bumi.
Peta Inset
Peta inset adalah peta berukuran kecil yang disisipkan pada peta utama. Pada umumnya, peta inset diletakkan di sebagian sisi kiri, kanan, atau bawah pada ruang yang agak longgar pada peta. Tujuan adanya peta inset sebagai berikut:
- Menunjukkan lokasi pada peta inti kaitannya dengan wilayah sekitar
- Memperjelas peta utama, baik fenomena fisik ataupun sosial budaya
- Menghemat ruang pada peta inti
Garis Tepi Peta
Garis tepi merupakan garis yang membatasi informasi yang terdapat di peta. Bisa disebut juga garis bingkai.
Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber pembuatan peta merupakan referensi dari mana peta dan data berasal. Misalnya, sumber data peta seperti kutipan (peta topografi), sumber data (BPS, dinas pertanian, dinas peternakan, dll) perlu dicantumkan data kebenarannya.
Tahun pembuatan perlu dicantumkan untuk peta yang menggambarkan data atau keadaan yang mengalami perubahan.
Tipe Huruf (Lattering)
Lattering merupakan tulisan atau angka yang terdapat di peta, berfungsi untuk mempertegas arti simbol yang terdapat di peta. Tulisan lattering ditulis dengan huruf kecil yang representatif dengan besar peta. Setiap nama simbol menggunakan huruf standar, seperti romawi, italic, tebal, dan tipis.
Jenis-jenis Peta
Peta dapat dibedakan berdasarkan jenisnya seperti:
Berdasarkan Skala
Peta dapat dibedakan menjadi lima macam:
- Peta skala sangat besar (kadaster) dengan skala 1:100 sampai 1: 5000. Peta ini biasa digunakan untuk menggambarkan peta tanah dalam sertifikat hak milik tanah.
- Peta skala besar dengan skala 1:5.000 sampai 1: 250.000. peta ini digunakan untuk menggambar wilayah sempit, misal peta kabupaten.
- Peta skala sedang dengan skala 1: 250.000 sampai 1: 500.000. peta ini digunakan untuk menggambar wilayah yang agak luas, misalnya peta provinsi.
- Peta skala kecil dengan skala 1: 500.000 sampai 1: 1.000.000. peta ini untuk menggambarkan wilayah yang cukup luas, contoh peta suatu negara.
- Peta skala sangat kecil dengan ukuran skala lebih dari 1: 1.000.000. peta ini digunakan untuk peta skala geografi. Contoh untuk menggambar peta benua atau peta dunia.
Berdasarkan Isi atau Data Penyajian
Dibedakan menjadi tiga kategori:
- Peta topografi, merupakan peta yang menggambarkan relief permukaan bumi ditandai dengan adanya garis kontur. Garis kontur ini garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama.
- Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dengan skala sedang. Dlaam peta tersebut, semua informasi kenampakan suatu wilayah dimunculkan.
- Peta tematik, yaitu peta yang terdiri atas satu atau beberapa tema dengan informasi yang lebih mendalam, baik kondisi fisik ataupun sosial budayanya. Contoh peta tematik adalah peta curah hujan, peta persebaran suku bangsa di Indonesia, dan peta persebaran barang tambang.
Berdasarkan Keadaan Objek
Berdasarkan keadaan objeknya, peta dibedakan menjadi dua yaitu:
- Peta stasioner, menggambarkan keadaan permukaan bumi yang bersifat relatif stabil. Contoh: peta geologi.
- Peta dinamis, menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya selalu berubah tiap periode. Contoh, peta kepadatan penduduk, peta persebaran penduduk, dan peta penggunaan lahan.
Baca juga: Pengetahuan Dasar Ilmu Geografi
Pemahaman Akhir
Peta dan pemetaan di atas, dapat disimpulkan bahwa peta merupakan representasi grafis dari permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu, dan digambarkan pada bidang datar melalui sistem proyeksi. Fungsi peta sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, antara lain untuk menunjukkan lokasi suatu tempat, menyajikan data geografi, dan sebagai alat analisis untuk mendapatkan kesimpulan.
Ada beberapa macam proyeksi peta, seperti proyeksi azimuthal, kerucut, dan silinder, yang digunakan untuk memetakan berbagai daerah di permukaan bumi. Selain itu, peta juga harus dilengkapi dengan berbagai komponen, seperti judul, skala, simbol, legenda, dan garis koordinat, yang berfungsi untuk mempermudah pembacaan dan pemahaman peta.
Jenis-jenis peta juga beragam, tergantung dari skala, isi atau data penyajian, dan keadaan objek yang digambarkan. Peta topografi menggambarkan relief permukaan bumi dengan garis kontur, peta korografi menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi secara umum, sedangkan peta tematik menyajikan informasi mendalam tentang tema tertentu.
Pemahaman tentang peta dan pemetaan menjadi penting dalam pemahaman geografi dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Peta membantu dalam perencanaan pembangunan, penelitian, dan pemahaman tentang hubungan antarfenomena geografi di permukaan bumi. Semakin luas pengetahuan dan pemanfaatan peta, semakin baik pula pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya bumi bagi kesejahteraan manusia dan lingkungan.
Dari penjelasan di atas, banyak informasi baru yang bisa kamu peroleh terutama informasi tentang peta. Semoga penjelasan tersebut bisa menambah wawasan dan pengetahuan kamu.
Sumber:
Gunawan, T. (2001). Peta, Atlas dan Globe Sebagai Sarana Belajar Geografi. Jakarta: Depdiknas.
Gatot Harmanto. (2016). Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Riwanto. (2010). Aplikasi Peta Budaya Indonesia. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.