Tahukah kamu apa itu senyawa? Senyawa merupakan zat yang terdiri dari dua unsur atau lebih dalam suatu perbandingan yang tetap. Senyawa tidak akan pernah bisa lepas dari dalam kehidupan ini seperti air untuk kebutuhan sehari-hari, urea untuk pupuk, garam dapur untuk makanan dan masih banyak lagi. Begitu banyaknya senyawa yang telah ditemukan di alam atau bahkan bisa disintesis oleh para ilmuwan maka diperlukan tata nama untuk membedakan senyawa–senyawa tersebut.
Untuk memberikan nama suatu senyawa diperlukan suatu sistem penamaan yang tidak sembarangan. Agar lebih jelasnya kamu dapat membaca penjelasan mengenai tata nama senyawa berikut ini.
Daftar Isi
Tata Nama Senyawa Biner (Kovalen)
Senyawa biner merupakan senyawa yang terdiri dari dua unsur. Contohnya karbon dioksida (CO2) terdiri dari unsur karbon dan oksigen, air (H2O) terdiri dari unsur hidrogen dan oksigen, serta metana (CH4) terdiri dari unsur karbon dan hidrogen. Pada aturan penulisan nama senyawa biner, unsur yang kurang elektronegatif ditulis terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh unsur yang lebih elektronegatif. Unsur yang lebih elektronegatif akan diberi nama akhiran –ida.
Contoh:
- HBr = hidrogen bromida
- HCl = hidrogen klorida
- H2S = hidrogen sulfida
- HCN = hidrogen sianida
Jika dua unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu senyawa, maka penamaan senyawa-senyawa tersebut dibedakan dengan menambahkan angka indeksnya dalam bahasa Yunani, yaitu sebagai berikut.
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Contoh:
- PCl3 = posfor triklorida
- PCl5 = posfor pentaklorida
- CO = karbon monoksida
- CO2 = karbon dioksida
- NO2 = nitrogen dioksida
- N2O4 = dinitrogen tetraoksida
- SO2 = sulfur dioksida
- SO3 = sulfur trioksida
- SF4 = sulfur tetrafluorida
- SF6 = sulfur heksafluorida
Baca juga: Yuk Pelajari Tentang Konfigurasi Elektron
Tata Nama Senyawa Ion
Senyawa ion terdiri dari kation dan anion. Pada penulisan tata nama senyawa ion, kation dituliskan terlebih dahulu kemudian anion. Kation pada umumnya berupa logam, sedangkan anion bisa berupa nonlogam atau suatu anion poliatom.
Penamaan senyawa ion dengan logam yang memiliki satu bilangan oksidasi ditulis seperti pada tata nama senyawa biner dengan penambahan akhiran –ida pada anion. Contoh:
- NaCl = natrium klorida
- KBr = kalium bromida
- CaCl2 = kalsium klorida
- Rb2S = rubidium sulfida
- Ba3N2 = barium nitrida
Logam yang memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi bisa membentuk dua atau lebih senyawa ion. Logam-logam yang memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu yaitu pada golongan transisi, golongan IIIA (kecuali Al), IVA, dan VA, Untuk penulisan namanya, bilangan oksidasi ditambahkan di dalam tanda kurung menggunakan angka Romawi setelah kation. Contoh:
Rumus Kimia | Bilangan Oksidasi Logam | Nama Senyawa |
Cu2O | +1 | Tembaga (I) oksida |
CuF2 | +2 | Tembaga (II) fluorida |
Fe(NO3)2 | +2 | Besi (II) nitrat |
FeCl3 | +3 | Besi (III) klorida |
Hg2Cl2 | +1 | Raksa (I) klorida |
HgCl2 | +2 | Raksa (II) klorida |
Tabel nama-nama beberapa kation logam
Tata Nama Senyawa Terner
Senyawa terner merupakan senyawa yang terdiri dari tiga unsur. Senyawa terner dapat berupa asam, basa, dan juga garam.
Asam Terner
Asam terner merupakan senyawa yang terdiri dari unsur hidrogen, oksigen, dan nonlogam. Unsur nonlogam dapat berupa unsur yang memiliki satu bilangan oksidasi atau lebih, untuk penamaan hanya berbeda pada akhirannya. Asam dengan unsur logam yang memiliki bilangan oksidasi lebih tinggi diberi akhiran –at, sedangkan yang bilangan oksidasinya lebih rendah diberi akhiran –it.
Contoh:
Rumus Kimia | Bilangan Oksidasi | Nama Senyawa |
HNO2 | +3 | Asam nitrit |
HNO3 | +5 | Asam nitrat |
H2SO3 | +4 | Asam sulfit |
H2SO4 | +6 | Asam sulfat |
HBrO2 | +3 | Asam bromit |
HBrO3 | +5 | Asam bromat |
H3PO3 | +3 | Asam fosfit |
H3PO4 | +5 | Asam fosfat |
Selain itu tata nama asam terner juga dibedakan menurut jumlah atom O yang ada pada senyawa asam tersebut. Contoh:
Rumus Kimia | Nama Senyawa |
HClO4 | Asam perklorat |
HClO3 | Asam klorat |
HClO2 | Asam klorit |
HClO | Asam hipoklorit |
Tata Nama Basa
Tata nama basa sama dengan tata nama senyawa ion. Kation dari basa berupa logam dan anion berupa ion hidroksida (OH–). Contoh:
- NaOH = natrium hidroksida
- Mg(OH)2 = magnesium hidroksida
- Al(OH)3 = aluminium hidroksida
- Cu(OH)2 = tembaga (II) hidroksida
Tata Nama Garam
Garam merupakan senyawa ion yang terdiri dari kation sisa basa dan anion sisa asam. Tata nama dari garam juga sama dengan tata nama senyawa ion. Contoh:
Kation | Anion | Rumus Kimia | Nama Senyawa |
Ca2+ | Cl– | CaCl2 | Kalsium klorida |
Na+ | I– | NaI | Natrium iodida |
NH4+ | SO42- | (NH4)2SO4 | Amonium sulfat |
Li+ | ClO4– | LiClO4 | Litium perklorat |
Fe2+ | PO42- | FePO4 | Besi (II) fosfat |
Baca juga: Yuk Ketahui Sistem Periodik Unsur
Pemahaman Akhir
Senyawa adalah zat yang terdiri dari dua unsur atau lebih dalam suatu perbandingan tetap. Senyawa tersebut memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, urea, dan garam dapur. Agar dapat membedakan senyawa-senyawa tersebut, diperlukan tata nama yang sistematis.
Tata nama senyawa biner kovalen mengikuti aturan di mana unsur yang kurang elektronegatif ditulis terlebih dahulu, diikuti oleh unsur yang lebih elektronegatif. Unsur yang lebih elektronegatif diberi akhiran “-ida”. Selain itu, jika terdapat lebih dari satu senyawa yang terbentuk dari dua unsur tersebut, angka indeks dalam bahasa Yunani ditambahkan untuk membedakan senyawa-senyawa tersebut.
Senyawa ion terdiri dari kation dan anion. Pada penamaan senyawa ion, kation ditulis terlebih dahulu diikuti oleh anion. Kation umumnya berupa logam, sedangkan anion dapat berupa nonlogam atau anion poliatom. Kation logam yang memiliki satu bilangan oksidasi ditulis seperti dalam tata nama senyawa biner dengan penambahan akhiran “-ida” pada anion. Jika logam memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi, angka Romawi ditambahkan di dalam tanda kurung setelah nama kation.
Senyawa terner terdiri dari tiga unsur, yaitu asam, basa, dan garam. Asam terner terdiri dari hidrogen, oksigen, dan nonlogam. Nama asam terner tergantung pada bilangan oksidasi nonlogam dan jumlah atom oksigen dalam asam tersebut. Basa memiliki nama yang sama dengan senyawa ion, di mana kation berupa logam dan anion berupa ion hidroksida (OH-). Garam merupakan senyawa ion yang terdiri dari kation sisa basa dan anion sisa asam.
Dengan menggunakan sistem tata nama yang benar, kita dapat mengidentifikasi dan mengkomunikasikan senyawa-senyawa dengan jelas dan sistematis. Ini penting dalam bidang kimia untuk memahami sifat-sifat dan interaksi antara senyawa-senyawa tersebut.
Demikianlah penjelasan mengenai tata nama senyawa. Sekarang kamu sudah tau bagaimana tata nama dari suatu senyawa. Semoga penjelasannya bermanfaat.
Referensi:
Utami,B., dkk. (2009). Kimia Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Whitten. (2013). Chemistry 12th Edition. Brooks Cole.