8 Contoh Teks Debat Sebagai Pembicara 4 Pengulangan

Daftar Isi

Apakah Anda pernah bertanya-tanya bagaimana suatu debat dapat menjadi begitu menarik dan bermanfaat? Pada artikel ini, kita akan menjelajahi dunia debat melalui lensa yang unik, di mana kami mengupas tuntas tentang peran penting yang dimainkan oleh keempat pihak dalam sebuah debat yang melibatkan pengulangan sebagai strategi utama. Dari moderator yang bijaksana hingga tim pendukung yang gigih, dari tim oposisi yang tajam hingga tim netral yang objektif, kami akan menyoroti bagaimana masing-masing pihak menggunakan keunikan mereka untuk menghadirkan debat yang mengesankan.

Artikel ini tidak hanya sekadar memberikan gambaran umum tentang peran masing-masing pihak dalam debat, tetapi juga menggali secara mendalam bagaimana mereka memahami dan menerapkan strategi debat yang efektif. Dengan membaca artikel ini, Anda akan dijamin terlibat dalam pemahaman yang lebih dalam tentang dunia debat, serta mendapatkan wawasan yang bermanfaat tentang bagaimana pengulangan menjadi kunci sukses dalam sebuah diskusi yang produktif.

Jadi, mari kita mulai perjalanan intelektual ini bersama-sama dan telusuri rahasia di balik keempat pengulangan dalam sebuah debat yang memukau. Siapkan diri Anda untuk dihantarkan pada pandangan yang mendalam dan bermanfaat yang akan membuka mata Anda terhadap kekuatan sebenarnya dari sebuah argumen yang terstruktur dengan baik.

Contoh Teks Debat Sebagai Pembicara: Memahami 4 Pengulangan

Dalam arena debat, pengulangan adalah senjata ampuh yang sering digunakan oleh setiap tim untuk memperkuat argumen mereka. Dalam teks debat ini, kita akan menggali lebih dalam tentang bagaimana setiap tim menggunakan strategi pengulangan untuk mempengaruhi pendapat dan memenangkan persaingan.

Pengantar

Dalam debat, setiap tim memiliki peran yang ditugaskan – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral. Namun, satu teknik yang digunakan secara konsisten oleh setiap tim adalah pengulangan. Pengulangan adalah penggunaan kembali argumen atau informasi tertentu untuk memperkuat posisi dan meningkatkan pengaruh.

Moderator: Mengatur dan Menyajikan Pertanyaan

Moderator memiliki peran penting dalam membawa debat ke jalur yang teratur dan produktif. Mereka bertanggung jawab untuk mengatur pertanyaan yang relevan dan menuntun jalannya debat. Dalam pengulangan, moderator memainkan peran kunci dengan mengulangi pertanyaan kunci atau fokus diskusi untuk memastikan bahwa setiap tim memberikan tanggapan yang sesuai.

Tim Pendukung: Menguatkan Argumen dengan Pengulangan

Tim pendukung menggunakan pengulangan untuk memperkuat argumen mereka secara konsisten. Mereka akan mengulangi poin-poin kunci yang mendukung posisi mereka dengan harapan bahwa semakin sering informasi tersebut disampaikan, semakin kuat kesan yang akan diberikan pada audiens. Misalnya, jika tim pendukung membela kebijakan tertentu, mereka akan secara teratur mengulangi manfaat-manfaat dari kebijakan tersebut untuk meyakinkan audiens.

Tim Oposisi: Mengekspos Kekurangan dengan Pengulangan

Di sisi lain, tim oposisi menggunakan pengulangan untuk mengekspos kekurangan atau kelemahan dalam argumen lawan. Mereka akan secara konsisten mengulangi poin-poin yang menyoroti masalah-masalah yang ada dalam argumen lawan untuk meragukan keabsahan posisi tersebut. Dengan melakukan ini, mereka berharap dapat mempengaruhi audiens untuk mempertanyakan atau bahkan menolak pandangan lawan.

Tim Netral: Menganalisis dan Menilai dengan Pengulangan

Tim netral memainkan peran unik dalam debat. Mereka menggunakan pengulangan untuk menyampaikan analisis dan evaluasi objektif tentang argumen yang disajikan oleh kedua belah pihak. Dengan mengulangi poin-poin kritis dari setiap argumen, mereka membantu audiens untuk memahami perspektif yang berbeda dan membuat keputusan yang terinformasi.

Kesimpulan

Dalam teks debat ini, kita telah melihat bagaimana pengulangan digunakan oleh setiap tim dalam debat – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral. Dengan memahami bagaimana pengulangan dapat memengaruhi pendapat dan hasil debat, kita dapat menjadi pembicara yang lebih efektif dan terampil dalam berdebat.

Penggunaan Teknik “Red Herring” dalam Debat: Analisis dari Empat Perspektif

Dalam dunia debat, teknik “red herring” adalah senjata yang kuat yang digunakan oleh para pembicara untuk mengalihkan perhatian dari isu utama. Dalam teks debat ini, kami akan menjelajahi bagaimana setiap tim – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral – memanfaatkan teknik ini dalam upaya mereka untuk memenangkan argumen.

Pendahuluan

Teknik “red herring” digunakan ketika seseorang sengaja mengalihkan perhatian dari topik yang sedang dibahas dengan memperkenalkan isu yang tidak relevan. Dalam konteks debat, teknik ini bisa sangat efektif untuk mengalihkan perhatian audiens dari kelemahan argumen atau memperkuat posisi tertentu.

Moderator: Mengelola Arah Diskusi

Moderator memiliki tanggung jawab untuk memastikan debat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Dalam hal penggunaan teknik “red herring”, moderator harus waspada terhadap upaya-upaya dari setiap tim untuk mengalihkan perhatian dari isu utama. Tugas mereka adalah untuk membawa debat kembali ke jalur yang tepat saat sebuah “red herring” diperkenalkan.

Tim Pendukung: Membangun Arah dengan “Red Herring”

Tim pendukung dapat menggunakan teknik “red herring” untuk membangun argumen mereka dengan mengalihkan perhatian dari kelemahan dalam argumen lawan atau dengan memperkenalkan isu yang dapat menguntungkan posisi mereka. Dengan mengalihkan perhatian audiens, mereka berharap dapat menciptakan kesan yang lebih menguntungkan untuk argumen mereka sendiri.

Tim Oposisi: Mengungkapkan Kebiasaan dengan “Red Herring”

Di sisi lain, tim oposisi dapat menggunakan teknik “red herring” untuk mengungkapkan kebiasaan tim pendukung dalam mengalihkan perhatian dari isu-isu yang sebenarnya penting. Dengan menyoroti penggunaan “red herring” oleh lawan, mereka berharap dapat meragukan keabsahan argumen yang disampaikan oleh tim pendukung.

Tim Netral: Menganalisis dengan Kritis

Tim netral memiliki peran penting dalam menganalisis penggunaan teknik “red herring” oleh kedua belah pihak. Mereka harus dapat melihat melampaui upaya-upaya untuk mengalihkan perhatian dan fokus pada isu-isu yang sebenarnya relevan. Dengan memberikan evaluasi objektif tentang penggunaan teknik ini, mereka membantu audiens untuk memahami esensi dari debat.

Kesimpulan

Dalam teks debat ini, kami telah melihat bagaimana teknik “red herring” digunakan oleh setiap tim dalam debat – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral. Dengan memahami bagaimana teknik ini digunakan dan dihadapi oleh setiap pihak, kita dapat menjadi pembicara yang lebih terampil dan mampu dalam membawa debat ke arah yang produktif.

Pentingnya Logika dalam Debat: Perspektif dari Empat Pihak

Dalam dunia debat, logika merupakan pondasi yang kuat untuk membangun argumen yang meyakinkan. Dalam teks debat ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana setiap tim – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral – memahami dan memanfaatkan logika dalam upaya mereka untuk memenangkan argumen.

Pendahuluan

Logika adalah kunci dalam membangun argumen yang kuat dan meyakinkan. Dalam konteks debat, kemampuan untuk menggunakan logika dengan tepat dapat membuat perbedaan antara kemenangan dan kekalahan.

Moderator: Menjaga Keseimbangan dan Rasionalitas

Moderator memiliki peran penting dalam memastikan bahwa setiap argumen didasarkan pada logika yang kuat. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa argumen yang disampaikan oleh setiap tim memiliki dasar yang rasional dan konsisten. Dalam hal ini, moderator harus siap untuk mengidentifikasi ketidaklengkapan dalam pemikiran logis dan mengarahkan debat ke arah yang lebih produktif.

Tim Pendukung: Membangun Argumen dengan Logika yang Kuat

Tim pendukung harus mampu membangun argumen mereka dengan menggunakan logika yang kuat dan konsisten. Mereka harus dapat menyajikan premis-premis yang masuk akal dan menghubungkannya dengan kesimpulan yang meyakinkan. Dengan melakukan ini, mereka dapat membujuk audiens untuk menerima pandangan mereka.

Tim Oposisi: Mengidentifikasi Kekurangan dalam Pemikiran Logis

Tim oposisi memiliki tugas untuk mengidentifikasi kekurangan dalam pemikiran logis yang disajikan oleh tim pendukung. Mereka harus mampu menguraikan premis-premis yang lemah atau kesalahan dalam penalaran untuk meragukan keabsahan argumen lawan. Dengan melakukan ini, mereka berusaha untuk mempengaruhi audiens untuk mempertanyakan atau bahkan menolak pandangan lawan.

Tim Netral: Menganalisis dengan Objektif

Tim netral harus mampu menganalisis argumen dari sudut pandang yang objektif dan kritis. Mereka harus dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam logika yang digunakan oleh setiap tim. Dengan memberikan evaluasi yang objektif, mereka membantu audiens untuk memahami dan mengevaluasi argumen secara lebih baik.

Kesimpulan

Dalam teks debat ini, kita telah melihat pentingnya logika dalam debat dari perspektif empat pihak yang berbeda – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral. Dengan memahami dan memanfaatkan logika dengan baik, setiap tim dapat meningkatkan peluang mereka untuk memenangkan argumen dan mempengaruhi pendapat audiens.

Etika Komunikasi dalam Debat: Tinjauan dari Berbagai Perspektif

Dalam setiap debat, etika komunikasi memainkan peran penting dalam memastikan bahwa diskusi berlangsung dengan adil, hormat, dan produktif. Dalam teks debat ini, kita akan melihat bagaimana setiap pihak – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral – memahami dan menerapkan etika komunikasi dalam konteks debat.

Pendahuluan

Etika komunikasi adalah aturan atau prinsip yang mengatur cara berkomunikasi dengan orang lain. Dalam debat, penting untuk menjaga etika komunikasi agar diskusi tetap sehat dan bermanfaat.

Moderator: Memastikan Kehormatan dan Keseimbangan

Moderator memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap pembicara dan tim dihormati dan diberi kesempatan yang sama untuk berbicara. Mereka harus memastikan bahwa diskusi berlangsung dengan adil dan tidak memihak, serta mengatasi konflik atau pelanggaran etika komunikasi yang mungkin timbul selama debat.

Tim Pendukung: Menjunjung Etika dalam Menyampaikan Argumen

Tim pendukung harus mengutamakan etika komunikasi dalam menyampaikan argumen mereka. Mereka harus menghindari retorika yang merendahkan atau menyerang lawan, dan sebaliknya, fokus pada penyajian argumen dengan cara yang jelas, logis, dan hormat.

Tim Oposisi: Mengevaluasi dan Menanggapi dengan Hormat

Tim oposisi juga harus berkomunikasi dengan etika yang tinggi. Mereka harus menghargai argumen lawan, menghindari serangan pribadi, dan fokus pada kritik substansial terhadap posisi lawan. Dengan melakukan ini, mereka memastikan bahwa diskusi tetap terfokus pada substansi argumen dan bukan pada konflik personal.

Tim Netral: Menjaga Objektivitas dan Kesopanan

Tim netral memiliki peran khusus dalam memastikan bahwa etika komunikasi dipertahankan sepanjang debat. Mereka harus memberikan komentar dan evaluasi yang obyektif terhadap kinerja setiap tim, tetapi juga menekankan pentingnya menghormati norma-norma komunikasi yang baik.

Kesimpulan

Dalam teks debat ini, kita telah melihat bagaimana etika komunikasi diterapkan dalam debat dari perspektif empat pihak yang berbeda – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral. Dengan menjunjung tinggi etika komunikasi, setiap tim dapat memastikan bahwa diskusi berlangsung dengan adil, hormat, dan produktif, serta meningkatkan kredibilitas dan dampak dari argumen yang disampaikan.

Peran Fakta dalam Debat: Analisis dari Berbagai Sudut Pandang

Dalam dunia debat, penggunaan fakta adalah kunci untuk memperkuat argumen dan meyakinkan audiens. Dalam teks debat ini, kita akan menjelajahi bagaimana setiap pihak – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral – memahami dan memanfaatkan peran fakta dalam upaya mereka untuk memenangkan argumen.

Pendahuluan

Fakta adalah informasi yang didukung oleh bukti dan data yang dapat diverifikasi. Dalam debat, penggunaan fakta yang tepat dapat meningkatkan kepercayaan dan kekuatan argumen.

Moderator: Memastikan Keakuratan dan Keterbukaan

Moderator memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap fakta yang disajikan oleh setiap tim adalah akurat dan relevan. Mereka harus memfasilitasi diskusi yang didasarkan pada bukti dan data yang dapat diverifikasi, serta membuka ruang bagi perdebatan yang terbuka dan jujur.

Tim Pendukung: Memperkuat Argumen dengan Fakta yang Kuat

Tim pendukung harus mampu menggunakan fakta yang kuat untuk memperkuat argumen mereka. Mereka harus dapat menyajikan data, statistik, dan bukti yang mendukung posisi mereka dengan jelas dan meyakinkan. Dengan menggunakan fakta yang tepat, mereka dapat membujuk audiens untuk menerima pandangan mereka.

Tim Oposisi: Mengevaluasi dan Merevisi Fakta yang Disajikan

Tim oposisi memiliki tugas untuk mengevaluasi fakta yang disajikan oleh tim pendukung dan, jika perlu, menantang keakuratan atau interpretasi fakta tersebut. Mereka harus siap untuk menyajikan bukti atau data alternatif yang dapat meragukan keabsahan argumen lawan. Dengan melakukan ini, mereka berusaha untuk memperdebatkan posisi lawan dengan lebih efektif.

Tim Netral: Mengamati dan Menganalisis Fakta dengan Objektif

Tim netral harus menganalisis fakta yang disajikan oleh kedua belah pihak dengan objektif dan kritis. Mereka harus dapat mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dari setiap argumen berdasarkan bukti yang diberikan. Dengan memberikan evaluasi yang obyektif, mereka membantu audiens untuk memahami dan mengevaluasi argumen secara lebih baik.

Kesimpulan

Dalam teks debat ini, kita telah melihat peran fakta dalam debat dari perspektif empat pihak yang berbeda – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral. Dengan menggunakan fakta yang tepat dan relevan, setiap tim dapat meningkatkan peluang mereka untuk memenangkan argumen dan mempengaruhi pendapat audiens.

Peran Emosi dalam Debat: Tinjauan dari Perspektif Beragam

Dalam arena debat, emosi sering kali menjadi elemen yang kuat untuk mempengaruhi pendapat dan reaksi audiens. Dalam teks debat ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana setiap pihak – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral – memahami dan memanfaatkan peran emosi dalam upaya mereka untuk memenangkan argumen.

Pendahuluan

Emosi adalah aspek penting dalam komunikasi manusia yang dapat mempengaruhi pemikiran dan perilaku seseorang. Dalam konteks debat, penggunaan emosi dapat digunakan untuk memperkuat argumen atau memengaruhi pendapat audiens.

Moderator: Mengelola Emosi untuk Keseimbangan Diskusi

Moderator memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa emosi tidak mengambil alih debat secara negatif. Mereka harus menjaga keseimbangan antara kekuatan emosi dan keberatan rasional dalam diskusi. Moderator harus mengarahkan debat ke arah yang produktif dan menghindari konflik yang disebabkan oleh emosi yang tidak terkendali.

Tim Pendukung: Memanfaatkan Emosi untuk Mempengaruhi Pendapat

Tim pendukung sering menggunakan emosi untuk memperkuat argumen mereka dan memengaruhi pendapat audiens. Mereka dapat menggunakan cerita atau contoh yang memancing emosi, seperti kisah-kisah tentang penderitaan atau keberhasilan, untuk membuat argumen mereka lebih menarik dan meyakinkan.

Tim Oposisi: Menganalisis Argumen tanpa Dipengaruhi oleh Emosi

Tim oposisi harus mampu menganalisis argumen lawan tanpa dipengaruhi oleh emosi yang mungkin dipicu oleh argumen tersebut. Mereka harus tetap fokus pada substansi argumen dan menghindari terjebak dalam tanggapan emosional yang dapat mengaburkan pemikiran rasional.

Tim Netral: Menganalisis Dampak Emosional dalam Debat

Tim netral memiliki peran penting dalam menganalisis dampak emosional dalam debat. Mereka harus dapat mengidentifikasi bagaimana penggunaan emosi memengaruhi pendapat dan reaksi audiens, serta memberikan evaluasi yang objektif tentang keefektifan strategi emosional dari setiap tim.

Kesimpulan

Dalam teks debat ini, kita telah melihat peran emosi dalam debat dari perspektif empat pihak yang berbeda – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral. Meskipun emosi dapat menjadi alat yang kuat untuk memengaruhi pendapat, penting untuk menggunakannya dengan bijaksana dan memahami dampaknya dalam konteks debat yang sehat dan produktif.

Pentingnya Etika dalam Debat Online: Perspektif Beragam

Dalam era digital saat ini, debat online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial. Namun, sering kali, debat online dipenuhi dengan ketidaksetujuan, retorika agresif, dan pelanggaran etika. Dalam teks debat ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana setiap pihak – moderator, pengguna pro, pengguna kontra, dan penonton – memahami dan menerapkan etika dalam debat online.

Pendahuluan

Debat online memberikan platform yang luas bagi individu untuk berbagi pandangan dan memperjuangkan argumen mereka. Namun, dalam kerumunan virtual, etika seringkali tertinggal.

Moderator: Menjaga Kebijaksanaan dan Keseimbangan

Moderator memiliki peran penting dalam memastikan bahwa debat online tetap berjalan dengan adil dan menghormati. Mereka harus mengawasi diskusi, menghapus konten yang melanggar etika, dan memastikan bahwa setiap orang diberi kesempatan yang sama untuk berbicara.

Pengguna Pro: Menghormati Lawan dengan Sikap yang Terbuka

Pengguna yang mendukung suatu argumen harus memperjuangkan pandangan mereka dengan hormat terhadap lawan debat. Mereka harus menghindari retorika yang merendahkan dan fokus pada penjelasan argumen mereka dengan jelas dan tegas.

Pengguna Kontra: Mengkritik dengan Tepat dan Bermartabat

Pengguna yang menentang suatu argumen harus dapat mengkritik dengan bijaksana dan bermartabat. Mereka harus menghindari serangan pribadi atau penggunaan bahasa yang kasar, dan sebaliknya, fokus pada kritik substansial terhadap argumen lawan.

Penonton: Mendukung Diskusi yang Sehat dan Produktif

Penonton memiliki peran dalam membentuk atmosfer debat online. Mereka harus memberikan dukungan kepada konten yang mempromosikan diskusi yang sehat dan menghindari memberi perhatian kepada konten yang mengandung retorika yang tidak etis.

Kesimpulan

Dalam teks debat ini, kita telah melihat bagaimana etika diterapkan dalam debat online dari berbagai perspektif – moderator, pengguna pro, pengguna kontra, dan penonton. Dengan menjunjung tinggi etika dalam komunikasi online, kita dapat menciptakan ruang diskusi yang lebih bermanfaat, beradab, dan produktif bagi semua pihak yang terlibat.

Pentingnya Penelitian dalam Debat: Tinjauan dari Perspektif Beragam

Dalam dunia debat yang serba cepat dan berubah, penelitian adalah kunci untuk membangun argumen yang kuat dan meyakinkan. Dalam teks debat ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana setiap pihak – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral – memahami dan menerapkan pentingnya penelitian dalam debat.

Pendahuluan

Penelitian memainkan peran penting dalam menyusun argumen yang didasarkan pada fakta dan bukti yang kuat. Dalam debat, penelitian yang cermat dapat membedakan antara argumen yang meyakinkan dan yang tidak.

Moderator: Memastikan Kesesuaian dan Keandalan Informasi

Moderator memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap argumen yang disampaikan didukung oleh penelitian yang tepat dan kredibel. Mereka harus memeriksa keandalan sumber informasi yang dikutip oleh setiap tim dan memastikan bahwa diskusi didasarkan pada fakta yang akurat.

Tim Pendukung: Memperkuat Argumen dengan Bukti yang Tepat

Tim pendukung harus melakukan penelitian yang cermat untuk memperkuat argumen mereka dengan bukti yang relevan dan kuat. Mereka harus dapat menyajikan data, statistik, dan kutipan dari sumber-sumber terpercaya untuk mendukung posisi mereka dengan keyakinan.

Tim Oposisi: Mengevaluasi dan Menantang Pemahaman

Tim oposisi memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi bukti yang disajikan oleh tim pendukung dan, jika perlu, menantang keabsahan atau interpretasi informasi tersebut. Mereka harus mampu menghadirkan bukti alternatif atau meragukan asumsi yang dibuat oleh lawan.

Tim Netral: Menilai Penelitian dengan Kritis

Tim netral harus mampu menilai penelitian yang disajikan oleh kedua belah pihak dengan objektif dan kritis. Mereka harus mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dari setiap argumen berdasarkan bukti yang diberikan.

Kesimpulan

Dalam teks debat ini, kita telah melihat pentingnya penelitian dalam debat dari perspektif empat pihak yang berbeda – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral. Dengan melakukan penelitian yang cermat dan menggunakan bukti yang tepat, setiap tim dapat meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas argumen mereka, serta mempengaruhi pendapat audiens dengan lebih efektif.

Dalam penutup, kita telah melihat bagaimana keempat pihak – moderator, tim pendukung, tim oposisi, dan tim netral – memainkan peran kunci dalam debat yang melibatkan pengulangan sebagai strategi utama. Dari menjaga keseimbangan hingga memperkuat argumen, setiap pihak memiliki kontribusi yang tak tergantikan dalam menciptakan debat yang bermanfaat dan menginspirasi.

Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang peran masing-masing pihak, kita dapat memahami betapa pentingnya kerjasama dan penghormatan dalam membawa debat ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan demikian, mari kita terus memperkaya diri dengan pengetahuan dan keterampilan debat, serta menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan kebijaksanaan dalam setiap diskusi yang kita hadiri. Semoga artikel ini memberikan inspirasi dan pandangan yang berharga dalam perjalanan intelektual Anda. Terima kasih telah membaca!

Artikel Terbaru

Wangsa Darwanma

Seorang dosen yang mengabdi pada kampus di Yogyakarta. Selalu suka belajar dan mengajar. Menulis merupakan cara saya berbagi ilmu pengetahuan. Berdebat merupakan sesuatu yang akan melatih otak oleh karena itu saya menyukai hal tersebut. Salam literasi!

Tulis Komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *