Sulawesi Tengah atau disingkat dengan Sulteng merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berada di bagian tengah Pulau Sulawesi, Indonesia. Ibu kota provinsi Sulteng adalah Kota Palu yang memiliki luas 61.841,29 km² secara keseluruhan.
Mengenai seni dan budaya, Sulawesi Tengah mewariskan kebudayaannya secara generasi ke generasi. Dengan tradisi yang berkaitan pada aspek kehidupan dijaga dalam kehidupan masyarakatnya sehari-hari. Terutama pada kesenian alat musik yang beragam antara daerah yang satu dengan yang lainnya.
Alat musik tradisional tersebut berguna sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Ada pula yang dipertunjukkan pada waktu upacara kematian di wilayah beretnis Kaili. Nah, kali ini saya akan membahas alat musik Sulawesi Tengah. Berikut ulasannya.
Daftar Isi
1. Santu
Pembuatan alat musik tradisional ini berasal dari bambu yang mungkin masih satu jenis dengan sitar tabung dan kelompok-kelompok ideo-kordofon. Pada bagian kulit tengah bambu dilubangi sebagai resonatornya yang nantinya sewaktu dipetik bunyi yang dihasilkan bisa terdengar sedikit lebih kencang.
Umumnya, alat musik santu ini sering dimainkan oleh masyarakat di Sulawesi Tengah sebagai pengiring waktu senggang di sawah. Pemain memainkan alat musik sambil melihat awan dan terkadang anak-anak muda saat bermain perang-perangan. Selain itu, alat musik santu ini juga menjadi alat komunikasi di kelompok mereka.
2. Ganda atau Kanda
Alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul ini merupakan alat musik tradisional Sulawesi. Alat musik ganda masih sejenis dengan alat musik pukul lainnya seperti gendang, akan tetapi ukurannya lebih kecil dan lebih ramping dibandingkan dengan Gendang Jawa.
Bunyi yang dihasilkan alat musik ganda ini juga hampir sama dengan gendang kecil yang berasal dari provinsi lainnya. Alat musik ganda ini dapat dimainkan oleh semua pemuda maupun anak-anak.
3. Paree atau Pare’e
Pembuatan alat musik ini berasal dari bambu, dengan bahan buluh tui dan rotan. Alat musik paree dimainkan sebagai alat musik hiburan pada waktu senggang dan menjadi alat perkenalan atau pergaulan antar anggota kelompok di masyarakat. Biasanya, alat musik paree memiliki warna kecokelatan yang sesuai dengan warna bambu yang sudah dikeringkan.
Alat musik paree ini bisa dimainkan dengan posisi berdiri ataupun duduk, yang kemudian dimainkan dengan cara dipukul menggunakan telapak tangan kanan atau kiri.
4. Gimba
Alat musik tradisional ini memiliki bentuk panjang dan bulat yang dibuat dari kayu, kulit anoa, kulit sapi atau kulit kerbau, dan rotan. Alat musik gimba dimainkan sebagai pengiring tari-tarian pada upacara Balia. Selain itu juga sering digunakan sebagai latihan pencak silat atau pertandingan.
Untuk memainkan alat musik tradisional ini adalah dengan cara dipukul dengan menggunakan tangan kosong, dan ada pula yang menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu atau rotan. Bunyi yang dihasilkan alat musik ini berasal dari teknik pemainan memukul saling berbalasan dan bervariasi.
Baca juga: 13 Suku di Pulau Sulawesi
5. Tatali
Alat musik tradisional yang katanya hampir mirip dengan alat musik suling ini berasal dari daerah Sulawesi Tengah. Untuk memainkan alat musik ini adalah dengan cara ditiup yang juga dimainkan pada suku To Wana. Tidak sembarang orang dapat memainkan alat musik tradisional ini. Hal tersebut dikarenakan ukurannya mencapai 50 cm dengan diameter 2 cm.
Alat musik tatali memiliki 3 lubang yang berguna sebagai resolusi udara tempat pemain meletakkan jari-jarinya. Yang mana hanya ada 3 pilihan nada saja atau tergantung kelihaian dari si pemain untuk memainkan alat musik tradisional ini. Maka dari itu, bila ingin menghasilkan bunyi yang enak didengar, pemain perlu menggunakan teknik khusus dalam meniupnya menggunakan perasaan.
6. Lalove
Pembuatan alat musik ini berasal dari bambu. Pada bagian badan alat musik lalove diberi motif bunga dan tumpal yang dibuat dengan teknik bakar. Alat musik lalove mempunyai enam lubang yang berfungsi sebagai pengatur nada.
Dulunya, instrumen alat musik ini dimainkan secara individual atau tunggal dan pada waktu upacara Balia atau upacara penyembuhan. Hal ini karena alat musik yang menyerupai suling ini dipercaya dapat memanggil roh guna membantu menyembuhkan penyakit. Selain melestarikannya, saat ini alat musik lalove ini dimainkan secara bersamaan dengan alat musik gendang dan gong.
7. Tutuba
Pembuatan alat musik Sulawesi Tengah ini berasal dari bambu dan memiliki dawai. Alat musik ini merupakan alat musik khas suku To Wana. Suku To Wana merupakan penduduk asli di wilayah Wana Bulang yang tinggal di wilayah Kabupaten Morowali, dengan pemukiman yang berada di Kecamatan Mamosolato, Petasia, dan Soyojaya, serta ada juga di wilayah pedalaman di Kabupaten Lueuk Banggai, Sulawesi Tengah. Suku Wana juga disebut sebagai Tau Taa Wana yang artinya “orang yang tinggal di hutan”.
Alat musik tradisional dimainkan sebagai sarana hiburan oleh masyarakat setempat. Selain itu juga menjadi pengiring acara syukuran, pesta rakyat dan lain-lainnya.
8. Yori
Alat musik Sulawesi Tengah ini dibuat dari bahan alam seperti kulit pelepah enau dan tali yang terbuat dari kulit kayu. Alat musik yori dimainkan pada saat melihat gerhana bulan atau gerhana matahari bagi masyarakat suku bangsa Kulawi. Namun, fungsi utama alat musik yori ini adalah sebagai alat untuk menghibur diri sendiri. Maka dari itu bunyi yang diciptakan oleh alat musik ini tidak terdengar keras, atau setidaknya suasana tidak terdengar lebih sunyi.
Proses pembuatan alat musik yori ini juga memakan waktu lama atau tergantung dari bahan yang tersedia. Bila penciptanya sudah menyediakan bahan dengan lengkap, maka proses pembuatan akan semakin cepat.
Alat musik ini juga termasuk jenis harpa mulut yang memanfaatkan bagian lidah sebagai vibrator, rongga mulut sebaran resonator, sementara tali pada alat musik yori berguna sebagai pengatur nada.
9. Geso-Geso
Awalnya alat musik tradisional ini memiliki nama asli yaitu Pa’ Geso’ Geso. Namun masyarakat lebih mudah menyebutkannya sebagai Geso-Geso. Untuk memainkan alat musik geso-geso ini adalah dengan cara digesek, walaupun alat musik ini hanya memiliki satu buah dawai saja namun tetap bisa dimainkan.
Proses pembuatan alat musik geso-geso ini adalah harus mempunyai sifat kuat dan keras yang ada pada tempurung yang kemudian akan dilapisi kulit binatang. Hal tersebut berguna sebagai membran pengeras bunyi. Sementara alat penggeseknya dibuat dari serat kayu atau bisa juga dengan ijuk yang kemudian diikatkan pada sebuah rotan.
10. Talindo
Pembuatan alat musik Sulawesi Tengah ini berasal dari tempurung kelapa yang berguna sebagai resonator. Kemudian bahan kayu yang berguna sebagai badan dan kayu berguna sebagai petikannya. Alat musik talindo dimainkan pada waktu pesta panen, yang juga selalu dimainkan oleh para remaja dan pemuda di Sulawesi.
Baca juga: 8 Alat Musik Sulawesi Barat
Penutup
Sulawesi Tengah, atau Sulteng, merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan warisan seni dan budaya. Kesenian tradisional di daerah ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, dan masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Salah satu aspek yang menarik dari kesenian Sulawesi Tengah adalah alat musik tradisional yang beragam. Alat musik ini memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan digunakan sebagai hiburan, bukan sebagai bagian dari ritual keagamaan.
Dengan keberagaman alat musik tradisional ini, kesenian Sulawesi Tengah menjadi semakin kaya dan menarik. Upaya pelestarian dan pengenalan akan seni dan budaya ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan dan menghargai warisan budaya yang berharga bagi masyarakat Sulawesi Tengah.
Demikian adalah alat musik tradisional khas Sulawesi Tengah yang perlu kita lestarikan dan jaga keberadannya. Semoga bermanfaat!
Komentar