Daftar Isi
Siapa di antara kita yang tidak pernah tergoda atau terjebak dalam godaan seksual? Memang, menjaga diri dari segala bentuk nafsu yang berlebihan adalah tugas yang sulit dilakukan. Namun, dalam 1 Korintus 6:18-20, kita bisa menemukan inspirasi dan motivasi yang kuat untuk tidak menyerah pada godaan yang menghancurkan.
Pesan yang disampaikan dalam ayat ini sangat relevan dalam era digital saat ini. Di zaman di mana akses informasi dan konten dewasa semakin mudah didapatkan, menjaga integritas diri sepertinya semakin sulit. Namun, sebagai umat beriman, kita dituntut untuk mempertahankan tubuh kita sebagai “Bait Roh Kudus” yang suci.
Bait Roh Kudus. Kata-kata tersebut mencerminkan kedalaman spiritual yang harus kita jaga. Tubuh kita bukanlah sekadar alat untuk memuaskan keinginan nafsu jasmani semata, tetapi merupakan tempat kediaman Roh Kudus yang suci dan murni.
Dalam ayat ini, kita diajak untuk “melarikan diri” dari godaan seksual yang merusak jiwa dan tubuh kita. Melarikan diri bukan berarti kita harus secara fisik berlari meninggalkan tempat godaan, tetapi lebih pada menjauhi pikiran dan perasaan negatif yang memicu godaan tersebut. Ketika kita mengalihkan fokus kita pada hal-hal yang positif dan membangun, godaan tersebut akan menjadi semakin lemah dan mudah diatasi.
Kita juga diajak untuk mempersiapkan diri sebagai “orang yang bertobat” dan “hidup yang suci”. Mengakui dosa kita dan meminta pertolongan Tuhan dalam mengendalikan nafsu merupakan langkah awal yang penting dalam meraih kemenangan atas godaan yang menghancurkan. Kita harus bersikap aktif dalam membentuk kebiasaan-kebiasaan positif yang membantu kita mempertahankan tubuh kita tetap suci dan jauh dari godaan dosa.
Penting untuk diingat bahwa tubuh kita bukanlah milik kita sepenuhnya. Kita adalah “syukur dengan harga sangat mahal”. Tubuh kita adalah anugerah dari Tuhan, yang telah membebaskan kita dengan harga setinggi mungkin, yaitu darah Kristus. Oleh karena itu, kita harus menghargai dan merawat tubuh kita sebagai bentuk kasih dan kehormatan kepada-Nya.
Dalam menghadapi godaan dan ujian hidup, marilah kita mengambil inspirasi dari 1 Korintus 6:18-20. Biarkan pesan ini mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan tubuh kita sebagai “Bait Roh Kudus” yang suci. Dengan cara ini, kita akan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengalami hidup yang penuh sukacita dan kemenangan.
Jawaban 1 Korintus 6:18-20
Jawaban untuk pertanyaan ini dapat diambil dari ayat Alkitab 1 Korintus 6:18-20 yang berbunyi:
Ayat 18:
“Peliharalah dirimu dari percabulan. Setiap dosa yang diperbuat oleh manusia di luar tubuh, tetapi orang yang berbuat percabulan, berdosa terhadap tubuhnya sendiri.”
Ayat 19-20:
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yang kamu terima dari Allah, dan bahwa kamu bukan milikmu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah dibayar. Karena itu, muliakanlah Allah dalam tubuhmu.”
Penjelasan:
Ayat-ayat ini ditulis oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Paulus menekankan pentingnya menjaga kemurnian dan kudusnya tubuh sebagai bentuk penghormatan kepada Allah. Ia merujuk pada dosa percabulan, yang merujuk pada hubungan seksual di luar pernikahan.
Paulus menjelaskan bahwa dosa percabulan berbeda dari dosa-dosa yang lain karena berdosa terhadap tubuh kita sendiri. Tubuh adalah “bait Roh Kudus” yang diam di dalam kita, yang diberikan oleh Allah. Oleh karena itu, kita diingatkan bahwa tubuh kita bukanlah milik kita sendiri, melainkan milik Allah. Tubuh kita adalah tempat tinggal Roh Kudus, dan kita harus berusaha untuk menjaganya suci dan murni.
Roh Kudus adalah hadiah yang diberikan oleh Allah kepada kita sebagai umat-Nya. Roh Kudus memberikan kita kekuatan, hikmat, dan pengarahan untuk menjalani hidup ini dengan baik. Oleh karena itu, Paulus mengajak kita untuk menghormati dan memuliakan Allah dalam tubuh kita.
FAQ
FAQ 1: Apa yang dimaksud dengan percabulan?
Jawab:
Percabulan merujuk pada hubungan seksual di luar pernikahan. Dalam konteks Alkitab, percabulan dianggap sebagai dosa yang serius karena melibatkan pelanggaran terhadap kebenaran dan kekudusan dalam hubungan intim. Allah menghendaki hubungan seksual hanya dalam ikatan pernikahan antara seorang pria dan wanita yang sah.
Percabulan dapat merusak hubungan dengan Allah, dengan pasangan kita, dan dengan diri sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orang percaya untuk menjauhi percabulan dan menjaga kemurnian dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan kita.
FAQ 2: Mengapa kita harus menjaga tubuh kita sebagai bait Roh Kudus?
Jawab:
Tubuh kita adalah rumah bagi Roh Kudus. Ketika kita percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidup kita, Roh Kudus datang dan diam di dalam kita. Roh Kudus memberikan kita kekuatan, hikmat, dan pengarahan untuk hidup kudus dan mengasihi Allah.
Memelihara tubuh sebagai bait Roh Kudus adalah wujud penghormatan kepada Allah dan sebagai tanda terima kasih atas kasih dan anugerah-Nya yang melimpah. Dengan menjaga tubuh kita dengan baik, kita mencerminkan kasih kita kepada Allah dan menghormati-Nya sebagai Pencipta dan Juruselamat kita.
Kesimpulan
Dari ayat-ayat dalam Alkitab yang telah kita bahas, kita diajak untuk menjaga kemurnian dan kudusnya tubuh kita sebagai bentuk penghormatan kepada Allah. Menjauhi percabulan dan memelihara tubuh sebagai bait Roh Kudus adalah langkah-langkah konkret yang dapat kita lakukan untuk menghormati dan memuliakan Allah.
Tindakan ini bukan hanya menunjukkan cinta kita kepada Allah, tetapi juga mempengaruhi kualitas hubungan kita dengan orang lain. Ketika kita menjaga kemurnian dan kudusnya tubuh kita, kita mencerminkan kekudusan Allah dan menjadi teladan bagi orang lain. Kita juga memberikan kesaksian yang positif tentang iman kita kepada dunia di sekitar kita.
Oleh karena itu, mari kita berupaya untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab, termasuk menjaga tubuh kita sebagai bait Roh Kudus. Mari kita berusaha meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya menjauhi dosa percabulan dan menjaga kemurnian dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan kita.
Alkitab menjadi panduan dan sumber kebijaksanaan bagi kita. Marilah kita selalu mempelajari Firman-Nya dan meminta pertolongan dan kuasa dari Roh Kudus untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan melakukan hal-hal ini, kita dapat menjadi saluran berkat bagi dunia, memuliakan Allah, dan mempengaruhi kehidupan orang lain secara positif.
